tirto.id - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) membenarkan ada peluru nyasar yang mengenai atap gedung KBRI Damaskus hingga menembus ruang rapat. Beruntung, tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban peluru nyasar tersebut.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, menyatakan peluru nyasar itu berasal dari serangan yang diduga dilakukan Israel.
"Terdapat beberapa ledakan besar di sekitar Kota Damaskus yang berasal dari serangan udara yang diduga dilakukan Israel. Terdapat pula peluru nyasar yang mengenai atap gedung KBRI tembus hingga ruang rapat, namun tidak ada WNI yang terluka," kata Judha dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/12/2024).
Sementara itu, Judha mengatakan terdapat 19 WNI pekerja migran yang menetap di tempat perlindungan (shelter) KBRI Damaskus.
"Saat ini terdapat 19 WNI pekerja migran yang berada di shelter KBRI Damaskus," ucap Judha.
Dilansir dari VOA Indonesia, Damaskus merupakan salah satu wilayah yang ditetapkan menjadi Siaga 2 oleh Kemlu beberapa waktu lalu. Siaga 2 untuk enam provinsi lain di Suriah, yaitu Latakia, Homs, Suwaida, Tartus, Damaskus, dan Rif Damaskus.
Judha mengungkapkan saat ini tercatat ada 1.162 WNI di Suriah. Sebanyak 758 di antaranya menetap di Damaskus. Di satu sisi, sejak tahun lalu pemerintah sudah mengevakuasi 1.220 warga Indonesia dari wilayah konflik di Timur Tengah, termasuk Suriah.
"Beberapa langkah sudah kita lakukan, antara lain melakukan koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait, kita perbarui rencana kontingensi, kita lakukan evaluasi penetapan status siaga, membahas proses evakuasi, kita siapkan shelter, safe house yang ada di KBRI," ujarnya.
Dia menjelaskan pemerintah pusat di Jakarta juga sudah membentuk Pusat Respons Krisis yang meliputi unsur-unsur dari Kementerian Luar Negeri, TNI, Badan Intelijen Strategis (BAIS), dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Fransiskus Adryanto Pratama