tirto.id - Juru Bicara Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda, mengatakan saat ini seluruh jemaah haji Indonesia sudah berada di Tanah Suci. Begitu juga dengan seluruh petugasnya.
Total jumlah jemaah haji dan petugas mencapai 216.022 orang, terdiri dari jemaah haji 213.320 orang, dan sisanya 2.702 petugas.
Jemaah haji terakhir berangkat sebanyak 333 jemaah yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 106 Embarkasi Surabaya (SUB-106). Mereka tiba kemarin, Senin, 11 Juni 2024, di Bandara King Abdul Aziz Jeddah.
Widi Dwinanda menambahkan, dengan berakhirnya fase kedatangan jemaah dan petugas ini, maka sekarang fokus sepenuhnya adalah mempersiapkan rangkaian puncak haji yang dimulai dengan pendorongan jemaah haji ke Arafah pada 8 Zulhijah 1445 H nanti.
"Sejumlah persiapan terus dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku dan stakeholders penyelenggaraan haj," katanya, Rabu 12 Juni 2024.
"Seluruh layanan disiapkan mulai layanan transportasi, akomodasi, konsumsi, kesehatan, pelindungan jemaah, dan bimbingan ibadah sejak dari hotel tempat jemaah menginap, di Arafah, Muzdalifah dan Mina," katanya menambahkan.
Untuk data jemaah wafat, sampai masa berakhirnya kedatangan sudah mencapai 98 orang, perinciannya wafat di Embarkasi 8 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 69 orang, dan di Bandara 3 orang. Seluruh jemaah haji yang wafat akan dibadalhajikan.
Untuk layanan akomodasi di Arafah, kata Widi, jemaah haji Indonesia akan menempati 1.169 tenda yang terbagi dalam 73 maktab atau markaz. Setiap maktab akan disiapkan 10 bus yang akan membawa jemaah dari Arafah.
"Seluruh tenda jemaah dilengkapi dengan AC dan kasur serta selimut. Menteri Agama telah meninjau persiapan akomodasi di Armuzna untuk memastikan jemaah mendapatkan layanan terbaik," katanya.
Dari aspek layanan konsumsi, ujar Widi, selama berada di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, jemaah haji akan mendapat 15 kali makan dan 1 kali kudapan berat, 6 kali makan, di antaranya diberikan dalam bentuk siap saji. Sedang 9 kali makan lainnya akan diberikan secara fresh meal.
“Setiap maktab di Arafah menyiapkan dapur untuk mengolah fresh meal yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji. Makanan yang dikonsumsi jemaah haji telah melalui proses pemeriksaan untuk menjaga kualitas makanan jemaah, termasuk para lansia,” ucapnya.
Widi mengungkapkan, untuk layanan transportasi jemaah haji ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina, sejak operasional Bus Shalawat berhenti sementara pada 11 Juni 2024 kemarin, seluruh bus akan ditarik pihak pengelola untuk difokuskan pada layanan shuttle Armuzna, mulai dari Makkah, Arafah, Muzdalifah, Mina, dan ke Makkah.
"Usai puncak haji, Bus Shalawat akan kembali dioperasikan untuk melayani jemaah yang akan melaksanakan Thawaf Ifadlah, Thawaf Wada, maupun salat lima waktu di Masjidil Haram," ungkapnya.
Untuk fasilitasi layanan kesehatan jemaah, terang Widi, PPIH menyiapkan klinik kesehatan di Arafah dan Mina lengkap dengan sarana prasarana medis serta kelengkapan pendukung lainnya. Seluruh petugas kesehatan yang berjumlah 287 orang akan dikonsentrasikan melayani jemaah.
Sebanyak 200 petugas kesehatan akan diterjunkan di semua pos kesehatan dan nanti di sepanjang jalur Jamarat. Sementara 87 petugas kesehatan lainnya melayani jemaah di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan membersamai safari wukuf jemaah sakit di Arafah.
Selain itu, layanan kesehatan juga dilakukan petugas kesehatan yang ada di kloter-kloter. Bila ada penyakit yang tidak bisa didatangi di tenda nanti bisa ke pos kesehatan di Mina. Jika di Mina tidak bisa menangani akan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Kemudian, layanan ambulans juga sedang disiapkan, bersiaga untuk jemaah.
"PPIH Arab Saudi juga akan mensafariwukufkan jemaah haji yang sakit dan dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan untuk jemaah sakit saat harinya mesti ke Arafah dan butuh pendampingan. Selain untuk jemaah sakit, fasilitasi safari wukuf juga untuk jemaah lansia non mandiri," katanya.
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Irfan Teguh Pribadi