tirto.id - Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno mengatakan, tarif Light Rapid Transportation (LRT) Jabodebek tanpa subsidi bisa mencapai Rp50.000 sekali perjalanan. Oleh karena itu, usulan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sebesar Rp15.000 hingga Rp25.000 sekali jalan dinilai sudah menggunakan subsidi.
"Tanpa subsidi harga tarifnya bisa mencapai Rp50.000," kata Djoko kepada Tirto, Jakarta, Selasa (16/5/2023).
Djoko menjelaskan, tarif usulan KAI itu tergolong ideal. Sebab, rangkaian kereta yang akan digunakan LRT Jabodebek baru.
"Itu sudah dapat PSO (Public Service Obligation), keretanya baru. Bukan seperti KRL yang keretanya bekas. Kereta baru itu 20 kali lipat dari kereta bekas harganya," jelasnya.
Sebelumnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memastikan, operasional Light Rapid Transportation (LRT) Jabodebek dimulai pada Juli 2023 mendatang. Serangkaian uji coba pun terus dilakukan KAI, sebagai BUMN yang ditugaskan untuk mengelola Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut.
"Sejauh ini persiapan untuk launching masih sesuai dengan schedule (Juli). Kami saat ini sedang mempersiapkan untuk trial run LRT Jabodebek," ujar Manager Public Relation KAI Divisi LRT Jabodebek, Kuswardojo kepada Tirto, Selasa (9/5/2023).
PT KAI mengusulkan tarif LRT Jabodebek sebesar Rp15.000 sampai dengan Rp25.000 untuk satu kali perjalanan. "Usulan kami dirange Rp15.000-25.000," kata Kuswardojo.
Walaupun demikan, dia meminta kepada masyarakat untuk menunggu besaran tarif operasional LRT Jabodebek. Karena sampai saat ini pihaknya juga belum mendapatkan keputusan dari pemerintah mengenai tarif.
"Semoga segera terbit sehingga saya juga bisa segera menginformasikan kepada masyarakat," katanya.
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang