Menuju konten utama

Keluarga Korban Penculikan Aktivis 1998 Resmi Dukung Jokowi-Ma'ruf

Dukungan Ikohi kepada Jokowi terkait dengan harapan untuk menuntaskan kasus HAM masa lalu terutama penculikan dan pembunuhan aktivis 1997-1998.

Keluarga Korban Penculikan Aktivis 1998 Resmi Dukung Jokowi-Ma'ruf
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo menghadiri acara Deklarasi Jokowi Sekelik Lampung yang dihadiri oleh ribuan petani, nelayan, buruh dan dan alumni perguruan tinggi serta SMA Se Provinsi Lampung, Jumat (8/3/2019). FOTO/Doc.TKN

tirto.id - Ikatan Keluarga Orang Hilang (Ikohi) resmi menyatakan dukungan kepada paslon 01 Jokowi-Ma'ruf dalam Pilpres 2019. Mereka merupakan kumpulan keluarga korban dan keluarga korban penculikan aktivis yang terjadi pada 1997-1998.

Capres nomor 02, Prabowo Subianto dinilai Ikohi tak layak jadi presiden karena dugaan keterlibatannya dalam penculikan 21 tahun silam.

Hal tersebut diungkapkan oleh Utomo Raharjo, ayah dari salah satu korban penculikan yang hingga saat ini belum ditemukan, Bimo Petrus.

"Saya tidak membayangkan bahwa kalian hadir di tempat seperti ini untuk mendukung. Untuk ke depan saya memakai kaos kalahkan capres pelanggar HAM. Jadi marilah kita memilih capres yg bukan pelanggar HAM," kata Utomo saat konferensi pers di Grand Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (13/3/2019) siang.

Utomo mengatakan, berharap kepada pemerintahan Jokowi yang akan mendatang untuk menuntaskan kasus.

"Harapan saya pada pemerintah di dalam pemilu yang akan datang, yang jelas ini kami adalah keluarga korban konsisten mendukung Jokowi di periode kedua. Pasti ini," kata dia.

Hal serupa juga dikatakan oleh Paian Siahaan, ayah dari salah satu korban penculikan lainnya yang belum ditemukan hingga saat ini, Ucok Munandar.

Ia menilai masih ada harapan kepada Jokowi. Sebaliknya, menilai Prabowo tidak memebrikan harapan penuntasan kasus.

"Kita harus memenangkan Pak Jokowi dan mengalahkan Pak Prabowo. Kita semua dan rakyat Indonesia mengerti, apabila negara ini bagus dan tidak ada pelanggaran HAM tentu kita harus pilih Pak Jokowi. Tapi jika Pak Prabowo menjadi presiden artinya tertutup untuk menyelesaikan kasus ini," kata dia.

Paian bercerita, perjuangan Ikohi menolak Prabowo Subianto berkuasa sudah dimulai sejak 2014 dengan mendorong KPU agar menggugurkan keikutsertaan Prabowo sebagai konstestan.

"Kita semua sudah tahu bahwa tahun 2014 kami ke KPU agar menggugurkan Pak Prabowo itu tidak diikutsertakan. Tetapi kita tidak tahu dan tidak punya wewenang, kami hanya berharap agar segera dapat menyelesaikan kasus," katan dia.

"Sekarang ada momen yang tepat di mana Pak Prabowo juga mencalonkan diri untuk menjadi presiden, dan Pak Jokowi juga mencalonkan diri. Dua kandidat ini yang paling kami terima adalah Pak Jokowi. Karena dia tidak terlibat dalam kasusi ini tentu dia mau menyelesaikannya, tapi mungkin waktunya belum tepat," lanjut dia.

Dalam konferensi pers dukungan tersebut hadir aktivis-aktivis yang pernah diculik dan akhir kembali seperti Mugiyanto, Faisol Riza, dan Aan Rusdianto.

Hadir juga beberapa keluarga korban penculikan yang belum ditemukan hingga saat ini seperti Wahyu Susilo, yang merupakan adik dari Widji Thukul.

Ada juga Paian Siahaan yang merupakan ayah dari Ucok Munandar Siahaan. Orang tua dari Gilang, Suyat, dan Petrus Bimo Anugrah, aktivis yang belum ditemukan hingga sekarang.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Haris Prabowo

tirto.id - Politik
Reporter: Haris Prabowo
Penulis: Haris Prabowo
Editor: Zakki Amali