tirto.id - Penyanyi Didi Prasetyo atau yang lebih dikenal dengan nama Didi Kempot meninggal dunia hari ini, Selasa (5/5/2020) pukul 07.45 WIB pada usia 53 tahun.
Pelantun Pamer Bojo itu meninggal dunia saat sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah.
Didi Kempot dijuluki "The Godfather of Broken Heart" oleh para penggemarnya. Hal itu dikarenakan, ia terkenal dengan lagu-lagu bertemakan patah hati.
Lalu, apa sebenarnya arti kata "Kempot" yang tersemat dalam nama penyanyi asal Surakarta, Jawa Tengah itu?
Penyanyi ini memulai karier sebagai musisi jalanan. Nama Kempot yang tersemat di namanya punya hubungan dengan asal-usul perjalanan musiknya.
Dilansir Antara, pada konferensi pers Maret lalu, Didi mengungkapkan, "Sebelum saya masuk ke dunia rekaman, saya sempat jadi penyanyi jalanan alias Kempot, Kelompok Penyanyi Trotoar."
Maestro campursari ini lahir dari keluarga seniman. Ayahnya adalah Ranto Edi Gudel pemain ketoprak di Jawa Tengah.
Ibunya Umiyati Siti Nurjanah, penyanyi tradisional di Ngawi. Kakaknya adalah Mamiek Prakoso, pelawak yang tenar lewat grup Srimulat.
"Saya berseni mungkin karena hidup ke kehidupan seniman tradisional," ucap dia.
Dia meyakini jalan yang dipilih bisa menghidupinya setelah berkaca dari apa yang ia rasakan sendiri.
Bila kakaknya mengambil jalur lawak, Didi meneruskan apa yang telah ditempuh sang ibu dan membanggakan kedua orangtua.
Nama Didi Kempot tenar di negara Suriname dan Belanda, bahkan dia beberapa kali memenangi anugerah musik nasional di Suriname.
Lagu "Cidro" menjadi awal kepopulerannya di negara Amerika Selatan bekas jajahan Belanda itu.
"Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya 'Cidro', di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu lalu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali," katanya.
Belasan kali penyanyi bernama lengkap Dionisius Prasetyo ini bolak-balik ke Suriname untuk manggung. Komunitas Jawa di Suriname mencapai 15 persen dari total populasi.
Namun, menurut Soewarto Moestadja, yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Suriname pada 2013 lalu, musik Didi tak cuma populer di komunitas Jawa, melainkan orang-orang Suriname yang memang penggemar musik campur sari serta keroncong.
Ia tak menyangka mantan pengamen jalanan bisa diterima oleh pendengar di Eropa dan Amerika Selatan.
Didi Kempot juga berencana menggelar konser Akbar di Stadion Gelora Bung Karno pada 10 Juli 2020 mendatang. Namun konser tersebut urung dilaksanakan setelah sang legenda menghembuskan nafas terakhirnya.
Sebelumnya, Didi Kempot diganjar penghargaan Lifetime Achievement Award dari Billboard Indonesia Music Awards 2020 pada Rabu, 26 Februari 2020 malam.
Penghargaan ini diterima Didi atas dedikasinya bermusik selama bertahun-tahun memperjuangkan musik tradisional.
Editor: Agung DH