tirto.id - Pengamat Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ikrama Masloman menyebut wacana pelaksanaan debat kandidat Pilpres 2019 di kampus dapat membawa dampak positif bagi pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Menurut Ikrama, wacana itu bisa dimanfaatkan Prabowo-Sandiaga untuk menarik atensi pemilih berpendidikan tinggi. Wacana debat kandidat pilpres di kampus memang pertama kali dilontarkan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga akhir pekan lalu.
"Itu menjadi peluang sebagaimana Pak Prabowo-Sandiaga mampu mengkapitalisasi isu yang sensitif terhadap kelompok terpelajar. Misalnya [isu] debat di kampus, ekspor, kebijakan ekonomi, program konkrit ekonomi," kata Ikrama di kantornya, Selasa (23/10/2018).
Prabowo-Sandiaga tercatat mengalami penurunan elektabilitas dari pemilih kalangan berpendidikan tinggi. Berdasarkan pemaparan LSI Denny JA, saat ini ada 27,9 persen pemilih berpendidikan SD-SMA yang mendukung Prabowo-Sandiaga. Dukungan dari pemilih berpendidikan perguruan tinggi untuk mereka ada di angka 37,4 persen.
Dukungan bagi Prabowo-Sandiaga itu menurun dibanding September 2018. Bulan lalu, 46,8 persen pemilih berpendidikan tinggi mendukung Prabowo-Sandiaga. Kemudian, 27,7 persen pemilih SD-SMA mendukung mereka.
"Kalau dilihat per hari ini, concern terhadap isu ekonomi yang konkret itu menjadi concern masyarakat. Itu mungkin jadi celah yang bisa dimanfaatkan Pak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno," tutur Ikrama.
Tingkat keterpilihan Prabowo-Sandiaga terlihat dalam hasil survei LSI Denny JA pada 10-19 Oktober 2018 dengan metode interview menggunakan kuesioner. Survei yang dilakukan LSI Denny JA ini menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 1.200 responden.
Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia.
Survei juga dilengkapi penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan interview mendalam. Pendanaan survei diakui berasal sendiri dari LSI Denny JA.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Dipna Videlia Putsanra