tirto.id - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut kasus hoaks yang melibatkan Ratna Sarumpaet berdampak pada meningkatnya sentimen negatif masyarakat terhadap pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Pernyataan itu terlihat dari survei LSI Denny JA pada 10-19 Oktober 2018 dengan metode interview menggunakan kuesioner. Hasil survei menunjukkan, 17,9 persen responden menjadi lebih tidak mendukung Prabowo-Sandiaga pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet mengemuka.
"Sementara ada 25 persen responden menyatakan bahwa kasus hoaks ini membuat mereka lebih yakin mendukung Jokowi. Efek negatif yang lebih besar pada Prabowo disebabkan karena Ratna Sarumpaet adalah salah satu bagian tim kampanye Prabowo," kata pengamat LSI Denny JA Ikrama Masloman di kantornya, Selasa (23/10/2018).
Efek negatif terhadap Prabowo juga berdampak pada menurunnya elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra itu dalam survei yang sama. Saat ini, LSI Denny JA mencatat elektabilitas Prabowo-Sandiaga sebesar 28,6 persen.
Angka itu berkurang dari hasil survei LSI Denny JA di Agustus dan September 2018. Pada kedua survei sebelumnya, elektabilitas Prabowo-Sandiaga mencapai 29,5 dan 29,2 persen.
"Saat ini pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul telak. Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf saat ini sebesar 57,7 persen. Pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 13,7 persen," ujar Ikrama.
Menurut Ikrama, kasus hoaks Ratna Sarumpaet tidak mengurangi dukungan masyarakat terhadap Prabowo-Sandiaga. Akan tetapi, kasus itu berdampak pada banyaknya pemilih yang belum menentukan pilihan untuk cenderung mendukung Jokowi-Ma'ruf.
Survei yang dilakukan LSI Denny JA ini menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 1.200 responden. Margin of error survei ini kurang lebih 2,9 persen. Survei dilaksanakan di 34 provinsi di Indonesia. Survei juga dilengkapi penelitian kualitatif dengan metode analisis media, FGD, dan interview mendalam. Pendanaan survei diakui berasal sendiri dari LSI Denny JA.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Yulaika Ramadhani