tirto.id - Kultum singkat Ramadhan hari ke-5 bertema puasa dapat membentengi diri dari maksiat dan api neraka.
Kultum Singkat Ramadhan 2022
Dalam sebuah hadis diriwayatkan yang artinya:
"Puasa itu adalah perisai, maka apabila seorang dari kalian sedang melaksanakan puasa, janganlah dia berkata keji dan jangan pula bertingkah laku jahil (sepert mengejek, atau bertengkar sambil berteriak). Jika ada orang lain yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya maka hendaklah dia mengatakan 'Aku orang yang sedang berpuasa'" (Muttafaq 'alaih).
Dari hadis di atas, maka yang dimaksud dengan puasa sebagai benteng diri adalah dengan berpuasa, maka kita umat Islam diminta dapat menahan diri tidak hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari segala perkataan maupun perbuatan keji yang dilarang dilakukan, seperti emosi, berkelahi, bertengkar, mengejek, dan lainnya.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ada beberapa pengertian dan defenisi tentang benteng, yakni:
- Sebagai bangunan tempat berlindung atau bertahan (dari serangan musuh);
- Dinding (tembok) untuk menahan serangan;
- Sesuatu yang dipakai untuk memperkuat atau mempertahankan kedudukan dan sebagainya, seperti agama adalah pribadi yang akan melindungi diri dari serangan nafsu.
Dikutip dari situs resmi Provinsi Sumbar, sepintas perilaku atau sikap seperti ini seperti terkesan bukan sikap pemberani atau mungkin bisa dikatakan pengecut.
Namun karena yang ini adalah pesan langsung dari Baginda Rasulullah SAW, maka pasti ada maksudnya yang mungkin belum atau tidak diketahui oleh kebanyakan umat Islam.
Ini juga berarti bahwa orang yang mampu menahan emosinya, maka sesungguhnya ia adalah seorang pemenang. Karena sebenarnya ia bisa memenangkan kondisi tersebut dalam posisi yang lebih kuat.
Selain itu, dengan menahan emosi atau amarah justru seorang muslim bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Rasululullah SAW bersabda:
“Puasa adalah perisai yang dapat melindungi seorang hamba dari api neraka.” (HR. Ahmad dan Baihaqi).
Jika puasa sudah berhasil membentuk pribadi muslim dengan kemampuan menahan diri, maka sudah tentu kita menjadi tinggal memetik kemenangan dalam dirinya, termasuk terhindar dari api neraka.
Dengan terbangunnya benteng yang kokoh, diharapkan kita juga mampu menahan berbagai gempuran hawa nafsu yang menyerang.
Tetapi sebaliknya, jika puasa malah tidak mampu menjadikan seorang muslim memiliki benteng yang kokoh, maka ini bisa merusak diri sendiri dan lingkungannya, naudzubillah.
Editor: Addi M Idhom