tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina masih berkecamuk sampai hari ini, Rabu, 13 Juli 2022 atau sudah memasuki hari ke-140. Menurut berita terbaru, menurut layanan darurat Ukraina, korban tewas akibat serangan Rusia di apartemen kota Donetsk, Chasir Yar naik menjadi 46 orang.
Al Jazeera melaporkan, delegasi militer dari Ukraina, Rusia dan Turki akan mengadakan pertemuan dengan pajabat PBB di Istanbul pada hari ini, Rabu (13/7). Tujuan dari pertemuan itu untuk membahas kesepakatan tentang ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam Odesa.
Separatis yang didukung Rusia dari Republik Rakyat Luhansk (LPR) menuduh pasukan Ukraina telah menembakkan beberapa rudal di wlayah Luhansk.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy belum merespons tentang klaim pejabat yang didukung Rusia bahwa serangan udara Ukraina di Nova Kakhovka.
Serangan telah menewaskan sedikitnya tujuh orang, termasuk warga sipil, dan melukai puluhan lainnya. Menurut pejabat Ukraina, pasukan mereka menghancurkan gudang amunisi di kota itu.
Situasi Perang Rusia dan Ukraina Terbaru
The Guardian melaporkan, tentara Rusia menembaki kota timur Bakhmut di wilayah Donetsk sebagai respons atas serangan di Nova Kakhovka. Reporter Independen Kyiv Illia Ponomarenko menuliskan serangan itu di Twitter: "Sementara itu, Rusia merespons dengan menyapu Bakhmut dari bumi dengan artileri di malam hari."
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan Rusia “tidak memiliki keberanian” untuk mengakui kekalahannya dalam perang. Zelenskyy juga mengolok-olok Rusia soal ketergantungan nyata tentaranya pada senjata yang menua dan taktik era Soviet.
Presiden Zelenskyy menegaskan persatuan warga negara Ukraina, yang dikombinasikan dengan kekuatan angkatan bersenjata akan berhasil dalam perang.
Ukraina melakukan serangan rudal di gudang amunisi besar di kota Nova Kakhovka, di Kherson (wilayah yang diduduki Rusia). Serangan yang dikaitkan senjata AS itu menewaskan tujuh orang.
Ledakan itu menghantam sebuah gudang di dekat jalur kereta api utama dan sebuah bendungan di sungai Dnieper. Rekaman di media sosial menunjukkan ledakan besar menerangi malam, membakar amunisi dan mengepulkan asap.
Kantor hak asasi manusia PBB (OHCHR) mengatakan pada hari Selasa, lebih dari 5.000 warga sipil tewas di Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itupada 24 Februari. OHCHR menambahkan bahwa jumlah korban sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.
Editor: Iswara N Raditya