tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan meminta gereja yang ingin merayakan natal secara fisik dan tatap muka dibatasi kapasitasnya. Menurut Luhut, saat ini pembatasan acara yang mengumpulkan massa masih harus dilakukan demi mencegah penyebaran COVID—19 lebih lanjut.
“Saran saya natal di gereja seperti sekarang saja. Lima puluh orang gitu cukup pakai jarak. Ini masalah kemanusiaan. Kalau enggak ketat, nanti terus meningkat dan betul-betul parah hajatan keagamaan seterusnya,” ucap Luhut dalam video rapat koordinasi pengendalian COVID-19, Selasa (15/12/2020).
Luhut mengatakan selain gereja, ia juga memberi perhatian khusus bagi perayaan tahun baru 2021 atau bisa dikenal new year's eve. Luhut meminta perayaan malam tahun baru juga ditiadakan dan dilarang baik itu di tempat ibadah maupun tempat hiburan dan mall.
“Tidak ada new year's eve. Pokoknya tidak ada kerumunan. Saya minta seluruh gubernur ini tolong tidak ada new year's eve,” ucap Luhut.
Luhut mengatakan dirinya tidak melarang bila masyarakat masih ingin berkumpul selama akhir tahun 2020. Hanya saja jumlahnya tidak boleh terlalu banyak seperti tak lebih dari 20 atau 30 orang. Selama berkumpul pun mereka harus bisa menjaga jarak dan mematuhi protokol kesehatan.
Luhut mengingatkan alasan pengetatan ini semata-mata berkaitan dengan kemanusiaan. Ia bilang data yang ia miliki menunjukan terjadi peningkatan signifikan kasus terkonfirmasi maupun kematian di periode Desember 2020.
Sebagai perbandingan, pekan 25 November – 1 Desember 2020, rata-rata kasus terkonfirmasi mencapai 4.430, tetapi angka ini meningkat menjadi 7.780 pada pekan 2 Desember – 8 Desember 2020. Pada pekan 9 Desember 2020 – 15 Desember 2020 angkanya juga masih tinggi yaitu 6.937 kasus.
Angka kematian juga sama pada pekan 25 November – 1 Desember 2020 angka kematian mencapai 50 jiwa. Angka itu naik menjadi 55 dan 95 pada pekan 2-8 Desember 2020 dan 9-15 Desember 2020.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Restu Diantina Putri