tirto.id - Keputihan merupakan hal yang normal dan pasti dialami oleh setiap perempuan. Namun, keputihan juga bisa jadi pertanda adanya penyakit apabila cairan yang dikeluarkan berbeda dari biasanya. Lalu, apa saja ciri keputihan yang normal dan tidak normal?
Keputihan adalah kondisi ketika vagina mengeluarkan cairan berwarna putih atau bening. Cairan ini dikeluarkan oleh kelenjar yang ada di dalam vagina maupun leher rahim.
Keputihan merupakan cara alami tubuh untuk melindungi kesehatan organ intim perempuan. Cairan yang keluar akan menyapu seluruh sel-sel tua dan kotoran sehingga vagina bisa tetap bersih setiap hari.
Banyaknya cairan keputihan yang keluar bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ovulasi, rangsangan seksual, pil KB, hingga kehamilan. Keputihan normal dan tidak normal juga bisa dibedakan dari warna, bau, dan juga konsistensi atau tekstur cairan yang dikeluarkan.
Jenis keputihan berdasarkan warna cairan
Dilansir dari laman Medical News Today, berikut jenis-jenis keputihan yang normal dan tidak normal berdasarkan warna cairan yang keluar dari vagina:
1. Bening
Cairan vagina yang bening atau berwarna agak putih menandakan keputihan yang normal. Teksturnya licin, mirip putih telur, dan biasanya keluar ketika seorang perempuan memasuki masa ovulasi, mengalami rangsangan seksual ataupun sedang hamil.
2. Putih hingga kuning pucat
Cairan keputihan yang keluar juga bisa berwarna putih, krem, atau kuning pucat. Selama tidak ada gejala lain yang menyertai dan tidak berbau, keputihan seperti ini masih dianggap normal dan termasuk tanda lubrikasi yang sehat.
Namun, apabila cairan putih ini memiliki konsistensi seperti keju cottage dan berbau menyengat, hal ini bisa menjadi pertanda adanya infeksi. Keputihan jenis ini sering dikaitkan dengan infeksi jamur yang bisa menyebabkan gatal dan iritasi.
3. Kuning hingga hijau
Cairan keputihan yang berwarna agak kuning masih dikategorikan normal, asalkan tidak ada gejala lain dan tidak berbau. Jika warnanya kuning gelap, kuning kehijauan, atau berwarna hijau, ini adalah tanda keputihan yang tidak normal.
Keputihan berwarna kuning hingga hijau biasanya menandakan adanya infeksi bakteri atau penyakit menular seksual. Jika disertai dengan bau busuk menyengat dan konsistensinya kental menggumpal, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter.
4. Abu-abu
Keputihan berwarna abu-abu termasuk keputihan yang tidak normal dan bisa jadi gejala infeksi bakteri yang disebut dengan bacterial vaginosis (BV).
Vagina sebenarnya dipenuhi oleh bakteri dan kebanyakan adalah bakteri yang menguntungkan. Bacterial vaginosis terjadi ketika bakteri merugikan mengalami pertumbuhan pesat sehingga jumlahnya melebihi bakteri ‘baik’.
Bacterial vaginosis juga menyebabkan timbulnya rasa gatal, iritasi, bau menyengat, serta kemerahan pada vulva (area luar vagina). Bacterial vaginosis tidak termasuk penyakit menular seksual, tapi bisa meningkatkan resiko terkena penyakit berbahaya tersebut. Jika mengalami keputihan semacam ini, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
5. Pink hingga merah
Keputihan yang disertai bercak warna merah berarti mengandung sedikit darah. Hal ini biasanya terjadi sebelum menstruasi dan masih dianggap normal.
Munculnya cairan keputihan dengan bercak merah juga bisa jadi pertanda telah terjadi ovulasi sekaligus tanda awal kehamilan. Bercak kemerahan juga dapat terjadi setelah hubungan intim yang menandakan adanya iritasi atau luka kecil di bagian vagina atau leher rahim.
Cara mengatasi keputihan
Keputihan adalah sesuatu yang wajar sehingga Anda tidak perlu khawatir, terutama bila cairan yang keluar masih dalam tahap normal. Untuk mencegah terjadinya infeksi, lakukan beberapa tips dari situs Healthline berikut ini:
- Bersihkan vagina hanya dengan air.
- Hindari sabun maupun berbagai produk pembersih khusus vagina yang banyak dijual di pasaran.
- Jangan pernah melakukan vaginal douching (membersihkan bagian dalam vagina dengan cairan).
- Kenakan pakaian dalam berbahan katun yang longgar.
- Saat menstruasi, sering-seringlah mengganti pembalut setidaknya sekitar 4 jam sekali.
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari