Menuju konten utama

Kokok Properti di Tahun Ayam

Beberapa segmen pasar properti secara umum relatif mulai sedikit menapaki fase kebangkitan di pertengahan 2016 setelah terpuruk sejak 2014. Pada tahun “ayam api” 2017 diprediksi gairah akan berlanjut meski ada tantangan Pilkada di awal tahun.

Kokok Properti di Tahun Ayam
Pameran properti di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. TIRTO/Andrey Gromico

tirto.id - ”Lokasi, lokasi, lokasi.” rumus lazim yang jadi pegangan bagi banyak orang saat akan membeli properti. Lokasi bukan segalanya bila tak dukung dengan momen yang pas. Ini tentu penting bagi mereka yang membeli properti untuk tujuan investasi atau spekulasi.

Tahun 2016 telah berlalu, meninggalkan catatan dua sisi wajah pasar properti khususnya di Jakarta dan sekitarnya. Bisa dibilang tahun lalu, merupakan masa transisi antara kelesuan pasar properti dan sinyal kebangkitan yang bisa berlanjut di tahun ini.

Pada triwulan II dan III- 2016, ekonomi Indonesia mampu tumbuh di atas 5 persen, setelah sekian lama bergerak hanya di kisaran 4 persen. Perbaikan ini tentu terasa bagi sektor riil seperti properti.

Konsultan properti Cushman & Wakefield mencatat untuk segmen properti industri yang bisa jadi parameter makro ekonomi, terlihat dari permintaan lahan untuk pabrik di Jabotabek plus Karawang, Serang, dan Purwakarta, pada triwulan III-2016 ada permintaan lahan 51,3 hektar atau bertambah 13,4 hektar dibandingkan triwulan sebelumnya. Ini telah naik 282 persen, meski secara tahunan masih belum menggembirakan.

Contoh lain mulai ada tanda bangkitnya pasar properti bisa ditengok dari capaian pasar hunian di Jabodetabek dan Banten yang selama ini jadi parameter nasional. Indonesia Property Watch (IPW) mencatat nilai penjualan pasar perumahan di Jabodebek-Banten Triwulan III-2016 naik sebesar 8,1 persen (qtq) dengan nilai penjualan sebesar Rp1,169 triliun. Tingkat jumlah unit terjual yang mengalami kenaikan cukup tinggi sebesar 11,8 persen (qtq).

“Pada triwulan III-2016 pasar properti sudah mulai take off ,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda kepada Tirto.id.

Sedangkan pada laporan Colliers International dalam “Jakarta Property Market Report”, khusus pasar apartemen di Jakarta juga memperlihatkan tanda positif. Ada tambahan pasokan 3.317 unit selama triwulan III-2016 atau naik 2 persen dibandingkan tiga bulan sebelumnya, sedangkan ada kenaikan 12,2 persen bila dibandingkan tahun lalu. Untuk apartemen sewa juga positif dengan kenaikan tingkat hunian dari 71,5 persen menjadi 73 persen pada periode yang sama.

Selain itu, khusus untuk pasar Jakarta dan sekitarnya masih terjadi kelesuan untuk beberapa sektor properti seperti perkantoran, dan ritel. Berdasarkan laporan Colliers International, untuk perkantoran sewa di CBD tak terdapat pasokan baru pada periode yang sama, dan malah ada kecenderungan penurunan tarif sewa, karena okupansi berada di tren yang menurun hingga 83 persen pada akhir 2016. Hal serupa pada sektor ritel yang tingkat huniannya menyusut 1 persen jadi 84 persen.

Dari perbedaan kondisi pasar di beberapa segmen, menunjukkan 2016 masih jadi periode yang belum sempurna bagi kebangkitan pasar properti. Beberapa faktor yang memengaruhi pasar masih belum pulih sepenuhnya karena masyarakat masih konsentrasi dalam pelaporan amnesti pajak. Di sisi lain di penghujung Desember 2016 relatif sampai Januari 2017 banyak masyarakat yang menggunakan uang untuk liburan akhir tahun, bukan untuk berbelanja properti. Namun, dari beberapa perkiraan, sinyal kebangkitan akan diteruskan pada tahun ini.

INFOGRAFIK HL Pertumbuhan Apartemen

Berlanjut di Tahun Ayam

Dengan target ekonomi tumbuh moderat 5,1 persen di tahun ini, properti termasuk yang bakal ikut merasakan dampaknya. Dalam laporan yang dirilis oleh Jones Lang LaSalle (JLL), yang berjudul Asia Pacific Property Digest Q3 2016, mereka melakukan proyeksi terhadap pasar properti di beberapa negara di Asia Pasifik termasuk Indonesia. Pada 2017, JLL memproyeksikan konsumsi rumah tangga dan pemerintah masih menjadi penggerak utama ekonomi Indonesia, yang berimbas pada pasar properti.

Namun, awal tahun ini, masyarakat bakal masih sibuk dengan Pilkada serentak. Menurut catatan Ali Tranghanda dari IPW, Pilkada di DKI Jakarta yang banyak menyita energi telah memberikan dampak psikologis sehingga investor cenderung menunda pembelian properti di awal tahun. Diperkirakan setelah berakhirnya masa amnesti pajak tahap II Maret 2017 dan Pilkada yang mulus, maka pasar properti baru akan mengalami kebangkitan penuh, melanjutkan sinyal pemulihan yang sebagian sudah ditorehkan di akhir 2016.

“Tren besarnya sudah recovery, tapi terganggu sedikit akibat Pilkada. Jadi agak terhambat pergerakan sampai semester II tahun depan,” kata Ali.

Hasan Pamudji, Senior Associate Director Knight Frank Indonesia, punya pandangan yang tak jauh berbeda dengan Ali. Secara umum, pasar properti masih ditopang dari geliat anggaran infrastruktur di 2017, terutama dari percepatan infrastruktur dasar seperti jalan tol, pelabuhan, bandara, kereta cepat, kereta ringan (LRT), yang akan mendorong kepercayaan konsumen dan optimisme konsumen beberapa tahun mendatang.

“Para investor dan pembeli masih menunggu, mereka diharapkan masuk pasar properti lagi pada semester II-2017 setelah Pilkada selesai di 2017,” kata Hasan dikutip dari finchannel.com.

Infrastruktur yang cerah di tahun ini, diyakini akan mengangkat segmen properti khususnya hunian untuk konsumen perkotaan di Jakarta, seperti apartemen. IPW memperkirakan apartemen menengah yang dilewati jalur proyek LRT Jabodetabek akan cerah di tahun depan dan berikutnya.

“Apartemen menengah masih prospek yang terkoneksi dengan LRT,” kata Ali

Apartemen memiliki banyak sisi positif mulai dari lokasi yang dekat, praktis, nyaman. Namun, membeli apartemen sesungguhnya juga memiliki banyak sisi negatif. Apa saja yang harus diperhatikan saat membeli apartemen? Baca laporan khusus Tirto.id terkait apartemen.

Pada 2017 bakal hadir beberapa apartemen baru khususnya di Jakarta. Colliers International mencatat ada 38 apartemen dalam proses konstruksi dan tahap perencanaan. Geliat ini tentu akan lebih positif bila kebijakan pemangkasan suku bunga, kelonggaran nilai batas kredit atau Loan To Value (LTV) bisa berjalan efektif di tahun ini.

Melihat dari momen pasca Pilkada dan proyek infrastruktur perkotaan, maka investasi hunian di ibu kota seperti apartemen masih menjanjikan. Apartemen juga jadi solusi bagi pemakai langsung sebagai jawaban dari kemacetan perkotaan di kota besar seperti Jakarta.

Fase kebangkitan properti yang sudah dimulai di 2016, khususnya di segmen hunian seperti apartemen, bakal terus melaju meski ada tantangan di tahun politik 2017.

Baca juga artikel terkait PROPERTI atau tulisan lainnya dari Suhendra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Suhendra
Penulis: Suhendra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti