Menuju konten utama

Kesadaran CEO Pengaruhi Transformasi Digital Perusahaan

Adapun empat pilar penting yang menjadi kunci transformasi digital yakni, engaging customer, empowering employee, optimizing operations, dan transforming products.

Kesadaran CEO Pengaruhi Transformasi Digital Perusahaan
Presiden Direktur Microsoft Indonesia Andreas Diantoro menandatangani MoU Clean e-Commerce. [Foto/]

tirto.id - Perusahaan perangkat lunak, Microsoft, baru-baru ini telah merilis studi mengenai transformasi digital yang bertajuk “The Microsoft Asia Digital Transformation: Enabling The Intelligent Enterprise”.

Dalam studi tersebut dikatakan, sebanyak 90 persen pemimpin bisnis di Indonesia percaya akan pentingnya peranan transformasi digital bagi kesuksesan organisasinya. Akan tetapi, baru sebesar 27 persen saja yang sejauh ini telah memiliki strategi transformasi digital secara menyeluruh.

“Organisasi yang tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman akan menjadi kurang kompetitif. Oleh sebab itu, Microsoft mendorong setiap organisasi untuk segera melakukan transformasi digital di era berbasis teknologi ini agar mampu beradaptasi dengan perubahan, baik secara internal maupun eksternal,” ujar Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro, di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (28/2/2017).

Masih menurut studi tersebut, sebanyak 51 persen pemimpin bisnis baru sampai tahap merencanakan proses transformasi digital, sementara 22 persen lainnya bahkan belum memiliki strategi apapun.

Adapun empat pilar penting yang menjadi kunci transformasi digital yakni, engaging customer, empowering employee, optimizing operations, dan transforming products.

Andreas mengungkapkan, sebuah perusahaan atau organisasi tidak cukup hanya memiliki data-data soal konsumennya. Mereka diharuskan mempelajari pola kepribadian konsumen tersebut, untuk selanjutnya memprediksi apa saja kebutuhan konsumen mereka. Di samping itu, dibutuhkan pula langkah untuk memberdayakan karyawannya dengan sebaik mungkin.

“Kalau kita sudah tahu konsumennya, dan karyawan sudah dilatih, maka sistem dan prosedur juga harus diperbaharui, karena kalau tidak, konsumen tidak akan datang dan tidak terlayani dengan baik. Setelah itu barulah perusahaan dapat melakukan transformasi terhadap produknya dalam rangka menghadirkan pengalaman yang berbeda bagi konsumen,” kata Andreas.

Selain itu, Andreas juga memaparkan kendala-kendala yang biasa dihadapi saat melakukan transformasi digital. Di samping pentingnya melatih sumber daya manusia, peran dan kepekaan dari pimpinan perusahaan juga diperlukan.

“Untuk melakukan transformasi digital, diperlukan adanya kesadaran dari CEO, karena biasanya transformasi tersebut baru diadopsi karena perusahaan atau organisasinya dalam masalah, atau satu lagi adalah organisasi yang market leader karena ingin mempertahankan posisinya. Justru yang ada di tengah-tengah ini yang masih mempertimbangkan, akan melakukan transformasi atau tidak,” jelas Andreas.

Meski demikian, Andreas menegaskan transformasi digital hanyalah salah satu faktor dari pendukung kesuksesan suatu perusahaan. “Bahkan di perusahaan-perusahaan yang sudah melakukan transformasi digital sekalipun, peluangnya untuk sukses tidak 100 persen. Apalagi yang tidak bertransformasi,” katanya.

Dalam kesempatan itu, hadir pula Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Iwan Djuniardi, Vice President Information Technology Garuda Indonesia Denny Permana, IT Director KiOSTiX Richard Tirtadji, dan Wakil Kepala Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya AKBP Akhmad Yusep Gunawan. Masing-masingnya berbicara tentang pengalaman instansi mereka dalam melakukan transformasi digital.

Iwan Djuniardi misalnya, ia memaparkan tentang kemungkinan pelaporan surat pemberitahuan (SPT) pajak melalui online. Ia menuturkan bahwa ada empat pilar yang diketahui dalam melakukan transformasi digital, yakni mobility, big data/analytics, teknologi cloud computing, dan social business.

“Transformasi digital itu menuntut perubahan perilaku dan cara berpikir. Tidak hanya dari kita ke konsumen, tapi juga dari kita ke kita sendiri,” ungkap Iwan.

Sementara itu, Akhmad Yusep yang merupakan salah satu pelopor aplikasi e-tilang saat menjabat sebagai Kapolres Kabupaten Kediri, mengungkapkan kerja sama antara berbagai pihak juga merupakan kunci kesuksesan transformasi digital.

“Aplikasi e-tilang ini tentu tidak akan terwujud tanpa adanya kerjasama dengan sejumlah pihak, seperti Pemerintah Kabupaten Kediri, PT Trimaxindo Abadi dan Microsoft Indonesia,” kata Akhmad Yusep.

Baca juga artikel terkait ERA DIGITAL atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Alexander Haryanto