Menuju konten utama

Kenali Penyebab Henti Jantung yang Akibatkan Didi Kempot Meninggal

Henti jantung penyebab Didi Kempot meninggal dunia: apa saja penyebab yang mempengaruhinya?

Kenali Penyebab Henti Jantung yang Akibatkan Didi Kempot Meninggal
Penyanyi Didi Kempot tampil membawakan sejumlah lagu hits-nya pada hari pertama Synchronize Fest 2019 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (4/10/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.

tirto.id - Penyanyi Didi Kempot meninggal dunia Selasa (5/5/2020) pagi pada usia 53 tahun saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah. Dunia hiburan Indonesia pun kembali berduka.

Menurut Manajer Humas RS Kasih Ibu Solo Divan Fernandes, meninggalnya penyanyi campur sari yang dijuluki dengan The Godfather of Broken Heart ini disebabkan karena kondisi henti jantung.

"Almarhum datang ke IGD pukul 7.25 WIB. Kondisi tidak sadar, henti napas, henti jantung. Sebagai tindakan pertolongan kita lakukan resusitasi. Namun, karena kondisi pasien buruk, pasien tidak tertolong," ujar Divan seperti dilansir dari Antara, Selasa.

Henti jantung berbeda dengan penyakit jantung koroner atau yang lazim dikenal dengan serangan jantung.

Serangan jantung merupakan kondisi fatal saat jantung tidak menerima cukup aliran oksigen dari aliran darah karena penyumbatan pembuluh darah arteri.

Kondisi ini terjadi perlahan, biasanya didahului dengan sesak napas dan denyut jantung yang semakin melemah.

“Biasanya orang menyamaratakan semuanya. Tapi pada kasus henti jantung, kematiannya mendadak dan tak memiliki gejala apapun,” kata dr. Jetty Sedyawan, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah.

Menurut dokter Jetty, henti jantung menyebabkan 50 persen kematian pada penderita. Selebihnya, kualitas hidupnya menurun karena kerusakan pada otak.

Saat jantung berhenti berdetak, ia kehilangan kemampuan untuk memompa darah dan mengalirkan oksigen ke otak. Akibatnya, otak jadi kekurangan suplai darah dan oksigen sehingga dapat mengalami kerusakan.

Hal ini disebabkan orang sekitar korban tidak mengetahui penyelamatan pertama pada pasien henti jantung. Biasanya, mereka memilih menunggu tenaga medis untuk membantu korban.

Menurut American Heart Association, henti jantung dapat disebabkan oleh hampir semua kondisi jantung yang diketahui.

Sebagian besar terjadi ketika adanya kerusakan fungsi sistem kelistrikan jantung. Kerusakan ini menyebabkan irama jantung yang tidak normal seperti takikardia ventrikel atau fibrilasi ventrikel.

Beberapa serangan jantung juga disebabkan oleh lambatnya ritme jantung (bradikardia).

Penyebab Henti Jantung Lainnya

Detak jantung tidak teratur seperti ini yang dapat menyebabkan henti jantung harus dipertimbangkan sebagai aritmia yang mengancam jiwa. Penyebab henti jantung lainnya termasuk:

1. Bekas luka pada jaringan jantung

Bekas luka seperti itu mungkin merupakan akibat dari serangan jantung sebelumnya atau penyebab lain. Jantung yang terluka atau membesar karena sebab apa pun cenderung mengalami aritmia ventrikel yang mengancam jiwa.

Enam bulan pertama setelah serangan jantung merupakan periode yang sangat berisiko tinggi untuk serangan jantung mendadak pada pasien dengan penyakit jantung aterosklerotik.

2. Otot jantung yang menebal (kardiomiopati)

Kerusakan otot jantung dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi, penyakit katup jantung, atau penyebab lainnya.

Otot jantung yang sakit dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan jantung mendadak, terutama jika orang tersebut juga mengalami gagal jantung.

3. Obat jantung

Dalam kondisi tertentu, berbagai obat jantung dapat mengatur aritmia yang menyebabkan serangan jantung mendadak.

Walaupun kedengarannya aneh, obat antiaritmia yang digunakan untuk mengobati aritmia, kadang-kadang dapat menghasilkan aritmia ventrikel bahkan pada dosis yang ditentukan. Ini disebut efek proarrhythmic.

Perubahan signifikan dalam kadar kalium dan magnesium dalam darah juga dapat menyebabkan aritmia yang mengancam jiwa dan henti jantung.

4. Kelainan listrik

Kelainan listrik tertentu seperti sindrom Wolff-Parkinson-White dan sindrom Long QT dapat menyebabkan henti jantung mendadak pada anak-anak dan orang berusia muda.

5. Kelainan pembuluh darah

Dalam kasus yang jarang terjadi, kelainan pembuluh darah bawaan, terutama di arteri koroner dan aorta, dapat menyebabkan henti jantung.

Adrenalin yang dilepaskan selama aktivitas fisik yang intens sering bertindak sebagai pemicu henti jantung mendadak ketika ada kelainan ini.

6. Penggunaan obat rekreasional

Penggunaan obat rekreasional tertentu dapat menyebabkan henti jantung mendadak, bahkan pada orang sehat.

Baca juga artikel terkait DIDI KEMPOT MENINGGAL atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH