Menuju konten utama

Kebiasaan "Ngemil" Bisa Ganggu Sistem Kekebalan Tubuh

Hasil studi menyebutkan bahwa, kebiasaan mengudap (ngemil) dapat menggangu sistem kekebalan tubuh seseoarang, yang dimulai dengan peradangan. 

Kebiasaan
Ilustrasi ngemil. FOTO/Istocphoto

tirto.id - Jika Anda suka makan camilan (mengudap) setiap kali bekerja atau beraktivitas lainnya maka cobalah untuk menguranginya.

Selain dapat meningkatkan risiko terkena obesitas, camilan juga ternyata bisa melemahkan kekebalan tubuh.

Proses lemahnya kekebalan tubuh akan dimulai dengan masalah peradangan. Tubuh kita memiliki dua keadaan metabolisme waktu yang berbeda yaitu tanpa makanan dan pasca-makan.

Keadaan pasca-makan yang absorptif adalah waktu yang secara metabolisme aktif untuk tubuh kita.

Tetapi juga merupakan waktu aktivitas sistem kekebalan tubuh. Ketika kita makan, kita tidak hanya mengambil nutrisi, kita juga memicu sistem kekebalan tubuh kita untuk menghasilkan respons peradangan atau inflamasi sementara.

Peradangan adalah respons normal tubuh terhadap infeksi dan cedera, yang memberikan perlindungan terhadap rangsangan berbahaya.

“Hal ini berarti bahwa tindakan makan setiap kali kita makan memberikan tingkat stres fisiologis pada sistem kekebalan tubuh. Jadi bagi orang yang ngemil sepanjang waktu, tubuh mereka sering berakhir dalam kondisi peradangan yang hampir konstan,” jelas Jenna Machioci seperti dilansir The Independent.

Setiap kali selesai makan, sekitar 4 jam, usus mikroba dan komponennya bocor ke aliran darah kita dan secara diam-diam memicu peradangan pada sistem kekebalan tubuh.

Proses ini sebagian besar didorong oleh aktivasi sensor imun kritis nutrisi yang disebut "inflammasome", yang melepaskan molekul inflamasi yang dikenal sebagai "interleukin-1β".

Dalam penelitian yang dipublikasikan oleh Nature yang menjelaskan tentang interleukin-1β, menemukan peradangan postprandial atau peradangan setelah makan.

Peradangan postprandial dapat menimbulkan kerusakan kolateral berulang pada tubuh kita yang sangat merusak kesehatan kita dari waktu ke waktu.

Erez Dror dan timnya dalam penelitian ini menjelaskan bahwa peradangan postprandial disebabkan oleh gaya hidup modern kita, hal ini termasuk makanan padat kalori, sering makan, fruktosa berlebihan dan makanan berlemak, terutama lemak jenuh.

Berhentilah Mengudap (Ngemil)

“Kami masih belum tahu dampak kumulatif pada risiko penyakit orang dewasa yang sehat yang menghabiskan waktu lebih lama dalam keadaan inflamasi pasca-makan. Tetapi yang jelas, adalah bahwa peradangan ringan adalah pendorong terpenting penuaan yang tidak sehat,” kata Machioci

Menurutnya, mengurangi frekuensi makan melalui puasa intermiten atau makan yang dibatasi dengan waktu dapat bermanfaat terhadap kesehatan manusia.

Ini termasuk membantu penurunan berat badan dan menurunkan risiko penyakit metabolik, seperti diabetes.

Mengemil tidak hanya meningkatkan kemungkinan mengalami peradangan, tetapi mengonsumsi kalori berlebih juga menyebabkan kenaikan berat badan.

Machioci mengatakan bahwa berdasarkan data yang tersedia, fakta mengenai aspek mendasar dari kebiasaan diet kita, jumlah makanan yang kita makan setiap hari, belum menjadi subjek investigasi ilmiah yang luar biasa.

“Jadi mungkin ada baiknya mengkonsolidasikan makanan Anda menjadi lebih sedikit, makanan yang lebih memuaskan. Anda mungkin juga ingin mengurangi waktu makan Anda menjadi sepuluh jam sehari atau kurang dari itu,” jelas Machioci.

Baca juga artikel terkait KEBIASAAN NGEMIL atau tulisan lainnya dari Febriansyah

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Febriansyah
Editor: Yandri Daniel Damaledo