Menuju konten utama

Respons Warga soal Tarif Normal LRT Jabodebek: Masih Terjangkau

Manager PR LRT Jabodebek Kuswardoyo menuturkan, tarif yang diberlakukan bagi pengguna jasa minimal Rp3.000 dan tarif maksimal mencapai Rp20.000.

Respons Warga soal Tarif Normal LRT Jabodebek: Masih Terjangkau
Penumpang menaiki kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Stasiun LRT Setiabudi, Jakarta, Senin (18/9/2023). ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/tom.

tirto.id - LRT Jabodebek telah memberlakukan tarif normal per 1 Oktober 2023. Tarif saat ini besarannya mulai dari Rp3.000 hingga Rp20.000. Dan tarif lama sebesar Rp5.000 untuk semua rute sudah tidak berlaku lagi.

Salah satu pengguna LRT Jabodebek Nindi (27) menuturkan, tarif LRT yang normal saat ini menurutnya masih terjangkau. Sebab, LRT ini sendiri, menurutnya, dengan tarif yang berlaku sepadan dan tidak terlalu mahal dengan jarak tempuhnya.

"Soal kemahalan atau tidaknya, kalau saya pribadi tidak terlalu mahal tarifnya. Karena memang jaraknya LRT juga lebih jauh kan, dan menurutku juga kenapa harganya mahal karena pemerintah sudah pasti memperhitungkan jaraknya si LRT dari yang paling ujung sampai ke stasiun yang di tuju," ucap Nindi saat berbincang dengan Tirto, Jakarta, Kamis (5/10/2023).

Selain itu, Nindi juga menyinggung soal minusnya LRT dari sisi teknis. Nindi mengaku LRT Jabodebek sempat mengalami mogok atau berhenti sebelum memasuki stasiun yang di tuju.

"Minusnya menggunakan LRT salah satunya adalah kemarin kan ada kendala mogok atau macet entah di daerah Cawang atau mana," terangnya.

Meski demikian, Nindi bersyukur dengan adanya LRT Jabodebek ini mampu menjadi transportasi umum andalannya ke tempat ia bekerja serta konektivitas dari stasiun LRT dinilai sudah cukup memadai.

"Karena dengan adanya LRT itu bikin yang rumahnya di deket daerah Ciracas ke arah kota lebih enak. Jadi nanti tinggal sambung transportasi lain," ungkapnya.

Berbeda dengan Nindi, Nia (25) menyebut tarif LRT yang normal saat ini masih terbilang cukup mahal meski lebih cepat dari transportasi umum lainnya. Ia justru lebih memilih menggunakan moda transportasi umum lainnya yang lebih murah.

"Ya kan. Ya memang sih jadi lebih cepet, tapi mahal tarifnya. Mending commuter line sama MRT, masih masuk kantong," ungkap Nia.

Sebelumnya, terhitung mulai 1 Oktober 2023 hingga akhir Februari 2024 mendatang tarif LRT Jabodebek maksimal menjadi Rp20.000.

Manager Public Relations LRT Jabodebek Kuswardoyo menuturkan, tarif yang diberlakukan bagi pengguna jasa minimal Rp3.000 dan tarif maksimal mencapai Rp20.000.

"Tercatat selama masa promo tarif flat Rp5.000 rupiah untuk semua relasi LRT Jabodebek mengangkut sebanyak 1,5 juta masyarakat pengguna jasa," ucap Kuswardoyo dikutip dari keterangannya yang dikutip Minggu (1/10/2023).

Keberadaan LRT Jabodebek pasca diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak satu bulan yang lalu, telah mendapatkan sambutan serta antusiasme yang besar dari masyarakat di kawasan Jabodebek.

Kuswardoyo menyebut, LRT Jabodebek saat ini baru mengoperasikan 16 trainset dengan total 234 perjalanan setiap harinya.

"Kehadiran LRT Jabodebek mampu memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk bertransportasi di kawasan padat di sekitar Jabodebek," terangnya.

Menurut Kuswardoyo, Stasiun Dukuh Atas menjadi Stasiun terpadat yang melayani LRT Jabodebek, dengan didominasi oleh penumpang dari kalangan pekerja sebagai pengguna jasanya.

Selain Dukuh Atas, ada Stasiun LRT Jabodebek lainnya dengan pengguna jasa terbanyak seperti, Harjamukti, Bekasi Barat, Jati Mulya dan Kuningan.

“Kami yakin bagi masyarakat yang setiap hari menggunakan LRT Jabodebek, akan tetap memilih LRT Jabodebek untuk bertransportasi dari Jati Mulya di Bekasi Timur dan Harjamukti di Cibubur menuju Dukuh Atas ataupun sebaliknya, karena bebas macet dan jauh lebih nyaman,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait LRT JABODEBEK atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Maya Saputri