tirto.id - Belum lama ini, tepatnya pada 20 Maret 2023, akun Instagram “dokterkandunganspog” (tautan, arsip) mengunggah video yang menunjukkan sejumlah sel berwarna putih memakan sperma.
Video itu dibubuhi keterangan bahwa keputihan menahan sperma menuju sel telur sehingga gagal terjadi kehamilan. Unggahan itu terlihat seperti penawaran sebuah produk lantaran dalam takarirnya terdapat kontak WhatsApp yang ditujukan bagi ibu-ibu yang tertarik mengikuti program hamil.
Selain itu, unggahan tersebut juga meminta para ibu yang belum dikaruniai momongan untuk berkomentar “saya mau tipsnya” agar mendapatkan tips gratis menentukan proses kehamilan.
Menurut informasi profilnya, akun “dokterkandunganspog” telah diikuti 10.800 pengguna Instagram. Beberapa unggahannya kebanyakan seputar kehamilan dan masalah-masalah infertilitas. Meski nama akunnya berbau medis, beberapa informasi dalam unggahan akun ini tidak mencantumkan satu pun nama dokter.
Hingga Jumat (14/4/2023), unggahan ini telah disukai 17.237 warganet dan memperoleh 363 komentar.
Lantas, benarkah video yang tersebar menunjukkan cairan keputihan yang membunuh sperma? Apa itu keputihan dan benarkah keputihan bisa menghambat kehamilan?
Penelusuran Fakta
Untuk mencari tahu apakah video yang diunggah sesuai dengan narasi yang disebutkan, Tim Riset Tirto memasukkan tangkapan layar salah satu frame video ke dalam mesin penelusuran gambar Yandex. Nyatanya, video itu tidak menjelaskan soal keputihan, melainkan menunjukkan bagaimana sistem kekebalan tubuh wanita membunuh sperma di dalam serviks.
Video tersebut diunggah kanal YouTube resmi BBC pada 3 Mei 2011 silam. Disebutkan dalam keterangan video BBC, sperma merupakan benda asing bagi tubuh wanita dan sistem imun akan terpicu untuk membunuh mereka. Sel darah putih dikatakan dapat menyerang sperma dari segala arah. Dari sekira 250 juta sel sperma, hanya akan ada sekitar 20 sperma yang selamat.
Lalu, apa itu keputihan?
Melansir laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), keputihan terjadi saat keluarnya cairan atau lendir dari vagina dan leher rahim. Cairan atau lendir tersebut sebenarnya dikeluarkan secara alami oleh tubuh untuk menjaga vagina tetap bersih dan lembab, serta melindunginya dari infeksi.
Tak hanya terjadi pada wanita dewasa, remaja perempuan juga mengalaminya. Pada sebagian besar kasus, keputihan adalah normal dan akan muncul saat jelang menstruasi atau sesudah menstruasi dan masa subur. Namun demikian, bahaya keputihan bisa menghantui apabila lendir yang keluar dari vagina tidak normal dan disertai gejala lain.
Keputihan abnormal atau disebut keputihan patologis seringkali terjadi akibat infeksi oleh bakteri, virus, jamur atau parasit. Keputihan dalam kondisi yang tidak wajar ditandai oleh rasa gatal di dalam vagina dan sekitar bibir vagina bagian luar, cairan berwarna kuning atau hijau, konsistensinya lebih kental, dan mengeluarkan bau tidak sedap.
Sementara itu, masih mengutip Kemenkes, keputihan normal umumnya berwarna jernih dan transparan, atau bisa cair seperti air dan lengket, dan tidak berbau atau mengeluarkan bau yang menyengat. Mengenai banyak sedikitnya cairan sangat bergantung pada siklus bulanan, beberapa kondisi seperti hamil, menyusui, terangsang secara seksual, pemakaian pil KB, masa ovulasi, dan stres bisa membuat cairan keputihan keluar lebih banyak.
Pertanyaannya, apakah keputihan bisa membunuh sperma sehingga menghambat kehamilan?
Menyoal itu dr. Yan William lewat Alodokter mengungkap, keputihan normal tidak mengganggu sel sperma. Keputihan yang dapat mengganggu sel sperma adalah keputihan yang tidak normal di mana paling sering disebabkan oleh infeksi.
Pada kondisi infeksi ini menyebabkan kondisi vagina serta serviks tidak baik untuk sel sperma sehingga mengganggu pergerakan sel sperma serta sel sperma lebih cepat mati. Oleh karenanya dapat menurunkan kesuburan.
Untuk itu manakala ada gejala keputihan yang tidak normal, misal keputihan yang banyak, berbau, berwarna kehijauan, bergumpal, kuning, maka sebaiknya periksakan langsung pada dokter agar mendapatkan penanganan.
Infeksi pada vagina yang didiamkan, menurut dr. Yan, akan dapat menjalar pada organ reproduksi lainnya seperti serviks, rahim, serta tuba falopi (saluran indung telur). Pada tuba falopi bila terjadi infeksi dapat menyebabkan perlengketan sehingga menimbulkan sumbatan yang juga akan menghalangi pertemuan antara sel sperma dengan sel telur (pembuahan).
Terjadinya kehamilan sendiri diperlukan pembuahan sel sperma pria dengan sel telur wanita. Saat hubungan intim maka sel sperma akan dikeluarkan di dalam vagina dan di depan leher rahim (serviks).
Sel sperma ini dapat bergerak masuk ke dalam rahim untuk mencari sel telur wanita bila telah terjadi ovulasi (pelepasan sel telur dari indung telur). Sel sperma dapat bertahan hidup di dalam rahim sekitar 3 hari sebelum akhirnya mati.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa video tidak berkaitan dengan narasi yang disebutkan. Keputihan normal juga diketahui tidak mengganggu sel sperma.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, video sel berwarna putih yang disebut cairan keputihan menyerang sperma bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video yang tersebar bersumber dari tayangan BBC pada 2011 yang menunjukkan bagaimana sistem kekebalan tubuh wanita membunuh sperma di dalam serviks.
Terkait hubungan keputihan dengan sel sperma, dr. Yan William lewat Alodokter menyatakan keputihan normal tidak mengganggu sel sperma. Keputihan yang dapat mengganggu sel sperma adalah keputihan yang tidak normal, di mana paling sering disebabkan oleh infeksi. Pada kondisi infeksi ini menyebabkan kondisi vagina serta serviks tidak baik untuk sel sperma sehingga mengganggu pergerakan sel sperma serta sel sperma lebih cepat mati.
Editor: Farida Susanty