tirto.id - Seperti Jeep, Piaggio, dan Toyota, kisah Volkswagen (VW) yang melegenda dimulai dengan produksi kendaraan untuk armada perang.
Semuanya bermula dari pabrik di Jerman yang rusak akibat bom Inggris pada Perang Dunia II. Dari sana, sebuah mobil unik dilahirkan dan dikirim ke seluruh dunia pada 1945. Mobil ini adalah Volkswagen Tipe 1 atau yang dikenal sebagai Beetle—kendaraan pertama yang diproduksi oleh pabrik yang berlokasi di kota Wolfsburg itu.
Ide soal Volkswagen pertama kali dicetuskan Adolf Hitler, pemimpin Nazi Jerman, yang menginginkan kendaraan berkualitas yang andal serta terjangkau. Dalam bayangan sang diktator, Volkswagen merupakan sebuah sedan kecil yang dapat berlari 100 km/jam di sepanjang Autobahn, jalan tol yang baru saja selesai dibangun di negara itu.
Sayang, perang membuat produksi mobil ini harus tertunda. Padahal, sejak pertemuan antara Hitler dengan insinyur Austria, Ferdinand Porsche, rancang desain dan bangun Volkswagen sudah ada di papan gambar sejak 1934. Pada 28 Mei 1937, tepat hari ini 83 tahun lalu, Volkswagen akhirnya didirikan.
Usai perang, rekayasa inovatif yang dilakukan Porsche terhadap blueprint tersebut membuat proses pembuatannya hampir selesai. Dengan dibantu Erwin Komenda, desainer yang juga berasal dari Austria, Volkswagen Beetle akhirnya lahir dengan gaya lebih ramah.
Mayor Ivan Hirst, seorang perwira dan insinyur tentara Inggris, yang menyelamatkan pabrik Volkswagen, telah menjadi saksi bahwa kendaraan militer berbasis Volkswagen merupakan mobil perang berkualitas. Ia pun yakin, VW yang dibuat dalam masa damai akan memiliki daya tarik yang jauh lebih memikat, bahkan sampai keluar Jerman, seperti yang dilansir dari BBC.
Sesuai namanya yang secara harafiah berarti "mobil rakyat", Volkswagen benar-benar menjadi 'mobil rakyat' dan sekaligus menjadi mobil paling ikonik di seluruh dunia. Mulai dari anak-anak kuliah hingga para hippies sangat menyukai mobil ini. Beetle yang diluncurkan di Amerika Serikat pada 1959 bahkan menjadi mobil buatan luar negeri terlaris di Negeri Paman Sam itu sepanjang tahun 1960-an.
Volkswagen memang sempat menghentikan penjualan Beetle di akhir 1970-an, tetapi mereka kemudian melanjutkan produksi untuk Meksiko dan Amerika Latin.
Nasib Beetle Kini
Pada pertengahan 1990-an, Ferdinand Piech, Chief Executive Volkswagen sekaligus cucu dari Ferdinand Porsche, memodernisasi Beetle. Langkah ini ia lakukan untuk menggairahkan kembali pasar mobil itu, terutama setelah penjualannya menurun di Amerika Serikat, salah satu pasar terbesar Beetle.
Reuters melaporkan, New Beetle sangat menghebohkan waktu pertama kali meluncur. Secara global penjualannya tembus 500.000 unit pada 1998, dan sebanyak 80.000 unit berasal dari Amerika Serikat. Namun sayang, dalam beberapa tahun terakhir penjualannya terus menurun.
Pada Agustus 2018, penjualan New Beetle di AS hanya mencatatkan 11.151 unit atau turun 2,2 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Konsumen di AS disebut lebih menyukai Volkswagen lebih kecil seperti Jetta, atau model SUV yang tengah digemari seperti Tiguan. Usia Beetle pun akhirnya tiba di penghujung waktu. Masih dari Reuters, Volkswagen berencana untuk menghentikan penjualan Beetle pada suatu waktu di 2019.
Head of Volkswagen of America Hincrich Woebcken mengatakan, Volkswagen sebetulnya tidak memiliki rencana untuk mengganti Beetle. Namun dalam pernyataannya, secara tersirat ia mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi suatu hari nanti. Apalagi, Volkswagen kini tengah bersiap meluncurkan sejumlah kendaraan listrik untuk menarik konsumen baru yang peduli dengan lingkungan.
Aliansi Tersukses?
Di luar Beetle, VW sejatinya tengah berbangga. Ini karena penjualan Volkaswagen Group pada 2018 meningkat 0,9 persen dari tahun sebelumnya atau mencapai 10,83 juta unit di seluruh dunia. Sebagai catatan, sejumlah jenama ternama memang mulai tergabung Volkswagen Group sejak 1980-an. Nama-nama seperti Seat, Skoda, Audi, Bentley, Lamborghini, Bugatti, Scania, Ducati, MAN, serta Porsche masuk dalam aliansi ini.
Klaim Volkswagen Group ini boleh jadi menempatkan mereka pada posisi puncak statistik penjualan kendaraan bermotor, setelah aliansi Renault–Nissan–Mitsubishi dan Toyota Motor. Untuk diketahui, pada 2018, penjualan Toyota diprediksi meraih angka 10,55 juta unit. Sementara itu, aliansi Perancis - Jepang menjual 10,76 juta unit di 2017 dan 5,54 juta unit pada paruh pertama 2018, hanya berselisih sedikit dari Volkswagen Group.
"Jika kita mengasumsikan bahwa penjualan 10,8 juta unit kendaraan yang dilaporkan Volkswagen telah terkonfirmasi, hal itu sudah cukup untuk menempatkan Volkswagen Group di posisi nomor satu," kata David Oakley, seorang analis dari LMC Automotive kepada Reuters.
Volkswagen Group mengatakan merek VW menghasilkan 6,24 juta unit pada tahun 2018. Sementara merek Audi dan Porsche, masing-masing mencatatkan angka 1,81 juta unit dan 256 ribu unit. Hal ini sekaligus menandai Audi sebagai merek premium nomor tiga, di belakang BMW yang menjual 2,1 juta unit dan Mercedes-Benz dengan 2,3 juta unit.
Sementara di Eropa, laman Car Sales Base memperlihatkan angka penjualan Volkswagen Group memang tengah mengalami tren peningkatan dalam lima tahun terakhir meskipun perusahaan itu sempat tersangkut skandal emisi diesel. Angka penjualan mobil penumpang untuk merek Audi, Bentley, Lamborghini, Porsche, Seat, Skoda, dan VW pada tahun 2014 tercatat sebesar 3.284.856 unit. Dari tahun ke tahun, angkanya terus mengalami peningkatan hingga mencapai 3.655.499 unit pada 2018.
Autocar menyebutkan, meningkatnya penjualan Volkswagen dari tahun ke tahun disokong oleh line-up SUV yang cukup luas. Meski begitu, model saloon dan hatchback model lama masih cukup populer, bahkan masih menjadi salah satu yang terlaris pada 2018.
Tak lagi Beetle, kini model terlaris VW merupakan model SUV (Sport Utility Vehicle) Tiguan yang pada tahun lalu terjual 861.331 unit. Polo menyusul dengan raihan 855.179 unit, yang diikuti oleh Golf dengan angka 805.752 unit.
Rencana Besar di Masa Depan
Di ranah global, Volkswagen sedang bersiap membuat gebrakan baru. Bersama Ford, VW beraliansi untuk mengembangkan sebuah pikap, kendaraan niaga, dan menjajaki kolaborasi pada kendaraan otonom serta listrik.
Berbeda dengan aliansi yang sudah dilakukan sebelumnya, dalam kasus ini tidak ada perusahaan yang mengambil kepemilikan saham di perusahaan lain. Tapi, kemitraan di antara Volkswagen dan Ford akan diawasi oleh komite yang orang-orangnya berasal dari kedua perusahaan.
Ada sejumlah alasan megnapa Ford memilih untuk menjalin aliansi dengan Ford. Dilansir The Verge, CEO Volkswagen Herbert Diess berujar jika Ford merupakan pemain utama di Amerika Serikat. "Dari perspektif Volkswagen, akan sangat masuk akal untuk bekerja sama dengan pemain Amerika mengingat kondisi regulasi dalam hal swakemudi lebih maju di AS daripada di Eropa," ungkapnya.
Selain itu, kerja sama kedua pabrikan ini juga dianggap saling menguntungkan dalam industri otomotif. Kini, hampir setiap produsen tengah beralih ke kendaraan listrik dan mulai menjelajahi teknologi otonom. Pabrikan mobil juga mulai fokus pada produk baru, berupa layanan mobilitas masa depan.
Menurut CEO Ford Jim Hackett, bersama VW pihaknya akan menawarkan lebih banyak pilihan kompetitif bagi konsumen, termasuk layanan seperti armada mobil, sepeda motor, atau skuter untuk ride-sharing. "Kami percaya perubahan mendasar itu sehat, karena memungkinkan para pembuat mobil untuk fokus pada kekuatan masing-masing dan berpartisipasi dalam mengembangkan solusi mobilitas baru ini," kata Hackett, seperti dikutip dari The Verge.
Kini, 'mobil rakyat' buah pikiran Hitler itu telah menjelma raksasa otomotif global. Banyak konsumen berharap Volkswagen tetap ikonik dan memikat seluruh dunia, seperti halnya mobil pertama mereka, Beetle.
==========
Artikel ini pertama kali ditayangkan pada 28 Mei 2019 dengan judul "Kisah Volkswagen: Ketika Ide Hitler Diterima Kaum Hippies". Kami melakukan penyuntingan ulang dan menerbitkannya kembali untuk rubrik Mozaik.
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara & Ivan Aulia Ahsan