tirto.id - Pemerintah resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000. Selain itu, penyesuaian juga dilakukan Solar subsidi dari Rp5.150 per-liter menjadi Rp6.800 dan Pertamax dari Rp12.500 menjadi Rp14.500 per-liter,
Pengamat Pariwisata Nasional, Taufan Rahmadi menuturkan penyesuaian harga BBM tersebut berdampak kepada sektor pariwisata. Terutama menyangkut tarif kamar hotel, transportasi, bahan pokok dan jasa layanan wisata lainnya.
"Hal ini akan berdampak pada banyaknya wisatawan nusantara akan mengurangi dan menunda rencana liburannya, serta jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia terancam berkurang," katanya dalam pernyataannya, Senin (5/9/2022).
Dia menjelaskan belajar dari kenaikan harga BBM selama ini bukan hanya travel dan maskapai penerbangan yang menaikkan harga. Tetapi juga para suplier yang akan menaikkan harga karena biaya transportasi yang meningkat.
Namun kenaikan ini, dinilainya bersifat sesaat. Karena baik di industri pariwisata maupun ekonomi kreatif seringkali terbukti cepat beradaptasi dan mempunyai solusi sehingga dapat segera mengatasi dampak tersebut.
"Solusi yang bisa dilakukan adalah para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif sudah harus mulai melakukan efisiensi pada biaya operasional seperti menerapkan program green energi yang ramah lingkungan bagi para pelaku usaha hotel misalnya," pungkasnya.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin