Menuju konten utama

Viral Bocah di Madura Tunangan, BKKBN: Bukan Faktor Ekonomi

Hasto menjelaskan kedua putra dan putri tersebut telah duduk di bangku sekolah dasar, dan bukan berusia 4 tahun.

Viral Bocah di Madura Tunangan, BKKBN: Bukan Faktor Ekonomi
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam konferensi pers di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Kamis (25/4/2024). tirto.id/M. Irfan Al Amin

tirto.id - Viral di media sosial pertunangan bocah berusia empat tahun di Sampang, Madura, Jawa Timur. Terkait fenomena itu, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, sudah mengutus BKKBN Jawa Timur untuk menemui orang tua dari masing-masing pihak dan memberikan teguran serta edukasi mengenai bahaya pernikahan dini.

Hasto menjelaskan kedua putra dan putri tersebut telah duduk di bangku sekolah dasar, dan bukan berusia 4 tahun.

"BKKBN sudah kunjungi ke lapangan ternyata usianya 7 tahun ternyata sudah ditunangkan. Tentu kami harus melakukan sosialisasi kepada dia, keluarganya dan kepada masyarakat," kata Hasto di Kantor BKKBN, Jakarta Timur, Kamis (25/4/2024).

Hasto juga mengimbau kepada pemerintah Kabupaten Sampang agar kejadian yang mengarah kepada pernikahan dini tersebut untuk segera dihentikan. Teguran kepada pemerintah daerah setempat agar segala hal yang berkaitan dengan pernikahan dini tidak dianggap sepele.

"Kepada pemerintah daerah setempat supaya ini tidak dianggap biasa, karena Anda bisa bayangkan deh," kata Hasto.

Hasto mengingatkan bahaya dari pernikahan anak usia dini. Dia mengibaratkan bagi anak usia tujuh tahun secara biologis seharusnya belum mengalami menstruasi sehingga usia tersebut belum siap untuk melakukan hubungan seksual.

"Apalagi nikah, menstruasi saja enggak boleh kurang dari 8 tahun. Apalagi nikah ini masih tujuh tahun sudah ditunangkan. Makanya edukasi itu penting," kata Hasto.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Maria Ernawati, menambahkan kasus tunangan tersebut terjadi karena adanya nazar dari masing-masing orang tua saat berangkat haji bersama. Oleh karenanya, Erna membantah bila pertunangan tersebut dilakukan karena faktor ekonomi.

"Kami sudah datang ke rumahnya, dan itu bukan faktor ekonomi jadi ada satu peristiwa orang tuanya saat ini di Mekkah punya nazar atau janji apabila sama-sama hamil kemudian si anak akan dijodohkan," kata Erna.

Erna menjelaskan BKKBN Jawa Timur akan melakukan pendampingan kepada kedua anak yang dijodohkan. Dia khawatir berita pertunangan tersebut akan menjadi bahan perundungan dalam kelompok sosial mereka baik di lingkungan rumah maupun sekolah.

"Intinya pemerintah BKKBN dan Sampang sudah datang mendampingi dan mengedukasi," kata Erna.

Baca juga artikel terkait BKKBN atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Flash news
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Intan Umbari Prihatin