tirto.id - "Kau harus memakai dua-duanya," ujar Master ngotot.
"Konyol sekali hanya memakai satu," imbuhnya.
Griet sedikit menolak karena telinga sebelahnya tidak ditindik. Ia memanggil majikannya, Johannes Vermeer dengan sebutan Master sebab profesinya sebagai pelukis. Sehari-hari gadis pelayan rumah tangga itu melakukan tugas harian: mencuci pakaian, mengasuh anak-anak, dan sejumlah tugas dapur.
Vermeer lalu mengulurkan anting dan mengenakannya pada telinga Griet yang sudah ditindik. Sementara ia mulai menyiapkan kuas dan palet, Griet duduk berpose. Ia lupa dengan rendaman cucian yang dingin dan mulai keruh.
"…meskipun mataku terasa berkunang-kunang karena terus menoleh seperti itu. Aku tidak ingin bergerak lagi."
Adegan di atas dikutip dari novel Girl with a Pearl Earring (1999) karya Tracy Chevalier. Ia berhasil menciptakan imajinasi sosok perempuan bernama Griet yang berkarakter kuat, tenang, dan cerdas, yang membantu Vermeer dalam tugas-tugas rumah tangga.
Lebih dari tiga abad, para penikmat seni dihinggapi rasa penasaran akan sosok dalam salah satu lukisan paling terkenal di dunia. Para kritikus seni sering menyebutnya "Mona Lisa dari Utara".
"Girl with a Pearl Earring" telah menginspirasi banyak karya seni, sastra, dan dunia film.
Genre Lukisan Vemeer
Lukisan karya Johannes Vermeer kerap diselimuti misteri dan spekulasi, dengan sedikit yang diketahui tentang komposisi dan subjeknya.
Pengaruh Vermeer dalam dunia seni hanya terbatas pada masa hidupnya di kota kelahirannya Delft, Belanda. Lahir pada 31 Okrober 1632, ia dikenal sebagai "Sphinx of Delft" karena sedikit yang diketahui tentang kehidupannya.
Pada usia 21 tahun ia menikahi perempuan kaya, Catherine Bolnes, dan dikaruniai empat belas anak. Mereka menempati rumah mewah milik ibu mertua, Maria Thins, yang juga memiliki kerabat pelukis di Utrecht.
Kemahiran Vermeer melukis kemungkinan didapat dengan magang kepada seniman lain di Delft, seperti Carel Fabritius dan Leonaert Bramer.
Karya Vermeer terkenal karena penggambaran rumah tangganya yang tenang dan intim, ditandai dengan perhatiannya yang cermat dan detail. Dia menggunakan pigmen warna biru ultramarine yang langka, terbuat dari batu lapis mulia dari Afghanistan.
Warsa 1854, Vermeer mulai melakukan pekerjaan melukisnya lewat karya sejarah yang dipengaruhi oleh para pelukis Amsterdam dan Utrecht yang menonjolkan adegan mitologi dari Al-Kitab. Itu sedikit menguras energinya karena butuh riset dan pengetahuan lebih.
Akhirnya ia mulai beralih ke adegan-adegan sederhana yang sering kali menggambarkan wanita yang melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membuat susu, menjahit, memainkan alat musik, dan membaca surat.
Karyanya juga fokus menangkap permainan cahaya melalui jendela. Penggunaan mutiara oleh Vermeer sebagai motif berulang dalam lukisannya, bersama dengan teknik melukisnya yang khas menggunakan titik-titik kecil untuk memberi kesan pantulan cahaya, menambah sifat misterius karyanya dan terus membuat para peneliti terpesona di kemudian hari.
"Namun, beberapa sarjana telah menggunakan titik-titik tersebut sebagai argumen bahwa Vermeer terinspirasi oleh--atau mengerjakannya langsung dari--pandangan melalui kamera obscura," tulis Abbie Vandivere dkk dalam jurnalnya "The Girl in the Spotlight: Vermeer at work, his materials and techniques in Girl with a Pearl Earring".
Vandivere menuturkan bahwa Vermeer juga menawarkan kemampuan unik dalam hal perpaduan warna, perlakuan linier, dan variasi tekstur. Baginya konsistensi warna itu penting, meskipun media pengecatan cair atau pengering dapat ditambahkan jika diinginkan.
Dalam melukis, ia biasanya menggunakan kuas kelas atas dan kanvas yang terbuat dari linen murni Eropa. Lapisan pernis sering diaplikasikan untuk melindungi lukisan-lukisannya.
Itu banyak digunakan pada abad ke-16 di Venesia dan dipengaruhi oleh seniman seperti Velázquez, Rubens, dan Rembrandt. Seniman modern telah mengeksplorasi berbagai teknik dan bahan, termasuk cat akrilik.
Selain "Girl with a Pearl Earring", karya Vermeer lainnya yang cukup populer ialah "The Milkmaid". Lukisan ini menggambarkan seorang wanita yang sedang menuangkan susu dari sebuah kendi ke dalam bejana.
Lalu ada "The Concert" yang menggambarkan tiga orang yang sedang bermain musik di dalam sebuah ruangan. Lukisan ini dianggap sebagai salah satu karya paling misterius dan kontroversial dari Vermeer.
Setelah kematiannya pada 15 Desember 1675, namanya terlupakan dan baru ditemukan kembali pada abad ke-19.
Mona Lisa dari Utara
"Gadis dengan Anting Mutiara" yang dibuat Vermeer sekitar tahun 1665 menjadi bagian dari koleksi Museum Mauritshuis di Den Haag dengan nomor inventaris 670 sejak tahun 1902 dan terus memikat pengunjung dengan daya tariknya yang penuh teka-teki.
Komposisi lukisan dengan mulut gadis yang terbuka dan tatapan mata yang memikat, dipadukan dengan turban oriental berbalut kain biru dan kuning. Sementara mutiara berukuran besar di telinga kirinya menambah daya pikat.
Ia memiliki rambut cokelat gelap yang diikat ke belakang, mengenakan gaun biru tua yang sederhana. Dengan wajah oval dan mata besar cokelat serta bibir merah muda, ia menatap dunia dengan tatapan yang misterius, sekaligus menarik.
Gadis itu duduk di depan latar belakang yang gelap, hanya diterangi oleh cahaya yang masuk melalui jendela. Posenya membuat wajah dan antingnya menjadi pusat perhatian. Anting mutiara itu tampak kontras dengan warna gelap gaun dan latar belakangnya.
Menurut penelitian Museum Mauritshuis, kini beberapa warna lukisan telah memudar, seperti merah di wajahnya, nada hijau dalam bayang-bayang turban, dan tirai di latar belakang. Namun pesonanya masih memancar.
Masih diperdebatkan apakah lukisan itu diklasifikasikan sebagai potret atau bagian dari genre yang disebut Tronie, sebuah studi tentang objek yang menggambarkan kepala dan bahu dalam pakaian eksotis.
Ini membiarkan makna sebenarnya dari lukisan itu terbuka untuk ditafsirkan.
Sama halnya seperti identitas sang model yang masih belum diketahui, namun ada spekulasi bahwa salah satu putri Vermeer mungkin yang berpose untuk lukisan tersebut. Sementara yang lain berpendapat lukisan ini hanya imajinasi Vermeer.
"Kita mungkin tidak akan pernah tahu identitas model untuk Gadis Vermeer--jika memang ada," ujar kritikus seni, Alastair Sooke, dalam kolomnya "Vermeer’s Girl with a Pearl Earring: Who was she?" di BBC.
Lukisan ini menyandang beberapa sebutan selama dipamerkan di berbagai galeri dan rumah lelang, mulai dari "Portrait in Antique Costume", lalu "Girl with a Turban", kemudian "Girl with a Pearl", hingga akhirnya kiwari menjadi "Girl with a Pearl Earring”.
Menghilang Selama Dua Abad
Tahun 2018, dalam rangka mengungkap beberapa pertanyaan dan misteri yang masih mengelilingi lukisan ini, Mauritshuis dan museum lainnya melakukan proyek penelitian baru, termasuk karya-karya Vermeer lainnya.
Setelah kematian sang pelukis pada 1675, "Gadis dengan Anting Mutiara" seperti terpendam bak harta karun. Tidak ada yang menyentuhnya, tidak ada yang mengingatnya.
Ketenaran lukisan ini muncul kembali pada abad ke-19 saat diatributkan pada kebangkitan minat terhadap seni Belanda. Selain itu, karya-karya Vermeer juga secara umum mendapatkan perhatian yang lebih besar.
Pada periode Romantis dan kebangkitan seni Jerman di abad ke-19, seni Belanda dari abad ke-17, termasuk karya Vermeer, dihargai kembali. Lukisan ini dianggap sebagai masterpiece, dan para seniman, kolektor, dan pecinta seni mulai menghargai keunikan, keindahan, dan sisi misteri lukisan tersebut.
Warsa 1881, lukisan ini diperlihatkan dalam sebuah pameran seni di Den Haag, Belanda. Setelah itu, lukisan kembali terlupakan dan tidak mendapatkan perhatian besar sampai seorang kolektor seni bernama Aronlodus des Tombe mengidentifikasi lukisan ini sebagai karya Vermeer yang sangat berharga.
Des Tombe yang membeli lukisan ini dengan harga murah seharga dua gulden meninggal pada 1902. Dalam surat wasiatnya ia meninggalkan lukisan itu untuk diberikan ke Museum Mauritshuis bersama sebelas lukisan koleksinya yang lain.
Sejak saat itu, ketertarikan publik terhadap lukisan ini semakin meningkat di akhir abad ke-20. Lukisan "Girl with a Pearl Earring" menjadi ikonik dan dikenal melalui reproduksi, buku, film, dan pameran seni.
Pada 1999, Tracy Chevalier menerbitkan novel Girl with a Pearl Earring yang kemudian diadaptasi ke dalam film pada 2003. Film yang dibintangi oleh Scarlett Johansson dan Colin Firth.
Tahun 2012, lukisan ini berkeliling ke Italia, Jepang, dan Amerika Serikat, bertepatan dengan renovasi gedung Museum Mauritshuis.
Seniman Grafiti, Banksy, membuat karya di sebuah bangunan Bristol pada tahun 2014. Di dindingnya itu, anting-anting mutiaranya diganti dengan kotak alarm.
"Girl with a Pearl Earring" tetap menjadi mahakarya yang penuh teka-teki. Mengajak siapa saja untuk berspekulasi dan menciptakan kisahnya sendiri.
Penulis: Ali Zaenal
Editor: Irfan Teguh Pribadi