tirto.id - Keputihan merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi keluarnya cairan dari genitalia perempuan yang bukan darah.
Kondisi ini dikenal juga dengan istilah leukorea, fluor albus, atau vaginal discharge.
Keputihan dapat bersifat fisiologis dan patologis. Fisiologis berarti dalam keadaan normal.
Patologis berarti dalam keadaan abnormal atau teridentifikasi sebagai penyakit. Hal ini dapat dilihat dari segi warna, jumlah, bau dan konsistensi keputihan.
The Times of India menjelaskan bahwa dalam kondisi normal, keputihan merupakan mekanisme alami tubuh perempuan untuk membersihkan vagina dan saluran reproduksi dari sel-sel mati sehingga tetap bersih dan terhindar dari infeksi.
Ginekolog Dr Prachi Kakkar menerangkan ciri keputihan normal adalah lendir berwarna bening atau agak keputihan, tidak berbau, dan tidak kental.
Sedangkan kondisi abnormal terjadi ketika lendir berubah menjadi kuning atau kehijauan atau putih, berbentuk menggumpal, mengeluarkan bau tak sedap yang menyengat, dan disertai sensasi gatal atau terbakar pada vagina.
Keputihan abnormal perlu segera ditangani agar tidak terjadi perluasan infeksi ke area rahim dan ovarium. Untuk itu, perlu diketahui penyebab keputihan terlebih dahulu sebagai berikut.
Penyebab Keputihan
Kemunculan keputihan dipicu oleh berbagai sebab, mulai dari kurang tepatnya perawatan dan kebersihan vagina, gangguan keseimbangan hormon, kebiasaan berganti pasangan seksual, serta konsumsi antibiotik berlebih.
Adapun pemicu-pemicu tersebut menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme meliputi jamur, bakteri, dan parasit yang menginfeksi vagina sehingga mengalami keputihan.
Dikutip dari Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung (2021), sekitar 90% perempuan di Indonesia berpotensi mengalami keputihan karena tinggal di iklim tropis yang mendukung jamur, bakteri, dan parasit mudah tumbuh dan berkembang.
Melansir riset U.S. National Institutes of Health's National Library of Medicine, infeksi penyebab keputihan tersebut terbagi menjadi dua, yakni infeksi menular nonseksual dan infeksi menular seksual.
1. Infeksi menular nonseksual
Keputihan yang timbul karena infeksi nonseksual disebabkan oleh vaginosis bakterial (bacterial vaginosis) dan kandidiasis vulvovaginal (vulvovaginal candidiasis).
Vaginosis adalah penyebab utama dari keluarnya cairan berlebihan pada vagina disertai bau tak lazim tanpa rasa gatal atau nyeri karena tidak seimbangnya jumlah bakteri pada vagina.
Sedangkan kandidiasis vulvovaginal merupakan infeksi yang disebabkan oleh jamur candida albicans. Jamur ini muncul antara lain karena kondisi kebersihan dan kelembapan vagina yang buruk, sehingga membuat jumlah keputihan berlebih dengan bentuk gumpalan disertai rasa gatal pada vulva.
2. Infeksi menular seksual
Keputihan ini merupakan bagian dari gejala infeksi menular seksual (IMS). Muncul sebagai akibat perilaku seksual yang tidak sehat, sehingga tumbuh bakteri chlamydia trachomatis, bakteri neisseria gonorrhoeae, dan parasit trichomonas vaginalis penyebab keputihan.
Obat Alami Keputihan
Dilansir dariMedical News Today, berikut adalah daftar bahan alami yang dapat menjadi obat keputihan.
Probiotik
Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi probiotik dapat membantu tubuh memproduksi bakteri baik yang berfungsi melawan bakteri jahat dan jamur. Terutama untuk mengatasi kasus vaginosis bakteri.
Bahan alami yang kaya akan probiotik dapat diperoleh dari produk-produk fermentasi, seperti yoghurt, kefir, kimchi, tempe, dan keju.
Cuka apel dan madu
Vagina perlu memiliki tingkat pH yang normal yakni di antara 3,5 - 4,5 supaya terhindar dari infeksi.
Sifat asam dari cuka dapat membantu tubuh untuk menjaga tingkat pH, sehingga keseimbangan jumlah bakteri yang diperlukan vagina tetap seimbang.
Cuka apel akan bekerja lebih efektif jika dikonsumsi bersama madu yang memiliki sifat antimikroba alami.
Untuk mengatasi keputihan, campurkan 1 - 2 sendok makan cuka apel dengan madu secukupnya ke dalam air hangat dan konsumsi dua kali sehari.
Bawang putih
Studi menunjukkan bahwa bawang putih adalah antibakteri alami. Mengonsumsi bawang dengan cara menambahkan pada makanan dapat mengurangi risiko vaginosis bakteri.
Bawang mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk menangkal infeksi jamur atau bakteri.
Minyak pohon teh
Bahan yang juga biasa disebut tea tree oil ini memiliki sifat antijamur dan antibakteri penyebab keputihan. Bahan ini juga sekaligus dapat membantu menghilangkan bau tak wajar vagina.
Caranya, campurkan beberapa tetes minyak pohon teh ke dalam air hangat dan gunakan untuk membasuh vagina sehari sekali. Namun, bahan ini perlu dihindari untuk perempuan hamil.
Daun sirih merah
Menurut riset, dibanding daun sirih hijau, daun sirih merah memiliki kandungan alkaloid yang memiliki sifat antimikroba dan antiseptik dua kali lebih tinggi.
Daun ini juga mengandung senyawa eugenol yang dapat mematikan jamur candida albicans penyebab keputihan.
Untuk memanfaatkannya, rebus 3 - 5 lembar daun sirih merah dengan 300 ml akuades selama 30 menit. Gunakan untuk membasuh area vagina sehari dua kali selama seminggu.
Dikutip dari laman Medical News Today lainnya, adapun tindakan pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari keputihan sebagai berikut:
- Hindari penggunaan tampon dan douching. Keduanya dapat membawa mikroba baru ke dalam vagina yang dapat meningkatkan risiko infeksi.
- Jangan menggunakan produk wewangian di sekitar atau di dalam vagina, seperti tisu beraroma dan deodoran vagina karena dapat menyebabkan iritasi.
- Gunakan kondom untuk mengurangi risiko tertular IMS.
- Kenakan pakaian dalam yang berbahan menyerap keringat seperti katun. Pastikan juga kondisi pakaian dalam bersih, kering, dan tidak ketat untuk menghindari tumbuhnya mikroorganisme.
Penulis: Syaima Sabine Fasawwa
Editor: Dhita Koesno