Menuju konten utama

Luhut: Pusat Penelitian Genom Danau Toba Dukung Ketahanan Pangan

Luhut meyakini, Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH) sebagai pusat penelitian genom akan mampu membuat benih unggul di masa depan.

Luhut: Pusat Penelitian Genom Danau Toba Dukung Ketahanan Pangan
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan berpidato saat peluncuran dan sosialisasi implementasi komoditas nikel dan timah melalui Sistem Informasi Mineral dan Batubara antara Kementerian dan Lembaga (Simbara) di Jakarta, Senin (22/7/2024).ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/nym.

tirto.id - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menilai, Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura (TSTH) di Humbang Hasundutan, Sumatra Utara bakal efektif menjaga ketahanan pangan nasional.

Ia beralasan, TSTH sebagai pusat penelitian genom ini dibangun agar Indonesia bisa memproduksi benih pertanian sendiri, sehingga tidak lagi bergantung pada pasokan benih impor. Luhut menargetkan, TSTH yang terletak di dekat Danau Toba ini sudah akan mampu menghasilkan bibit berbagai bahan pangan berkualitas tinggi dalam 2-3 tahun ke depan.

"Kita bangun pusat penelitian genom kita sendiri di Danau Toba dan yang ini, kita akan membuat genom benih pertanian kita sendiri dan dalam waktu dua tahun, tiga tahun, kita bisa lihat benih kentang, bawang, cabai, dan lain-lain yang terbaik," ujar dia, dalam acara Indonesia Solar Summit 2024, di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Luhut menambahkan, program pembangunan pusat penelitian genom ini merupakan upaya baru pemerintah dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang berimbas pada potensi krisis iklim.

Selain itu, kehadiran pusat penelitian genom adalah upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional menjadi sangat penting di tengah dinamika geopolitik serta tren transisi energi.

"Belum pernah seperti ini sebelumnya. Jadi yang ini, menurut saya, salah satu program pemerintah, dan juga sangat penting untuk ketahanan pangan. Selain itu, hadirin sekalian, kita paham ketahanan terhadap perubahan iklim dan transisi energi," imbuh Luhut.

Sebelumnya, Luhut mengungkapkan bahwa saat ini pemerintah masih melanjutkan pembangunan tahap 2 Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura. Pusat penelitian ini diyakini bakal memproduksi bibit-bibit bahan pangan dengan kualitas baik karena menggunakan teknologi genomic atau rekayasa genetika.

Ihwal bibit, Luhut mengklaim, pemerintah telah setuju untuk menambah bibit tanaman, salah satunya kokoa yang bakal ditambah hingga 2 juta bibit. Sedangkan soal pengembangan bibit, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Institut Del mengenai Penggunaan BMN Taman Sains dan Teknologi Herbal dan Hortikultura, kemudian Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Mars Symbio-science Indonesia dan Asia-beef Biofarm Indonesia dengan IT Del mengenai Research, Education and Community Services, serta MoU antara Symbioscience Indonesia dengan IT Del mengenai Cocoa Productivity Research and Transfer of Technology.

"Saya betul-betul senang sekali karena kita sudah bisa mulai, dengan nanti sequence waktunya bisa selesai mungkin Januari, dengan landscape-nya Februari. Jadi nanti mungkin Presiden terpilih bisa meresmikan tempat ini pada bulan Maret, dan di situ juga ada hasil genomic-nya yang bisa dilaporkan ke presiden terpilih," dikutip Tirto dari keterangan resminya.

Baca juga artikel terkait KETAHANAN PANGAN atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Edusains
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Andrian Pratama Taher