Menuju konten utama

Kuartal II 2019, Dana Asing Rp193 Triliun Banjiri Pasar Keuangan

Hingga 26 Juli 2019, Bank Indonesia mencatat ada aliran modal asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp193,2 triliun.

Kuartal II 2019, Dana Asing Rp193 Triliun Banjiri Pasar Keuangan
Nasabah bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri, Jakarta, Senin (8/7/2019). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/ama.

tirto.id - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) memastikan kondisi perekonomian Indonesia masih cukup baik dan terjaga di kuartal II-2019.

Hal ini didasarkan pada hasil pemantauan perkembangan perekonomian moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan dan penjaminan simpanan.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, dari sisi moneter sejumlah indikator masih terjaga dengan baik. Salah satunya tingkat inflasi yang masih sesuai dengan range yakni 3,2 persen.

Kondisi perekonomian domestik tersebut juga membuat investor semakin percaya diri terhadap prospek dalam negeri.

Hasilnya, kata dia, dana asing yang mengalir ke berbagai instrumen keuangan sempat membuat nilai tukar rupiah berangsur menguat dalam seminggu belakangan.

"Sampai 26 Juli aliran modal asing yang masuk Rp193,2 triliun. Di antaranya Rp120,1 triliun ke SBN dan Rp72,1 triliun ke saham," ujar Perry di alam konferensi Pers di Gedung BI, Jakarta, Selasa (30/7/2019).

Dengan stabilitas yang terjaga, BI berjanji bakal mengerahkan seluruh kebijakan untuk mendukung dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi.

BI, kata dia, bakal menempuh kebijakan moneter yang akomodatif dengan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) sebesar 50 BPS sejalan dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi.

Kebijakan tersebut juga didukung oleh kebijakan makroprudensial yang akomodatif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan dan memperluas pembiayaan.

"Kebijakan ini ditempuh dengan sejalan tetap rendahnya inflasi dan perlunya dorong perekonomian di tengah kondisi ketidakpastian global. Ke depan kami melihat bahwa ruang masih terbuka untuk kebijakan moneter yang akomodatif," kata dia.

Ia juga mengatakan, BI telah mengarahkan kebijakan sistem pembayaran untuk mendorong pengembangan keuangan digital lewat sistem pembayaran Indonesia yakni QR Indonesia Standar (QRIS) yang telah dirilis Mei lalu.

"Kami launching QRIS dan SKNBI yang akan lebih murah, cepat dan besar. Mulai 1 September SKNBI setiap jam settlement-nya dari 5 jadi 9 kali. Dari jumlahnya Rp500 juta bisa sampai Rp1 miliar dan biayanya dari Rp5.000 jadi Rp3.500," imbuh dia.

Baca juga artikel terkait BANK INDONESIA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Zakki Amali