tirto.id - Lirik "Sajadah Panjang" pada lagu yang dinyanyikan grup musik Bimbo seolah menjadi tembang "abadi" untuk bulan Ramadhan. Pesan yang dibawakan cukup dalam, sebagai pengingat diri untuk tidak melupakan Allah Yang Mahakuasa.
Lagu "Sajadah Panjang" memiliki lirik puitis yang digubah sastrawan Taufik Ismail. Bimbo merilisnya pada tahun 1984
Dalam perjalanannya, beberapa grup musik lainnya telah mengemas ulang lagu "Sajadah Panjang". Mereka antara lain band GIGI dan Noah. Noah memasukkan lagu tersebut sebagai lagu legendaris yang dirilis pada 2016 silam
Lirik Lagu Sajadah Panjang Bimbo
Lirik lagu Bimbo "Sajadah Panjang" seakan melekat dalam benak masyarakat Indonesia. Selain kuat dari sisi pemilikan kata dalam lirik, lagu ini dibawakan oleh grup musik yang cukup ternama saat itu
Grup musik Bimbo terbentuk pada 1966 yang digawangi Sam Bimbo, Acil Bimbo, Jaka Bimbo, dan Iin Parlina. Nama "bimbo" bermakna "bagus" yang merupakan usulan dari sutradara TVRI saat itu, Hamid Gruno. Album perdananya dirilis pada tahun 1970-an dengan lagu andalan "Melati dari Jayagiri".
Seiring berjalannya waktu, Bimbo mulai menyelami genre musik religi.Lagu religi yang cukup sukses saat itu berjudul "Tuhan". Lantas, meluncur album qasidah pada 1974 dan berlanjut dengan Sajadah di 1977.
Lagu "Sajadah Panjang" lirik dibuat oleh Taufik Ismail dengan gaya sastra tinggi. Teks lirik "Sajadah Panjang" Bimbo terurai seperti berikut:
Bimbo - "Sajadah Panjang"
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Reff :
Mencari rezeki mencari ilmu
Mengukur jalanan seharian
Begitu terdengar suara adzan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud tak lepas kening hamba
Mengingat dikau sepenuhnya
( Kembali Reff )
Makna Lagu "Sajadah Panjang" Bimbo
Lirik "Sajadah Panjang" pada lagu yang dibawakan Bimbo menyampaikan eksprersi berserah diri pada Allah. Seorang hamba tidak bisa berbuat banyak jika menjauh dari sisi Tuhannya. Oleh sebab itu, seorang hamba sangat membutuhkan Tuhan dengan cara beribadah kepada-Nya.
Ibadah tersebut adalah salat. Sajadah menunjukkan sebagai alas yang biasa dipakai sebagian muslim untuk melakukan salat dari takbiratul ihram hingga bersujud. Salat menjadi bentuk ketundukan hamba pada Allah.
Dalam lirik "Sajadah Panjang" diterangkan bahwa sesibuk-sibuknya manusia, ia tidak boleh lengah untuk kembali pada Allah. Aktivitas mencari rezeki, menuntut ilmu, hingga dalam perjalanan jauh tetap harus menyempatkan rehat sejenak. Tanda hamba mesti berhenti beraktivitas yaitu kumandang azan.
Begitu azan terdengar,ia seharusnya bersegera mengingat Tuhannya. Ia segera mengambil wudu lalu menggelar sajadahnya untuk melakukan salat dengan khusyuk.Pada waktu itulah, perhatian sepenuhnya ditujukan oleh mengingat Allah Yang Mahabesar.
Penulis: Nurul Azizah
Editor: Dipna Videlia Putsanra
Penyelaras: Ilham Choirul Anwar