tirto.id - Rumah tiga lantai tiba-tiba ambruk di Jalan Sampora, Desa Sukamenak, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, pada Selasa (6/08/2024). Rumah tersebut diketahui milik warga bernama Cece Sudrajat.
Salah satu tetangga kediaman Cece, Somantri, 49 tahun, menyebut keretakan pada bangunan tembok sudah terjadi sejak lama. Akan tetapi, pemilik rumah meyakini tidak akan rubuh.
"Emang dari kemarin juga sudah terlihat retak kata yang punya rumah. Cuma dia mikirnya gak bakalan runtuh," ujar Somantri saat ditemui wartawan Tirto di dekat lokasi, Rabu (7/8/2024).
Somantri sempat melihat beberapa anggota keluarga yang tinggal di kediaman Cece sadar bahwa rumah mereka hendak rubuh. Keluarga pun langsung keluar meninggalkan rumah jelang rumah rubuh.
"Nah keluarga yang punya langsung pada keluar. Cuma beberapa orang sih. Lagi pada di luar kan. Ada 3-4 oranglah. Disuruh keluar dulu semuanya," jelas Somantri.
Pihak keluarga pun bercerita momen rumah rubuh. Salah satu penghuni rumah, Dadang, 58 tahun, mengaku sempat terjebak di dalam ketika peristiwa tejadi secara tiba-tiba.
"Waktu kejadian saya ada di dalam rumah, di kamar. Ada tanda-tanda sebelum ambruk, tembok itu retak dan mengeluarkan suara, yang di bawah di lantai satu," tutur Dadang saat ditemui wartawan Tirto.
Sebelum rumah rubuh, Dadang hendak beribadah di rumah. Tidak lama berselang, bangunan rumah roboh. "Saya sempat kejebak di dalam, kan di atas ada loteng, jadi pas terjebak keluar di kamar mandi, warga langsung nolongin pas kejadian," kata Dadang.
Pria yang merupakan anak dari Cece ini mengaku sempat terjebak selama 10-15 menit. Ia terjebak bersama 4 orang anggota keluarga lain, termasuk adiknya. Ia pun sempat mengalami sesak nafas saat terjebak di dalam rumah.
"Terjebak sekitar 10 sampai 15 menit, saya ngerasa sesak, tapi sekarang sudah enggak karena dipijit sama tetangga , di dalam, saya saja, sebelum ambruk itu orang tua, sama adik saya, jadi berempat di dalam," ujarnya.
Sementara itu, anak Cece lainnya, Dudung, menceritakan rumah tersebut direnovasi keluarga menjadi tiga lantai pada tujuh tahun yang lalu. Rumah itu direnovasi demi kebutuhan keluarga.
"Rumah disekat-sekat karena banyak keluarga jadi dipisah-pisah," sebutnya.
Dudung melihat, pondasi bangunan rumah orangtuanya cukup bagus. Namun, anak Cece ini menduga bagian depan rumahnya kekurangan pondasi yang menyebabkan runtuh bagian depan.
Sementara itu, Sekretaris Camat Margahayu, Deris Krisdewanto menerangkan, rumah Cece rubuh karena faktor konstruksi. Ia beralasan, rumah sempat memiliki sejumlah retakan sebelum runtuh.
"Kalau penyebabnya ini informasinya bukan karena gempa tapi mungkin karena kontruksi bangunan. Memang pertama ada retakan-retakan awalnya," kata Deris di lokasi rumah.
Ia mengklaim, penghuni rumah berhasil dievakusi sesaat sebelum kejadian ambruk sehingga tidak ada korban jiwa akibat runtuhnya bangunan tersebut.
"Informasinya ada yang sakit di rumah itu, cepat dievakuasi, setelah dievakuasi langsung beberapa menit kemudian langsung roboh," tutur Deris.
Deris belum bisa memastikan berapa kerugian akibat kejadian tersebut. Namun, saat ini, pemilik rumah sudah mengungsi ke rumah kerabatnya.
Pantauan di lapangan Rabu (7/08/2024) sampai pukul 12.00 WIB warga berserta petugas melakukan evakuasi secara gotong royong membersihkan sisa reruntuhan. Satu unit truk serta motor roda tiga dikerahkan untuk mengangkut material bangunan.
Sementara itu, Kasi Penanganan dan Logistik BPBD Kabupaten Bandung, Asep Mahmud, mengatakan mereka fokus pada penanganan darurat dan pembersihan material hingga situasi lokasi benar-benar aman.
"Untuk hari ini kita masih ke penanganan darurat jadi pembersihan material bangunan yang roboh ini sampai benar-benar keadaan aman," ujarnya.
Editor: Andrian Pratama Taher