Menuju konten utama

Cerita Horor Saat Mati Listrik Massal: Terjebak di Lift hingga MRT

Mati listrik massal yang terjadi di Jabodetabek, kemarin, membuat sejumlah transportasi publik kena dampak.

Cerita Horor Saat Mati Listrik Massal: Terjebak di Lift hingga MRT
Petugas melakukan pengecekan kereta Mass Rapid Transit (MRT) di Stasiun Lebak Bulus, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

tirto.id - Anggita (19 tahun) buru-buru meninggalkan hotel menuju Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Ahad (4/8/2019) siang. Mahasiswi asal Bandung itu hendak bertemu dengan kawannya di Jakarta. Kereta rel listrik pun menjadi pilihannya.

Lima menit menunggu di peron, kereta tak kunjung tiba. Anggita masih belum menaruh curiga. Lama kelamaan ia mulai gelisah, begitu pula penumpang lainnya hingga satu per satu meninggalkan stasiun.

Anggita tak tahan lagi. Bertanya kepada satpam di dalam peron pun tak menghasilkan penjelasan memuaskan. Ia akhirnya keluar dari stasiun dan bertanya pada petugas lainnya, barulah dia tahu pangkal masalahnya.

“Dia [petugas] bilang kalau KRL se-Jabodetabek lagi enggak bisa karena listrik mati,” kata Anggita.

Tak hilang akal, Anggita menuju halte Transjakarta di dekat Metropolitan Mall. Dia berniat ke Jakarta dengan Transjakarta.

Namun, bukan hanya dia yang punya pikiran demikian. Bus yang ia tumpangi ternyata juga dipenuhi orang lain yang berganti moda transportasi.

Dalam perjalanan, Anggita sadar pemadaman listrik kali ini berbeda dari biasanya. Ia pun membatalkan pertemuannya dan menuju stasiun Gambir untuk istirahat sejenak.

Di Stasiun Gambir, kondisinya jauh lebih parah. Toko-toko tutup, dan banyak orang duduk berjubel di lantai. Keadaan makin parah lantaran toilet pun tak bisa digunakan.

“Sampai pada emosi, pada kebelet, kan. Terus kami disuruh ke toilet musala tapi enggak ada air,” kata Anggita mengisahkan.

Hari makin gelap, listrik tak kunjung menyala, transportasi umum masih belum normal, internet tak bisa digunakan, uang makin menipis, dan makin sial lantaran pulsa Anggita kebetulan sedang habis. Anggita sudah sangat khawatir mengingat Jakarta bukan domisilinya.

Beruntung kakaknya menelepon dan mentransfer sejumlah uang. Akhirnya dia terpaksa menginap di hotel di kawasan Thamrin untuk semalam dan baru Senin pagi (5/8/2019) bisa kembali ke Bekasi.

Terjebak di Lift

Ketika Anggita sedang menunggu kereta di peron Stasiun Bekasi, Lia (19 tahun) sedang berada di hotel di Bogor. Dia bersama ibu, kakak, dan adiknya yang berusia dua tahun, hendak menghadiri acara pernikahan seorang kawan sang ibu.

Tak ada yang aneh saat mereka memasuki lift untuk ke ruang acara. Namun memasuki lantai 8, tiba-tiba lift tersebut menjadi gelap dan tersentak sampai akhirnya tidak bergerak.

Situasi mendadak mencekam. Sang ibu yang punya fobia terhadap ruang tertutup, beberapa kali berusaha mencoba menelepon temannya sambil menekan tombol alarm dan memukul-mukul pintu lift. Beruntung adiknya yang berusia dua tahun bisa tenang.

“Gue udah duduk saja, tuh, sambil kuda-kuda tiarap, in case, dia [lift] jatuh," kata Lia.

Sekitar 15 menit Lia terjebak di dalam lift sampai akhirnya petugas berhasil membuka pintu dan menarik mereka semua keluar.

Berjalan Kaki di Jalur MRT

Sementara itu, Abdul Rosyid T. Walid baru selesai lari pagi di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Selepas lari pagi, dia berencana bertemu temannya di Tangerang Selatan. Moda Raya Terpadu (MRT) menjadi pilihannya.

Rosyid naik MRT mulai dari Stasiun Bundaran HI sekitar pukul 11.23 WIB. Tak ada masalah selama perjalanan, tapi begitu baru lepas dari Stasiun Fatmawati tiba-tiba kereta berhenti. AC ikut mati, begitu pula dengan lampu.

Penumpang masih tenang awalnya karena menganggap hanya terjadi gangguan teknis sesaat. Namun, sekitar 15 menit kereta tak kunjung normal. Penumpang lain mulai resah karena pengap mulai berjalan bolak balik rangkaian gerbong.

"Lihat penumpang ada yang mondar-mandir karena pengap, baru dikasih tahu satpam untuk membuka jendela," kata dia.

Beberapa waktu kemudian, barulah petugas membuka pintu depan MRT dan memerintahkan penumpang untuk berjalan keluar dari kereta. Selanjutnya Rosyid dan penumpang lainnya pun diarahkan untuk berjalan mengikuti rel MRT menuju stasiun Lebak Bulus.

"Kasihan yang bawa barang, kayak koper atau kardus," ujar Rosyid.

Baca juga artikel terkait MATI LISTRIK atau tulisan lainnya dari Mohammad Bernie

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mohammad Bernie
Penulis: Mohammad Bernie
Editor: Abdul Aziz & Mufti Sholih