tirto.id - Masih ingat ketika Donald Trump terpilih sebagai presiden AS November lalu? Kejadian itu jauh di AS sana, tetapi dalam hitungan jam, ketika perhitungan cepat dilakukan, dampaknya sudah terasa sampai di lantai bursa kita. Ketika itu, bursa bereaksi negatif. Tidak hanya bursa Indonesia, tetapi beberapa bursa di tempat lain juga bereaksi negatif ketika Trump menang atas Hillary Clinton. Euforia indeks terhadap pelaksanaan program amnesti pajak pemerintah seolah sirna oleh faktor eksternal tersebut.
Tetapi, di balik bursa yang bereaksi negatif, ada saham-saham yang berjaya. Saham kelompok usaha milik konglomerat Hary Tanoesudibjo malahan menguat. Enam saham Grup Media Nusantara Citra (MNC) di antaranya PT PT MNC Investama Tbk (BHIT) naik hingga 15,94% menjadi Rp160 per saham. Demikian pula dengan saham PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) yang naik 4,62% menjadi Rp 68 per saham.
Selain itu, saham PT MNC Sky Vision Tbk (MSKY) bergerak naik 3,62% menjadi Rp 1.145 per saham. Demikian pula saham PT Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 2,55% menjadi Rp 805 per saham. Lalu saham PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik juga sebesar 1,28% menjadi Rp 1.975 per saham. Sementara saham PT MNC Land Tbk (KPIG) naik 0,69% menjadi Rp1.450 per saham.
Hubungan bisnis antara Hary Tanoesudibjo dengan Donald Trump secara psikologis membuat investor bereaksi positif terhadap saham-saham Grup MNC tersebut. MNC Land milik Hary Tanoe bekerja sama dengan Trump Hotel Collection untuk membangun dua resor di Lido, Sukabumi,Jawa Barat dan Bali. Dampak dari kemenangan Trump terhadap hubungan bisnis ini menjadi harapan bagi investor.
Kenaikan saham-saham Grup MNC masih berlanjut ketika Donald Trump dilantik Januari lalu. Ketika itu, beberapa saham MNC juga menguat. PT MNC Land Tbk (KPIG) naik 3,81% menjadi Rp 1.500 per saham. PT MNC Investama (BHIT) juga naik 4,41% menjadi Rp 142 per saham. Serupa, saham PT Media Nusantara Citra (MNCN) naik 2,07% menjadi Rp 1.725 per saham. Padahal ketika itu, indeks turun 0,84%.
Pilkada Jakarta
Kiprah bos MNC Hary Tanoe dalam politik juga membawa ritme dalam naik turunnya harga saham Grup MNC. Saham MNCN sempat turun 6,18% satu hari sebelum pilkada putaran pertama. Ketika itu, mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Ashar mengatakan bahwa seorang pengusaha yang kemudian disebut sebagai Hary Tanoe sempat memperingatkan dirinya agar berhati-hati dan tidak menjebloskan Aulia Pohan ke penjara.
Lima saham Grup MNC melemah. Saham BHIT turun 2,14% menjadi Rp 137 per saham, BMTR turun 4,07% menjadi Rp 290 per saham, MNCN turun 6,18% menjadi Rp 1.595 per saham, saham PT Indonesia Transport and Infrastructure Tbk (IATA) turun 3,77% menjadi Rp 51 dan saham KPIG malahan naik 9,23% menjadi Rp 1.420 per saham.
Bagaimana dengan pergerakan saham Grup MNC setelah pilkada DKI putaran kedua ? Akankah terbangnya saham-saham Grup MNC tersebut kembali terulang setelah ada hasil perhitungan cepat pilkada Jakarta ? Dalam hasil hitung cepat dari beberapa lembaga seperti Litbang Kompas, Lembaga Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) dan Polmark Indonesia, pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno unggul. Pasangan ini didukung oleh Hary Tanoe. Mereka mendapatkan suara antara 55-58%. Pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat mendapatkan antara 41 dan 44%.
Kemenangan pasangan Anies-Sandi langsung berdampak positif bagi pergerakan saham grup MNC. Demikian pula saham dari perusahaan-perusahaan yang dimiliki Sandiaga Uno. Mengawali perdagangan Kamis (20/4), saham-saham milik MNC Grup mengalami kenaikan. Kenaikan harga saham berlanjut hingga berakhirnya sesi I yakni MNC Investama Tbk (BHIT) naik 2,46% jadi Rp 66, MNC Sky Vision Tbk (MSKY) naik 0,5% menjadi Rp1.010, Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) naik 4,36% jadi Rp 1.795, Global Mediacom Tbk (BMTR) naik 0,98% menjadi Rp515. Sementara saham perusahaan milik Sandiaga, Saratoga mengalami kenaikan 6,39% menjadi Rp 3.830. IHSG sendiri pada sesi I ditutup turun tipis 0,1% menjadi 5.600,832.
Beberapa analis memperkirakan saham MNC kembali melambung. Analis NH Korindo Securities Bima Setiaji mengatakan, jika pasangan calon nomor 3 menang, ada kemungkinan saham yang terafiliasi dengan Hary Tanoe akan kembali melonjak. Tidak hanya itu, saham yang terkait dengan calon gubernur Sandiaga Uno seperti PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Adaro Energi Tbk (ADRO), dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG).
Sementara jika pasangan calon nomor 2 menang, saham konstruksi dan properti berpeluang naik. Analis Senior Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, saham konstruksi BUMN akan terkena dampak positifnya, terutama emiten-emiten yang menggarap proyrk-proyek yang menjadi prioritas pasangan calon 2 seperti light rail transit, proyek tol, dan juga jalan layang. Saham emiten seperti Adhi Karya Tbk (ADHI), Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan Wijaya Karya Beton (WTON) akan terkena dampak positifnya.
Para investor dan analis masih mencermati pergerakan saham-saham Grup MNC di tengah menghangatnya faktor geopolitik eksternal. Analis teknikal Danareksa Lucky Bayu memperkirakan dalam pekan ini indeks akan bergerak pada kisaran 5.585-5.625. Arus dana investor asing dalam pekan ini masih deras. Secara umum, sentimen sesaat pasti akan memengaruhi indeks secara keseluruhan.
Sementara Bahana Sekuritas menilai, kemenangan Anies-Sandi yang didukung sepenuhnya oleh Gerindra, tentunya akan menjadi kendaraan bagi partai oposisi untuk meraih dukungan dalam pemilu 2019. Ini artinya, gubernur terpilih harus melanjutkan semua proyek-proyek infrastruktur yang selama ini sudah dijalankan untuk mempertahankan legitimasi dan menjaga dukungan pada pemilu 2019. Selama ini, proyek-proyek infrastruktur dan perbaikan kelembagaan yang telah dilaksanakan oleh Ahok diterima secara baik oleh masyarakat Jakarta dan mendapat persepsi yang sangat bagus dari investor, sehingga gubernur baru terpilih sebaiknya tetap menjalankan program-program yang sebelumnya telah dijalankan dengan tidak lupa melakukan penyempurnaan.
Berakhirnya pilkada Jakarta juga memberi banyak arti bagi perekonomian Indonesia karena Jakarta menyumbang 20% terhadap total pertumbuhan ekonomi Indonesia. ''Bagi korporasi dan para investor, usai pilkada maka kegiatan bisnis bisa kembali fokus karena tidak ada lagi alasan untuk melakukan demo-demo yang selama ini menentang Ahok, sehingga perekonomian Jakarta akan kembali bergairah,’' kata Kepala Riset dan Strategis Bahana Sekuritas Harry Su.
Janji-janji kampanye Anies sebenarnya juga tidak jauh berbeda dengan program-program yang selama ini sudah dijalankan oleh Ahok, sehingga daya beli masyarakat Jakarta masih stabil kuat. Pada akhirnya, investor saat ini sudah bisa berhitung dan fokus kembali untuk menjalankan usahanya setelah ketidakpastian politik usai kemarin.
Berdasarkan perkembangan ini, Bahana menyarankan investor untuk langsung masuk mengoleksi saham-saham yang sedang melemah saat respons pasar negatif karena sekuritas pelat merah ini telah memperkirakan bisnis dan perekonomian akan kembali berjalan seperti biasa meski Ahok kalah. ''Fundamental Indonesia cukup kuat, makanya kinerja korporasi pada kuartal pertama ini jauh lebih baik dibanding periode yang sama tahun lalu,'' ujar Harry.
Penulis: Yan Chandra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti