tirto.id - Potensi UMKM perempuan Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) tercatat ada 65,5 juta unit usaha berskala UMKM pada 2022. Mayoritas atau sekitar 64,5 persen dari UMKM tersebut dimiliki oleh perempuan.
Eksistensi Srikandi UMKM tidak hanya berdampak baik untuk perekonomian mereka secara personal tetapi juga memberi sumbangsih bagi perekonomian bangsa. Deputi Bidang Kesetaraan Gender KemenPPPA, Lenny Nurhayati Rosalin, menuturkan sumbangan UMKM di Indonesia berkontribusi 61% dari total PDB, menyerap 97% tenaga kerja dan menyumbangkan 60% dari total investasi.
Potensi besar tersebut membuat Presiden Joko Widodo menginstruksikan KemenPPPA untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender. Arahan presiden diimplementasikan melalui pelatihan kewirausahaan yang mencakup materi kewirausahaan, materi inklusi keuangan, dan materi literasi digital.
Ketiga materi tersebut penting agar pelaku UMKM perempuan mampu memanfaatkan peluang di era digital dan memahami strategi pemasaran secara daring.
Untuk mendongkrak angka penjualan, para pegiat UMKM perempuan harus piawai menyajikan produknya di etalase virtual dalam bentuk konten yang menarik. Sebab, konten yang menarik memainkan peran penting bagi perilaku konsumen.
Hootsuite Indonesia Report 2022 menyebut 67,5% pelanggan akan mencari informasi sebuah produk secara daring, sebelum memutuskan untuk melakukan pembelian.
Mengetahui perilaku tersebut, banyak perusahaan yang kini fokus mengembangkan strategi content marketing untuk menarik perhatian pelanggan. Fokus serupa harus dimiliki oleh UMKM. Sayangnya, tidak semua pelaku UMKM cakap dalam membuat menyusun strategi pemasaran berbasis konten.
Tirto.id Hadirkan Kelas Diajeng
Tirto.id melalui Kelas Diajeng hadir menjawab tantangan tersebut dengan menggelar "Kelas Pelatihan Kreatif & Talkshow Tantangan Womenpreneur". Acara ini dilangsungkan di Tara Hotel Yogyakarta pada Sabtu, 23 Maret 2023.
Dalam kesempatan tersebut, turut hadir mitra acara yakni PT Pertamina (Persero), Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Astra, dan JNE Express.
Sebanyak 100 perempuan pelaku UMKM begitu antusias mengikuti dua sesi kelas. Sesi pertama diisi dengan kelas konten kreatif bersama duo host Masa Ya Bund, Nadya dan Quita.
Dalam sesi ini, para peserta UMKM perempuan diajarkan strategi promosi di media sosial dengan cara bercerita. Konten perlu diberi bumbu copywriting yang cerdas, menyenangkan dan quirky (unik) agar jenama yang dipasarkan bisa menarik calon konsumen.
Narasi tersebut kemudian dikemas oleh desain visual yang menarik. Desain yang menarik terdiri dari berbagai aspek mulai dari palette warna yang bagus, logo dan font yang representatif dengan iklan, hingga produksi video yang kreatif.
“Menentukan palette warna untuk konten media sosial bisa cari referensi di Pinterest,” tutur Quita.
Tidak hanya teori saja, para peserta juga mempraktikkan secara langsung teori yang didapatkan. Mereka membuat konten yang menarik dengan aplikasi penunjang seperti Canva dan CapCut. Hasil karya para peserta kemudian ditampilkan di layar untuk dievaluasi bersama.
Pelatihan kemudian dilanjutkan dengan kelas optimalisasi media sosial bersama Operation & Business Insights Manager Tirto.id, M Anugrah Arief Budiman. Pada sesi kedua ini, peserta belajar cara mengoptimalkan media sosial baik secara organik maupun berbayar.
Anugrah menguraikan teknik optimalisasi media sosial mulai dari aktivasi produk, menciptakan pasar yang sesuai, hingga membangun relasi yang baik dengan audiens.
"Walaupun sudah memiliki komunikasi yang baik dengan audiens, pemilik brand tetap harus melibatkan sponsor untuk menjaga audiens tidak kabur dan mengingat brand mereka. Bentuk sponsornya berupa ads media sosial," urai Anugrah.
Pendampingan bagi UMKM Perempuan
Selain kelas pelatihan para peserta juga mengikuti sesi talkshow bersama KemenPPPA, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi DIY, PT Pertamina (Persero), Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, dan Ruang 412.
Sesi bincang-bincang tersebut mengungkap kontribusi UMKM dan bagaimana peran pemerintah bersama lembaga dalam memberdayakan perempuan dan UMKM di Indonesia.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY, Srie Nurkyatsiwi, menyampaikan pemerintah daerah terus berkomitmen mendukung UMKM karena ini adalah sektor utama yang menopang perekonomian Yogya.
Pada 2020 Pemda DIY menyediakan anggaran Rp100 juta untuk memberikan bantuan ongkir untuk membantu penjualan secara daring. Imbasnya terdapat peningkatan penjualan yang signifikan hingga menjamah luar daerah.
"Di tahun 2020 kita men-support terkait ongkir, dan di tahun itu hanya Rp100 juta," ujar Srie.
Lalu secara nasional, pemerintah melalui KemenPPPA telah melangsungkan berbagai pelatihan untuk mendongkrak performa UMKM perempuan. Pada tahun 2023 bersama dengan 18 lembaga mitra, KemenPPPA memberikan bimbingan teknis kepada 2.600 perempuan agar mandiri secara finansial.
Indonesia juga menjadi satu-satunya negara di Asia yang memiliki sistem "Dasbor Perempuan Indonesia dalam UKM."
"Kita menjadi negara yang pertama di tingkat Asia ya, untuk mempunyai Indonesian Dashboard on Women Entrepreneurs," ungkap Lenny.
Tidak hanya pemerintah, Pertamina sebagai salah satu BUMN terkemuka di Tanah Air juga memiliki program binaan UMKM untuk perempuan.
"Kami punya program kemitraan berupa pendanaan mikro dan kecil yang mitra binaannya mayoritas perempuan," jelas Area Manager Communication, Relations, & CSR Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho.
Sejak 1993 hingga 2023, Brasto menyebut bahwa Pertamina telah membina setidaknya 23.000 UMKM perempuan di seluruh Indonesia. Perusahaan migas pelat merah ini juga memberikan bantuan pembiayaan melalui mitra kerjanya dengan nilai maksimal Rp50 juta.
Tidak hanya Pertamina, Coca-Cola Coca-Cola Europacific Partners juga memiliki program CSR yang berpihak pada pelaku UMKM dengan sistem pendampingan hingga 2 tahun. UMKM mendapat arahan perizinan, literasi keuangan, hingga bantu membuka akses ke pasar.
"Salah satunya target kami untuk pengembangan ekonomi masyarakat hingga tahun 2030 adalah membina hingga 500.000 pelaku UMKM untuk peningkatan kapasitas ekonomi," ujar Regional Public Affairs Manager Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Armytanti Hanum Kasmito.
Sementara itu, Aliva Zein, Program Manager Ruang 412 yang turut hadir di Kelas Diajeng juga menjelaskan program pendampingan UMKM yang dilakukan Ruang 412.
"R412 merupakan inkubator bisnis di Yogyakarta yang berkomitmen untuk membangun ekosistem bootstrapping startup di Indonesia dengan misi community activation, empowering creativity and innovation, serta creating impact," ucapnya.
Kelas Diajeng ditutup oleh pimpinan redaksi Tirto.id, Rachmadin Ismail yang memberi hadiah untuk tiga UMKM peserta Kelas Diajeng berupa iklan gratis, instagram reels dan artikel review di Tirto.id.
"Ini merupakan komitmen kami untuk membantu bapak ibu dalam program ini," tuturnya.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis