tirto.id - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) belum menemukan kasus Covid-19 subvarian Omicron JN.1, yakni KP.1 dan KP.2 hingga Mei 2024. Meski demikian, Kemenkes kini telah menemukan kasus subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, serta JN.1.39, di Indonesia.
"Sampai Mei 2024, kasus Covid-19 yang beredar di Indonesia didominasi oleh subvarian Omicron JN.1.1, JN.1, dan JN.1.39. Kalau subvarian KP, belum ditemukan saat ini, sebagian besar kasus masih didominasi varian JN.1," ucap Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Siti Nadia Tarmizi, melalui pesan singkat, Selasa (28/5/2024).
Ia menyebutkan, Kemenkes telah berupaya meminimalisir penyebaran subvarian KP.1 dan KP.2 melalui skrining pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) di pintu masuk Indonesia. Sejumlah skrining yang dilakukan adalah surveilans Influenza Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI).
Di satu sisi, Nadia mengimbau masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, mencuci tangan, menggunakan masker ketika sakit atau saat berada di kerumunan.
Masyarakat juga diminta untuk melengkapi vaksinasi Covid-19, utamanya masyarakat yang tergolong sebagai kelompok berisiko, yakni kelompok lanjut usia (lansia) dan orang berkomorbid.
"Lakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti rajin mencuci tangan dan melakukan etika batuk atau bersin," kata Nadia.
"Jika merasa sakit, untuk dapat segera memeriksakan diri ke fasyankes terdekat, menggunakan masker, dan hindari untuk berkontak dengan banyak orang," lanjutnya.
Ia menambahkan, meski tingkat penularan KP.1 dan KP.2 tergolong rendah, kewaspadaan masyarakat harus tetap dijaga.
"Bagi masyarakat yang hendak bepergian keluar daerah atau keluar negeri diimbau dapat mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan di wilayah Covid-19 belum hilang dan kita harus belajar untuk hidup bersama dengan Covid-19," sebut Nadia.
Penulis: Muhammad Naufal
Editor: Anggun P Situmorang