tirto.id - Keputihan adalah cairan bening atau putih yang keluar dari vagina. Secara umum, cairan ini dapat membantu untuk membersihkan dan melumasi area kewanitaan serta melawan bakteri jahat dan infeksi. Lalu, apakah keputihan setelah haid itu normal?
Dalam artikel “Discharge After Period: What It Means” (2023) di situs Very Well Health dijelaskan bahwa keputihan yang muncul setelah periode menstruasi adalah suatu hal yang normal. Keputihan pada periode ini juga berperan untuk menjaga kebersihan serta keseimbangan vagina.
Adapun warna keputihan setelah haid biasanya berwarna putih atau terkadang dapat muncul dalam warna coklat atau merah muda.
Namun, perlu diingat bahwa keputihan juga bisa menjadi pertanda adanya infeksi, terutama bakterial vaginosis yang sering terjadi. Gejala dari infeksi ini meliputi keputihan berwarna putih, kental, serta menggumpal, sering disertai dengan rasa gatal.
Jumlah dan konsistensi keputihan dapat berubah sepanjang siklus menstruasi karena fluktuasi hormon dalam tubuh. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa keputihan yang tidak normal perlu dievaluasi lebih lanjut. Warna keputihan hanyalah salah satu faktor yang perlu diperhatikan.
Untuk memahami lebih lanjut, dalam artikel ini bakal dibahas mengenai penyebab keputihan setelah haid serta cara mengatasi keputihan setelah haid.
Penyebab Keputihan Setelah Haid
Keputihan yang dialami oleh perempuan dapat berubah sepanjang bulan akibat dari naik turunnya hormon. Namun, dalam beberapa kasus, keputihan bisa menjadi tanda adanya kondisi kesehatan yang perlu penanganan dokter.
Dilansir dari artikel “Is It Normal to Have Discharge After My Period?” (2019) oleh Kristeen Cherney di situs Healthline, berikut ini beberapa penyebab keputihan setelah haid yang paling umum.
1. Darah lama
Salah satu penyebab umum keputihan setelah menstruasi adalah darah lama yang masih dikeluarkan dari lapisan rahim setelah menstruasi selesai.Keputihan ini biasanya berwarna cokelat dan mungkin terjadi beberapa hari setelah berhentinya aliran menstruasi normal. Meskipun keputihan coklat mungkin terlihat, biasanya tidak cukup banyak untuk memerlukan penggunaan produk kewanitaan seperti pembalut.
2. Ovulasi
Saat siklus menstruasi berjalan, ovulasi bisa terjadi sekitar dua minggu setelah awalnya menstruasi. Setelah menstruasi, bisa terjadi keputihan jernih hingga putih dari leher rahim karena kadar estrogen mulai meningkat. Hal ini bisa terjadi lebih cepat pada perempuan yang memiliki siklus menstruasi pendek.3. Pil kontrasepsi
Pil kontrasepsi oral meningkatkan kadar estrogen dan progesteron dalam tubuh, yang bisa menyebabkan peningkatan keputihan vagina sepanjang bulan.4. Bakterial vaginosis (BV)
BV terjadi ketika keseimbangan bakteri dalam vagina terganggu. BV dapat menyebabkan keputihan berwarna abu-abu dan disertai dengan nyeri, kemerahan, serta gatal.5. Infeksi jamur
Infeksi jamur bisa terjadi selama atau setelah menstruasi, dan kapan saja dalam sebulan. Infeksi jamur ini disebabkan oleh produksi jamur berlebih sehingga menyebabkan gatal, terbakar, dan keputihan vagina yang tebal dan mirip keju cottage.6. Infeksi Menular Seksual (IMS)
IMS juga dapat menjadi penyebab keputihan vagina. Keputihan yang diakibatkan oleh IMS cenderung berwarna kuning atau hijau, sering disertai dengan bau yang kuat. IMS yang mungkin terjadi termasuk klamidia, trikomoniasis, dan gonore.Cara Mengatasi Keputihan Setelah Haid
Masih dilansir dari situs Healthline, untuk mengatasi keputihan setelah haid tidak diperlukan pengobatan khusus. Hal yang sama juga berlaku untuk periode tertentu dalam siklus menstruasi ketika mengeluarkan cairan bening atau putih dari vagina.
Namun, untuk kenyamanan dapat menggunakan pantyliner saat mengalami keputihan setelah haid. Penggunaan pantyliner ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan masing-masing.
Di sisi lain, bila keputihan setelah haid terjadi karena infeksi, maka perlu dilakukan perawatan doketr. Dokter dapat memberikan saran atau perawatan sesuai dengan penyebab terjadinya keputihan.
Selain itu, dalam situs Medical News Today dijelaskan bahwa jika keputihan memiliki bau atau tampilan yang tidak biasa, maka harus segera mencari perawatan medis. Segera hubungi dokter bila keputihan disertai dengan gejala pada vagina sebagai berikut:
- gatal;
- rasa sakit atau ketidaknyamanan;
- keputihan yang berbusa;
- perdarahan di antara periode atau setelah menopause;
- bercak setelah berhubungan seks secara teratur;
- cairan berwarna abu-abu, hijau, atau kuning;
- bau yang menyengat;
- sensasi terbakar saat buang air kecil;
Penulis: Umi Zuhriyah
Editor: Dhita Koesno