Menuju konten utama

Kemenkes: Paparan Rokok Sebabkan Anak Jadi Stunting

Sebanyak 5,5% balita yang tinggal dengan orang tua perokok punya risiko lebih tinggi menjadi stunting.

Kemenkes: Paparan Rokok Sebabkan Anak Jadi Stunting
Warga melintas di samping spanduk cegah stunting saat Sosialisasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Balai Desa Banjar Agung, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Senin (30/1/2023). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc.

tirto.id - Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Endang Sumiwi, mengungkapkan bahwa balita yang tinggal dengan orang tua perokok tumbuh 1,5 kg lebih rendah dari anak-anak yang tinggal dengan orang tua bukan perokok.

Hal ini menurut Endang berdasarkan dari Pusat Kajian Jaminan Sosial UI pada 2018.

“Kita tahu bahwa angka stunting kita masih tergolong tinggi menurut kategori WHO yaitu di atas 20%, sementara Indonesia masih 21%. Kalau balita berpotensi terpapar rokok di rumahnya maka ini menjadi salah satu hambatan kita dalam menurunkan stunting,” ujar Endang dalam keterangannya, Selasa (30/5/2023).

Dalam penelitian tersebut juga disebutkan bahwa 5,5% balita yang tinggal dengan orang tua perokok punya risiko lebih tinggi menjadi stunting.

Endang berharap keluarga-keluarga Indonesia mengalihkan belanjanya dan melakukan prioritas ulang pengeluarannya bukan untuk rokok.

Hal itu bisa dialihkan untuk beli protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh anak-anak untuk tumbuh supaya tidak stunting.

“Kalau mau berkontribusi untuk stunting, para orang tua tidak usah merokok dan lebih baik gunakan uangnya untuk membeli protein hewani seperti telur,” ujar Endang.

Di sisi lain, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu, mengungkapkan konsumsi rokok dan hasil tembakau mempunyai dampak terhadap sosial ekonomi dan Kesehatan.

Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021 menjelaskan pengeluaran keluarga untuk konsumsi rokok tiga kali lebih banyak daripada pengeluaran untuk kebutuhan protein di keluarga.

“Berdasarkan data tersebut belanja rokok merupakan belanja terbesar kedua di keluarga dan tiga kali lebih tinggi daripada beli telur,” ucap Maxi.

Rokok, kata Maxi, jadi persentase pengeluaran keluarga terbesar kedua sebanyak 11,9% baik di perkotaan maupun di pedesaan. Hal ini tersebut lebih tinggi dibandingkan untuk mengkonsumsi makanan bergizi seperti telur, daging, dan ayam.

Adapun Kemenkes menyediakan Layanan Berhenti Merokok yang merupakan layanan konseling berhenti merokok gratis.

Layanan ini untuk mempermudah bagi siapa saja yang ingin berhenti merokok namun karena alasan tertentu belum bisa datang ke fasilitas kesehatan untuk konsultasi.

Masyarakat bisa menghubungi layanan tersebut via opsi berikut :

- Quitline.INA 08001776565

- Pesona Si BeMo : Facebook Messenger @p2ptmkemenkesRI

- Telegram : https://t.me/quitina_bot

- Website : http://p2ptm.kemkes.go.id/

- Whatsapp : 082125900597

Baca juga artikel terkait STUNTING atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Restu Diantina Putri