tirto.id - Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Jenderal Badrodin Haiti membenarkan adanya perpecahan di internal kelompok jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso. Kelompok yang berafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syiria ISIS ini semakin terdesak.
“Iya (pecah, red). Di sana (MIT) ada dua kelompok. Ada kelompok (dengan) Santoso (sebagai pimpinan) dan kelompok lain,” kata Badrodin, di Jakarta, Senin (28/3/2016).
Menurut pria kelahiran 24 Juli 1958 ini, perpecahan tersebut berawal dari adanya kebijakan Santoso selaku pimpinan MIT yang tidak disepakati seluruh anak buahnya. Kendati terpecah, lanjut Badrodin, jumlah kelompok yang dipimpin Santoso masih lebih banyak dibanding kelompok yang lain.
Saat ini, lanjut dia, aparat gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI)-Polri dalam Operasi Tinombala masih gencar memburu Santoso cs. Kapolri menyebut ruang persembunyian kelompok MIT kini sudah mulai terdesak.
Operasi Tinombala yang diperpanjang selama dua bulan setelah masa berakhirnya pada 10 Maret 2016 dilakukan untuk memaksimalkan penyelesaian kasus-kasus terorisme di Sulawesi Tengah. Sebelumnya Polda Sulteng sendiri telah menggelar Operasi Camar Maleo I hingga IV di tahun 2015 yang belum membuahkan hasil. Kemudian dilanjutkan kembali dengan Operasi Tinombala sejak 10 Januari 2016 dengan tenggat waktu 60 hari, namun sampai saat ini target operasi Santoso belum didapatkan.
Sebelumnya, Kapolri mengklaim pihaknya telah mengetahui lokasi persembunyian kelompok teroris MIT, pimpinan Santoso. Namun, pihaknya belum bersedia membeberkan informasi tersebut. (ANT)