tirto.id - Sebuah ledakan kembali terjadi di kota yang berjarak 40 km timur Ibu Kota Sri Lanka, Kolombo, Kamis (25/4/2019) tetapi tidak ada korban.
Dikutip dari Channel News Asia, Juru bicara kepolisian Ruwan Gunasekera mengatakan polisi sedang menyelidiki ledakan di tanah kosong di belakang pengadilan hakim di Pugoda.
"Ada ledakan di belakang pengadilan, kami sedang menyelidiki," katanya, seraya menambahkan itu bukan ledakan terkontrol seperti ledakan lain dalam beberapa hari terakhir.
Ledakan itu terjadi hanya berselang empat hari setelah serangan bom bunuh diri hari Minggu Paskah di negara itu yang menewaskan 359 orang dan melukai sekitar 500 orang.
Namun belum ada informasi lebih lanjut terkait ledakan bom tersebut atau bahan peledak dan siapa di balik ledakan tersebut.
Sebelumya, Sri Lanka dihantam ledakan bom bunuh diri di tiga gereja dan 3 hotel mewah. Dikutip dari India Today, pemerintah mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok Islam fundamentalis sebagai pembalasan nyata atas pembantaian masjid Selandia Baru bulan lalu.
Kantor berita Amaq merilis sebuah buletin pada hari Selasa (23/4/2019) yang menyatakan bahwa serangan itu dilakukan oleh "pejuang ISIS", dikutip New York Times.
Pernyataan itu, yang disebarluaskan di ruang obrolan kelompok di aplikasi Telegram, juga mengatakan bahwa pengeboman itu menargetkan orang Kristen serta warga negara dari koalisi yang memerangi ISIS.
Klaim itu dipertegas dengan pernyataan Seorang pejabat pemerintah Sri Lanka, Ruwan Wijewardene, yang mengatakan pengeboman itu merupakan balasan atas pembunuhan 50 orang di masjid di Selandia Baru.
"Investigasi awal telah mengungkapkan bahwa apa yang terjadi di Sri Lanka adalah sebagai balasan atas serangan terhadap Muslim di Christchurch," kata Ruwan Wijewardene.
Editor: Agung DH