tirto.id - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi DKI Jakarta, Zita Anjani, memberikan klarifikasi terkait kontroversi unggahan foto Starbucks di Mekkah.
Kontroversi itu bermula ketika Zita Anjani mengunggah foto kopi Starbucks melalui akun Instagram pribadinya @zitaanjani pada Sabtu (20/4/2024).
Unggahan itu memperlihatkan tangan putri Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan itu yang memegang gelas kopi Starbucks dengan latar belakang kota suci Mekkah dari ketinggian.
Zita juga memberikan keterangan pada foto itu, menyebut bahwa dirinya tidak membeli kopi Starbucks itu, tapi diberi oleh seseorang ketika dia sedang makan malam. Dia lalu meminta tanggapan dari para pengikutnya mengenai hal tersebut.
“Lagi makan malam ehh ada yang kasih kopi, menurut kalian gimana guys?,” tulis Zita Anjani.
Sontak foto itu dibanjiri komentar oleh warganet, hingga berita ini ditulis, postingan kopi Starbucks milik Zita itu telah mendapatkan lebih dari 63,4 ribu komentar.
Mayoritas komentar warganet mengkritik keras aksi yang dilakukan oleh Zita Anjani. Warganet menilai, perempuan kelahiran Jakarta tanggal 12 Maret 1990 ini tidak tahu malu dan tidak peka terhadap kondisi yang sedang dihadapi oleh rakyat Palestina. Apalagi, Zita merupakan seorang wakil rakyat.
Starbucks selama ini disebut-sebut menjadi salah satu produk sasaran boikot karena dianggap mendukung Israel yang melakukan agresi terhadap rakyat Palestina.
“Sangat tidak layak menjadi wakil rakyat,” komentar pengguna akun @hepiandibastoni.
“Mba serius gak malu?,” tulis pengguna akun @yuliafirstian.
“Kasihan gak punya hati dan empati untuk saudara di Palestina,” komentar pengguna akun @fian_via.
Klarifikasi Zita Anjani Terkait Unggahan Kopi Starbucks
Setelah mendapatkan kritik tajam dari warganet dan viral menjadi perbincangan. Zita Anjani memberikan klarifikasi terkait unggahan kopi Starbucks itu.
Menurut Zita foto itu diunggahnya untuk menjadi bahan diskusi dengan para pengikutnya di sosial media. Pasalnya kata dia, dirinya merasa heran mengapa kopi tersebut masih dijual bebas di Mekkah.
Untuk itu, dia memposting untuk mengetahui cara pandang para pengikutnya. Tetapi Zita menyayangkan reaksi dari warganet yang menurut dia memberikan kritikan tajam sedemikian rupa karena dia merupakan seorang wakil rakyat.
“Berawal dari postingan kopi saat umroh, saya berniat memancing obrolan. ‘Kok bisa brand itu masih dijual bebas di sana?’ itu salah satu yang saya harapkan. Tapi netizen justru terfokus pada siapa pembawa pesannya, bukan isi pesannya,” tulisnya melalui postingan Instagram @zitaanjani Jumat (26/4/2024).
Menanggapi reaksi warganet itu, Zita lalu memutuskan untuk memperkenalkan siapa dirinya, lengkap dengan jabatan serta partai tempatnya bernaung.
“Kalau begitu, saya perkenalkan siapa pembawa pesannya. Saya, Zita Anjani, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PAN @amanatnasional. Saya sangat prihatin pada kasus teror dan genosida besar-besaran pada saudara-saudara kita di Palestina, dan saya memanfaatkan akun sosial media saya untuk menyuarakannya,” tulisnya.
Kemudian dia juga menjelaskan bahwa dirinya bersama PAN sejak November 2023 lalu telah melakukan aksi nyata untuk membantu masyarakat Palestina. Zita menjelaskan dirinya bahkan menyumbangkan jam tangan kesayangan miliknya.
“November 2023 saya memulai donasi dengan menyumbangkan jam tangan kesayangan saya, lalu diikuti teman-teman kader PAN dan masyarakat. Sumbangan kami serahkan ke Quantum Akhyar Institute. Sebelumnya juga PAN beberapa kali turut menyumbang ke Palestina baik melalui donasi kader maupun melalui penjualan tiket Birukan Langit Indonesia Stage yang digelar di beberapa kota,” sambungnya.
Selanjutnya Zita menjelaskan bahwa di dalam postingan foto kopi Starbucks itu, dirinya dengan gamblang menyampaikan bahwa kopi itu bukan dia yang membelinya, tetapi dia menerima pemberian.
Dia bermaksud melalui postingan itu dapat menstimulasi diskusi dengan para pengikutnya tentang fakta bahwa Starbucks masih dijual bebas di Arab Saudi.
“Kembali ke postingan kopi, saya menulis “saya DIKASIH” dan “bagaimana menurut kalian?” Saya kira itu bisa jadi pemantik obrolan, bahwa brand tersebut masih diperjualbelikan bebas di tanah suci. Kok bisa?,” sampainya.
“Saya mengajak kita semua agar lebih bijak dengan narasi yang mudah dibuat di media sosial, bahwa dari 1 foto muncul banyak narasi liar lainnya. Pihak tertentu bisa memanfaatkan peluang ini untuk memecah belah kita,” tambahnya.
Tetapi Zita menduga, warganet butuh pelampiasan kemarahan, dan postingannya adalah sasaran terdekat. Perasaan marah itu menurutnya valid, meski kata dia bisa diarahkan pada yang lebih tepat, bukan asal serang apalgi mengkaitkan isu ini dengan politik.
Kemudian, Zita mengajak orang-orang untuk berhenti menilai seseorang dari kulit luarnya, sebab menurut dia itu adalah urusannya dengan Tuhan. Terakhir, dia mengajak untuk mendoakan rakyat Palestina, dan menegaskan bahwa dirinya berdiri untuk Palestina.
“Mari kita bersama-sama berhenti menilai seseorang dari kulit luarnya, dari penampilannya yang berjilbab atau tidak, dari yang terlihat mata belaka, dari apapun yang menjadi urusannya dengan Tuhan. Karena kita tidak pernah tahu apa yang dia lakukan untuk ummat, apa yang dia lakukan untuk Tuhan-nya. Mengingatkan itu baik, tapi tidak dengan menghakimi,” tulisnya.
“Mari kita bersama mendoakan saudara-saudara kita di Palestina dgn berbagai cara yang kita bisa, dan semoga perang dan pembantaian ini cepat usai. Saya, Zita Anjani, I Stand with Palestine,” pungkas Zita.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Iswara N Raditya