Menuju konten utama

8 Tips Liburan Saat Puasa agar Tetap Kuat dan Menyenangkan

Liburan saat puasa bukanlah perkara yang dilarang. Anda bisa tetap traveling saat puasa. Berikut tips liburan saat puasa, terutama agar siamnya tidak batal.

8 Tips Liburan Saat Puasa agar Tetap Kuat dan Menyenangkan
Ilustrasi liburan saat puasa. Penumpang pesawat tiba di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Senin (25/12/2023). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/nym.

tirto.id - Liburan saat puasa bukanlah perkara yang mustahil dilakukan. Kendati sedang menjalankan ibadah siam, tidak makan dan minum seharian, kaum muslim tetap boleh traveling saat puasa.

Walaupun dalam kondisi menahan diri dari makan dan minum, orang yang berpuasa masih dapat menikmati momen liburan dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang menyegarkan pikiran dan tubuh.

Hal yang menahan banyak orang untuk traveling saat puasa Ramadhan ialah kekhawatiran ibadahnya batal. Namun Anda tidak perlu khawatir. Tips liburan saat puasa di bawah ini akan membantu Anda merencanakan semuanya.

Tips Liburan Saat Berpuasa

Saat melakukan liburan ketika puasa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar liburan tetap menyenangkan dan ibadah puasa tetap terjaga. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa tips traveling saat puasa.

1. Perencanaan yang matang

Sebelum berangkat liburan saat puasa, penting untuk merencanakan agenda perjalanan dengan baik. Termasuk di antaranya memilih destinasi yang sesuai dengan kondisi puasa, membikin jadwal dengan memperhatikan waktu ibadah, serta mempersiapkan makanan untuk berbuka dan sahur.

2. Pilih destinasi yang tepat

Untuk pergi liburan saat puasa, Anda sebaiknya memilih destinasi wisata dengan cuaca dan suhu yang mendukung. Lebih baik pilih destinasi dengan cuaca dingin agar tubuh tidak mudah merasa haus dan lelah. Pastikan juga destinasi tersebut mudah dijangkau tanpa memerlukan usaha berat.

Ketika memilih destinasi wisata, hindari tempat yang memerlukan aktivitas fisik berat. Pilihlah destinasi yang ramah bagi orang puasa dan menyediakan fasilitas ibadah, seperti masjid dan musala.

3. Atur jadwal dengan bijak

Seperti telah disinggung pada poin awal, perencanaan perjalanan yang matang sangat penting untuk melakukan liburan saat puasa. Pilih waktu berangkat yang tepat, misalnya pagi setelah salat subuh, agar tidak mengganggu waktu ibadah. Di samping itu, Anda sebaiknya menghindari perjalanan di bawah terik matahari yang menyengat.

4. Hindari aktivitas berat

Liburan saat puasa sebaiknya Anda jalani dengan aktivitas ringan yang tidak membebani tubuh, seperti berjalan santai menikmati museum atau berbelanja di pusat perbelanjaan. Hindari aktivitas berat seperti naik gunung atau memanjat tebing yang dapat meningkatkan risiko kelelahan.

5. Perhatikan kesehatan dan asupan nutrisi

Tips liburan saat puasa berikutnya ialah selalu perhatikan kondisi kesehatan dan jaga keseimbangan nutrisi saat berpuasa dan melakukan perjalanan. Pastikan untuk mengonsumsi makanan bergizi saat sahur dan berbuka, serta minum banyak air agar tubuh tetap terhidrasi.

6. Perhatikan waktu ibadah

Cari tahu informasi tentang waktu ibadah di daerah tujuan wisata. Pastikan Anda menemukan tempat ibadah yang mudah diakses. Dengan begitu liburan saat puasa tidak akan mengganggu ibadah Anda.

7. Jaga fokus saat berkendara

Saat melakukan perjalanan, Anda harus menjaga fokus saat berkendara untuk menghindari risiko kecelakaan. Traveling saat puasa secara tidak langsung memberi dampak mudah lelah bagi Anda yang berperan sebagai pengendara. Jika merasa mengantuk, lebih baik beristirahat daripada memaksakan diri.

8. Prioritaskan ibadah

Meskipun sedang liburan, usahakan untuk tidak tinggalkan ibadah. Sesuai anjuran Islam, Anda wajib melaksanakan salat lima waktu, serta mengusahakan tetap tarawih dan tadarus sesuai jadwal. Hal ini penting agar liburanmu tetap nyaman dan ibadah tetap terjaga.

Apakah Liburan saat Puasa Disebut Musafir?

Dalam artikel "Siapa Musafir yang Boleh Tidak Berpuasa? Ini Penjelasan Lengkapnya" (2024) di situs NU Online, Muhammad Ulil Albab menjelaskan bahwa musafir adalah orang yang sedang melakukan perjalanan. Dalam konteks hukum Islam, musafir diberi keringanan untuk tidak berpuasa Ramadan.

Menurut kajian fikih yang dijelaskan dalam kitab Fathul Mu'in, musafir yang dimaksud adalah mereka yang memenuhi syarat untuk meng-qashar salat. Dalam konteks puasa, muslim yang tengah melakukan perjalanan serta memenuhi kriteria tertentu diperbolehkan tidak berpuasa.

Kriteria musafir yang boleh tidak berpuasa antara lain meliputi: perjalanan tersebut bukan untuk melakukan perbuatan maksiat, jarak minimal perjalanan harus mencapai dua marhalah atau sekitar 80,64 kilometer, dan perjalanan harus melewati batas desa. Dengan demikian, bila memenuhi persyaratan tersebut orang yang liburan dapat disebut sebagai musafir.

Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa bagi musafir untuk diperbolehkan untuk tidak berpuasa, seperti yang tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 138. Meskipun diberi keringanan untuk tidak berpuasa, musafir tetap memiliki kewajiban untuk mengqadha atau membayar hutang puasa di kemudian hari.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Umi Zuhriyah

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Umi Zuhriyah
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Fadli Nasrudin