tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam masa dua tahun pemerintahannya telah menerapkan kebijakan pengurangan subsidi bahan bakar minyak. Salah satu langkah reformasi kebijakan ekonomi tersebut diapresiasi lembaga keuangan dunia, Dana Moneter Internasional (IMF).
"Akan sangat menyenangkan untuk dapat menyaksikan secara langsung reformasi yang sedang dilakukan," kata Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dalam konferensi pers di Kantor Pusat IMF, Washington DC, AS, Kamis (6/10/2016) waktu setempat. Lagarde mengemukakan pernyataan tersebut saat menanggapi penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-Bank 2018 di Bali, Indonesia.
Menurut Lagarde, reformasi kebijakan yang telah dilakukan Jokowi, khususnya pengurangan subsidi bahan bakar minyak, telah memberikan ruang fiskal bagi pembangunan infrastruktur dan pelayanan publik, seperti pendidikan dan kesehatan. Selain itu, IMF juga menilai Indonesia memiliki ketahanan yang patut dipuji karena ekonominya tetap tumbuh di tengah kelesuan ekonomi global yang masih berlanjut.
"Saya pikir pertemuan [di Indonesia] ini akan sangat penting bagi kawasan, yang merupakan salah satu kawasan di dunia yang tetap tumbuh cukup kuat, di mana kerja sama regional melalui ASEAN, ASEAN+3, dan sebagainya," kata Lagarde.
Direktur Pelaksana IMF itu juga menyebutkan pentingnya kerja sama Chiang Mai Initiative (CMI) yang dilakukan ASEAN+3 (10 negara ASEAN + Jepang, Korea Selatan, Tiongkok) yang memungkinkan negara-negara anggota dapat menukarkan "swap" mata uang lokal dengan dolar AS maksimum sejumlah kontribusi negara tersebut dikalikan dengan angka pengganda.
"Ada banyak pembangunan yang ditunjukkan melalalui kerja sama kawasan yang dapat diperlihatkan dari Indonesia," kata dia.
Kerja sama kawasan tersebut dinilai penting untuk menciptakan ekonomi inklusif untuk tumbuh bersama tanpa meninggalkan yang lainnya. Karenanya, IMF dan Bank Dunia akan menyelenggarakan Pertemuan Musim Gugur 2016 pada 7-9 Oktober, di tengah kelesuan pertumbuhan ekonomi global yang masih berlanjut.
Sebelumnya IMF telah mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia di kuartal ke empat 2016 sebesar 3,1 persen dan diproyeksikan naik mencapai 3,4 persen pada 2017.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari