Menuju konten utama

Listrik Padam Buat Ibu-ibu Stress Hingga Produksi ASI Menurun

Kantong ASI sebetulnya bisa dipakai hingga 10-12 jam sejak listrik mati. Syaratnya, kantong ASI dibalut koran saat di dalam lemari pendingin.

Listrik Padam Buat Ibu-ibu Stress Hingga Produksi ASI Menurun
Ilustrasi donor ASI. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Padamnya listrik membuat ibu-ibu yang memiliki anak balita kesulitan untuk menyimpan air susu ibu perah (ASIP) di dalam lemari pendingin. Hal itu membuat ibu-ibu tambah stres, sehingga produksi ASI menurun.

Salah seorang warga Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten Ayu Rahayu mengatakan di daerahnya listrik padam pada Minggu (4/8/2019) mulai pukul 12.00 WIB, dan baru menyala pada pukul 22.00 WIB. Namun pada pukul 24.00 WIB hingga pagi hari listrik kembali padam.

Akibatnya 10 botol ASI yang disimpan di kulkas semuanya mencair. "ASI-nya tidak basi hanya mencair semua jadi harus dihabiskan [dalam waktu] 24 jam," kata Ayu kepada reporter Tirto, Senin (5/8/2019).

Sesuai paduan kata dia, ASI yang sudah mencair setelah dibekukan di kulkas harus segera dikonsumsi karena kalau tidak akan basi. Namun ia tidak mungkin memberikan ASI 10 botol dengan total 1 liter dalam waktu 24 jam.

"Alhasil saya harus extra pumping lagi untuk memenuhi kebutuhan asip harian anak saya," kata Ayu.

Namun upaya untuk menambah pasokan ASI untuk buah hatinya yang berusia 5 bulan itu tak sesuai harapan. Karena stress listrik tak kunjung hidup, hasil ASI yang ia peras menjadi sedikit

"Saya biasanya pumping lagu jam 4 subuh, karena stress liat kondisi ASI yang cair, biasanya dapat 200ml di pagi hari ini cuman 50ml," kata dia.

Hingga Senin (5/8/2019) petang Ayu mengatakan bahwa listrik di wilayah tempat tinggalnya belum menyala.

Sama seperti Ayu, Leslie, seorang ibu muda asal Jati Asih, Bekasi, dengan berat hati membuang 150 kantong ASI perah yang sudah ia kumpulkan sejak Juni lalu.

ASI itu dirasa tak lagi layak dikonsumsi buah hatinya yang baru berusia satu bulan 15 hari. "Sakit yang enggak berdarah. Terima kasih, ya, PLN," kata Leslie via Instagram Stories.

Gesit Prayogi, suami Leslie, mengatakan ini terjadi karena listrik dari PLN padam belasan jam, Ahad (5/8/2019) kemarin. ASI itu disimpan di freezer lemari pendingin dua pintu.

Sejak Minggu pagi, Gesit sekeluarga sudah keluar rumah, berkunjung ke rumah orangtua di Kampung Rambutan, Jakarta Timur. Listrik mulai padam pukul 12 siang, kata Gesit.

"Kami enggak kepikiran berpengaruh ke ASI tabung di rumah. Setelah listrik nyala sekitar jam setengah 7 malam, setengah 8 malam kami pulang. Eh, ternyata sudah cair," kata Gesit kepada reporter Tirto, Senin (5/8/2019).

Dokter Utami Roesli dari The Jakarta Women & Children Clinic (JWCC) mengatakan kantong ASI sebetulnya bisa dipakai hingga 10-12 jam sejak listrik mati. Syaratnya, kantong ASI dibalut koran saat di dalam freezer.

"Jangan dibawa keluar. Dibungkusnya di dalam," kata Utami kepada reporter Tirto.

Susu juga masih layak dikonsumsi 24 jam setelah mencair secara normal, misalnya dibawa keluar rumah. Dalam kasus Leslie, kata Utami, ASI tidak mencair secara normal.

ASI seperti dipanaskan karena lemari es tidak dialiri listrik. Susu yang demikian harus segera dikonsumsi satu sampai dua jam setelah listrik mati.

Utami lalu memberi rekomendasi agar hal serupa tak terulang, selain membungkus kantong ASI dengan koran, susu sebaiknya dibekukan menggunakan botol kaca ketimbang plastik.

"Botol kaca, kan, teksturnya licin. Kalau plastik atau kantong, itu nanti ada serat-serat menempel ketika cair," kata dia.

Baca juga artikel terkait MATI LISTRIK atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali