Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Klaster Hajatan Sebabkan Kenaikan Kasus COVID-19 Kulon Progo Tinggi

Dari klaster hajatan di Kalibawang terdapat 50 kasus konfirmasi positif. Sementara klaster jenguk orang sakit di Kecamatan Lendah bertambah 40 kasus.

Klaster Hajatan Sebabkan Kenaikan Kasus COVID-19 Kulon Progo Tinggi
Petugas berjaga di pintu masuk kampung saat karantina wilayah di Padukuhan Ngino XII, Margoagung Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (18/6/2021). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.

tirto.id - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut tingginya penambahan kasus harian COVID-19 pada Sabtu (19/6) disumbang dari klaster Dinas Pariwisata, klaster menjenguk orang sakit, klaster keagamaan dan klaster hajatan Kalibawang.

"Penambahan 201 kasus positif COVID-19 yang memecahkan rekor harian ini tersebar di 12 kecamatan dan terbanyak di Kecamatan Lendah dan Kalibawang," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kulon Progo Baning Rahayujati di Kulon Progo, Minggu (20/6/2021), seperti dilansir Antara.

Baning mengatakan penambahan terbanyak kedua ada di Kalibawang, yakni 50 kasus. Ini merupakan pengembangan kasus awal dari tracing. Kasus terbanyak berasal dari tracing kegiatan hajatan pernikahan. Hajatan tersebut masih menyediakan makan di tempat. Selain itu, berasal dari kontak kasus kegiatan keagamaan di rumah-rumah warga.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang akan melakukan hajatan agar mengikuti arahan satgas kecamatan dan desa. Diharapkan kegiatan utama yang diutamakan, yakni ijab kabul dan kegiatan seremoni tidak boleh menyediakan makan di tempat, bisa dibungkus dan dibawakan pulang kepada tamu yang datang.

"Kami minta semua yang hadir dalam hajatan tidak boleh membuka masker supaya tidak menyebar ke saudara atau tetangga," ucapnya.

Sementara penambahan kasus COVID-19 di Kecamatan Lendah, Baning mengatakan, merupakan penambahan kasus sebelumnya, yakni kegiatan menjenguk orang sakit. Dari klaster menjenguk orang sakit ini 40 dari 62 kasus terkonfirmasi COVID-19 pada Sabtu (19/6). Sedangkan lainnya, berasal dari klaster keluarga besar yang berasal dari luar.

"Kami sedang melakukan tracing di Bumirejo. Kami menduga kasus ini penularannya dari salah satu pegawai yang sakit dan menular kepada orang-orang di sana, baik di perkantoran maupun aktivitas masyarakat yang dilakukan di balai desa tersebut," kata Baning.

Terkait klaster Dinas Pariwisata, Baning mengatakan ada penambahan delapan kasus positif, sehingga total pegawai Dinas Pariwisata yang terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 30 orang dari hasil tracing 72 anggota keluarganya yang telah dilakukan tes usap.

Hasilnya 15 positif, 11 negatif, dan sisanya masih menunggu hasil tes usap PCR, sehingga total sebanyak 45 kasus yang berasal dari klaster Dinas Pariwisata.

"Rencananya, Senin (21/6) kantor ini sudah memberikan pelayanan dengan pelayanan terbatas oleh pegawai yang hasilnya negatif," katanya.

Baning berharap masyarakat mematuhi protokol kesehatan, menghindari kegiatan yang mengundang orang banyak dan tetap di rumah bila tidak ada kepentingan mendesak.

"Kami berharap dengan peningkatan signikan COVID-19, masyarakat mematuhi protokol kesehatan, menghindari kegiatan yang mengumpulkan orang banyak, tetap di rumah bila tidak ada kepentingan mendesak, tetap menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami mengaku awal Juni hingga Sabtu (19/6), penambahan kasus harian hampir 1.000 kasus. Belakangan di Kulon Progo banyak muncul klaster, yakni klaster Dinas Pariwisata, menjenguk orang sakit Lendah, kegiatan keagamaan dan hajatan Kalibawang, SMP Negeri 2 Wates, Bank Swasta Temon, dan klaster logistik bandara Internasional Yogyakarta.

"Artinya, ini merupakan potret Kulon Progo saat ini, jika kita amati banyak masyarakat belum taat prokes, khususnya saat menggelar hajatan," katanya.

Baca juga artikel terkait KLASTER HAJATAN

tirto.id - Kesehatan
Sumber: Antara
Penulis: Restu Diantina Putri
Editor: Restu Diantina Putri