tirto.id - Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 771 konten hoaks pada periode Agustus 2018 sampai dengan 2019, yang 181 di antaranya terkait isu politik.
"Baik hoaks yang menyerang pasangan capres dan cawapres Nomor 01 dan No 02, maupun yang terkait partai politik peserta pemilu 2019," ujar Plt Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu, Rabu (6/3/2019).
Selain terkait isu politik, Tim AIS Subdit Pengendalian Konten Ditjen Aplikasi Informatika juga mengidentifikasi konten hoaks lainnya, seperti isu kesehatan (126), isu pemerintahan (119), dan fitnah terhadap individu tertentu (110).
Berikutnya, konten hoaks terkait isu kejahatan (59), isu agama (50), isu internasional (21), isu penipuan dan perdagangan (masing-masing 19 konten), serta isu pendidikan (3).
Kominfo juga mencatat, jumlah konten hoaks yang beredar terus meningkat dari bulan ke bulan.
Pada bulan Agustus 2018, hanya 25 informasi hoaks yang teridentifikasi. Pada September 2018, naik menjadi 27 hoaks, sementara pada Oktober dan November 2018, masing-masing 53 dan 63 hoaks.
Pada bulan Desember 2018, jumlah hoaks terus naik di angka 75 konten. Peningkatan jumlah konten hoaks sangat signifikan yang terjadi pada bulan Januari dan Februari 2019.
"Sebanyak 175 konten hoaks berhasil diverifikasi oleh Tim AIS Kemkominfo [pada Januari 2019]. Angka ini naik dua kali lipat pada Februari 2019 menjadi 353 konten hoaks," jelas Ferdinandus.
Kemkominfo sejak Januari 2018 memiliki tim AIS untuk menjaring konten-konten hoaks yang beredar di internet. Tim ini berjumlah 100 personel yang didukung mesin AIS dan bekerja 24 jam non-stop.
Penulis: Genda Omaryhara
Editor: Ibnu Azis