tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan proyek pengembangan rumput laut, perikanan hingga pembangunan resort di Natuna, Kepulauan Riau kepada Korea Selatan.
“Tadi saya bicara dengan Deputy Minister MoTIE (Ministry of Trade, Industry and Energy) dari Korea, kita bicara konkret saja, saya tawarkan masuk di Natuna. Ayo kita bikin di sana seaweed industry (industri rumput laut), kemudian perikanan,” katanya dikutip Antara, Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Luhut juga mengusulkan untuk membuat satuan tugas (task force) khusus untuk mempercepat rencana pengembangan proyek tersebut. Ia juga mendorong proyek tersebut bisa disepakati dalam kunjungan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol pada September mendatang.
“Jadi nanti pada waktu Presiden Yoon datang ke Indonesia pada September, kita sudah tanda tangan satu kerja sama yang jelas. Kita berproses pengambilan keputusan sekarang ini sudah sangat cepat di Indonesia,” tegasnya.
Luhut mengungkapkan keinginannya agar Korea Selatan bisa menjadi mitra strategis Indonesia karena memiliki teknologi yang maju. Terlebih komunikasi Indonesia dengan Korea sudah terjalin dengan sangat baik selama ini.
“Saya ingin betul-betul Korea bisa masuk di Natuna, kita ada 800 pulau di sana sekali, jadi kalau kita bikin integrated industry mulai dari seaweed, perikanan, resort untuk elderly, ini potensi. Kami ingin segera itu terjadi. Kami sudah minta kerja sama dengan Deputy Minister MoTIE, untuk segera kita bentuk task force untuk melakukan ini. Jadi jangan hanya kita ketemu kumpul-kumpul saja yang menurut saya menghabiskan waktu kita semua,” tegasnya.
Secara terpisah, dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea Jang Young Jin, sebagaimana dikutip dari keterangan resminya, Luhut ingin agar dibuat satu paket lokasi untuk kerja sama yang fokus untuk pengembangan rumput laut dan perikanan.
“Sebagai negara yang kaya akan sumber daya maritim, kami sungguh berharap Korea dapat membuka pasar untuk produk perikanan dari Indonesia,” katanya.
Luhut menyebutkan bahwa industri rumput laut menjadi sangat potensial untuk dikembangkan, bahkan bisa menjadi pengganti minyak dan bahan baku plastik.
“Saya berharap kita dapat membuat tim gabungan untuk langsung melihat potensi rumput laut ini. Kita dapat bersama-sama berkunjung ke Buleleng, Bali pada Juli nanti,” katanya.
Selain itu, dalam pertemuan tersebut juga dibahas kerja sama perbankan, asuransi, dan finansial. Kemudian, dibahas juga tentang kerja sama ekosistem kendaraan listrik dan baterai lithium. Saat ini, Indonesia sudah menjalin kerja sama yang baik dengan Hyundai Motor. Luhut pun berharap agar perusahaan Korea dapat meningkatkan investasi di bidang terkait, khususnya untuk precursor dan katoda.
“Nantinya, kita akan mampu mengekspor kendaraan yang diproduksi di Indonesia ke negara ASEAN, Australia, Afrika, dan semua negara setir kanan di dunia,” kata Luhut.
Terakhir, dibahas juga mengenai potensi investasi di bidang kesehatan dan bioteknologi antara lain untuk pelatihan pakar, new medicine co-developing, essential medicine product cooperation dan inaugurasi rumah sakit internasional RS Ngoerah Bali dengan Sun Medical.
Wakil Menteri Jang Young Jin menerima dengan baik masukan dari Menko Luhut. Nantinya seluruh potensi kerja sama yang disampaikan akan dilanjutkan dengan rapat lanjutan dalam dua bulan mendatang.
Editor: Anggun P Situmorang