tirto.id -
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Barung Mangera menegaskan, baru ada empat lubang yang selesai digali oleh petugas Pemerintah Kota Surabaya. Namun, tiba-tiba warga ramai mendatangi makam tersebut karena tidak setuju.
"Warga sekitaran pemakaman Putat Gede, Surabaya, berbondong-bondong mendatangi makam karena tidak setuju dan menolak para pelaku bom bunuh diri dimakamkan di situ," tegas Frans melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/5/2018).
Penolakan itu sendiri terjadi pada hari Kamis (17/5/2018). Meski ada petugas polisi, warga tetap menolak keras. Tidak ada keributan yang terjadi, tetapi warga menyatakan mereka tidak bisa membiarkan teroris dimakamkan di sana karena ada warga mereka yang juga menjadi korban penyerangan teroris di Jawa Timur antara Minggu (13/5/2018) hingga Senin (14/5/2018)
"Selanjutnya warga beramai-ramai menutup kembali lubang galian yang rencananya akan dibuat pemakaman oleh pelaku bom bunuh diri tersebut," katanya.
Sekarang, polisi masih mencari pemakaman yang tepat untuk jenazah pelaku. Jenazah pelaku yang telah dikembalikan pada keluarganya juga ada yang ditolak.
Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto menjelaskan, polisi akan tetap menguburkan para jenazah teroris. Meski begitu, ia tidak bisa memaksakan anggota keluarga untuk menerima jenazah. Salah satu solusi yang diberikan polisi adalah menguburkan pelaku di Jakarta.
"Kalau di Jakarta ada di Pondok Ranggon. Pemakaman untuk orang tak dikenal dan ditolak jasadnya ada lokasi untuk dimakamkan," kata Setyo.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Maya Saputri