tirto.id - Veron Ina (25) berencana menjelajah Flores, NTT pada September tahun ini. Jalan-jalan sebagai cara Veron untuk melepas penat dari urusan kuliah maupun pekerjaan. Keseharian sebagai seorang mahasiswi di salah satu sekolah tinggi di Yogyakarta dan penerjemah untuk konten YouTube mengkondisikan dirinya untuk selalu haus dengan liburan.
Kegiatan jalan-jalan tentunya menguras kantongnya dan mengambil porsi pengeluaran yang tak kecil dari total penghasilannya, selain urusan jajan di luar rumah dan pos-pos belanja lainnya.
“Jika tak ada rencana liburan, sekitar 40 sampai 50 persen pendapatan bulanan yang saya dapatkan, saya habiskan untuk makan dan nongkrong di cafe atau restoran. Jumlah itu cukup karena di Yogya masih relatif murah dibanding kota lain,” ujar Veron kepada Tirto.
Baca juga: Selamat Tinggal Generasi Milenial, Selamat Datang Generasi Z
Pengeluaran Veron pada dasarnya tak berbeda dengan pola pengeluaran milenial pada umumnya--milenial adalah mereka yang lahir dalam rentang 1977-1995. Berdasarkan data dari penggunaan kartu kredit Bank of America Merrill Lynch yang dikutip Weforum.org menunjukkan restoran adalah muara terbesar bagi uang milik milenial di Amerika Serikat, sebanyak 23,8 persen pengeluaran milenial untuk makan di restoran.
Pengeluaran milenial di restoran melebihi generasi lainnya seperti generasi X yang hanya mengeluarkan 17,7 persen dan baby boomers 12,8 persen. Sedangkan baby boomers lebih memilih menghabiskan 27,2 persen pengeluarannya untuk membeli bahan makanan.
Survei lain dari Huffington Post pada milenial Asia mendukung laporan Bank of America Merrill Lynch. Menurut laporan tersebut, milenial di Asia lebih sering makan di luar rumah. Pengeluaran milenial untuk makan di luar 10 persen lebih banyak dibandingkan generasi baby boomers. Dalam laporan itu dijelaskan alasan milenial memilih ke restoran pada dasarnya karena milenial menganggap faktor kesehatan dan kualitas bahan makanan salah satu faktor penting.
Baca juga:Masa Pensiun Generasi Milenial
Selain faktor kesehatan atau kualitas bahan makanan, milenial juga memilih tempat makan yang 'fotogenik' serta makanan yang disajikan dengan tampilan yang bagus dan unik. Hal itu tak lepas dari hadirnya media sosial seperti Instagram yang menyisakan banyak promosi tak langsung dari kebiasaan orang yang gemar memotret di tempat makan.
Baca juga:Nasib Milenial di Tengah Pusaran Ketimpangan Ekonomi
Hobi milenial yang sering beraktivitas hingga makan di luar rumah menyebabkan pengeluaran untuk bensin pun tinggi. Data dari penggunaan kartu kredit Bank of America Merrill Lynch, milenial di Amerika menghabiskan 10,8 persen dari pendapatannya untuk bensin sedangkan di sisi lain, baby boomer tampaknya lebih memilih untuk menghabiskan waktu di rumah sehingga pengeluaran untuk bensin hanya sebesar 6,7 persen dari pendapatannya dan menjadi yang paling rendah dibandingkan generasi lainnya.
"Milenial memiliki gaya hidup yang lebih aktif. Mereka jarang di rumah, mereka selalu dalam perjalanan," kata David Weliver, pendiri Money Under 30, sebuah situs keuangan.
Kebiasaan keluar rumah, makan di restoran kemudian juga memengaruhi cara berpakaian atau selera fashion para milenial serta mempengaruhi pergaulan sosialnya. Generasi ini harus menyesuaikan penampilan dan gaya hidup yang tengah populer. Masih dalam laporan Bank of America Merrill Lynch, milenial membelanjakan sekitar 18,5 persen untuk pakaian dan hobi, sedangkan generasi X yang kini berusia di atas 36 tahun juga banyak terpengaruh dengan pola fashion terkini sehingga 16,8 persen pengeluarannya dibelanjakan untuk pakaian dan hobi.
Baca juga:Milenial Tua Versus Milenial Muda
Sedangkan baby boomers yang kini berusia di atas 50 tahun tentu sudah tak begitu memperhatikan penampilan atau fashion terbaru sehingga generasi ini hanya mengeluarkan 11,8 persen untuk pakaian.
Pengeluaran lain kelompok milenial yang cukup menguras dompet yaitu pada barang-barang elektronika. Sekitar 17,7 persen dari pengeluaran milenial berakhir di toko-toko elektronika.
Jika melihat pengeluaran milenial yang tinggi untuk makan di restoran hingga sering membeli pakaian, menunjukkan bahwa milenial banyak mengeluarkan uang pada hal-hal yang sebagian besar yang bersifat jangka pendek, komposisinya mencapai 70 persen. Milenial dianggap lebih memprioritaskan hal-hal jangka pendek dibandingkan yang bersifat jangka panjang.
Survei Go Banking Rates terhadap 5.000 milenial di Amerika Serikat pada 2015. Hasilnya, sekitar 62 persen responden mengatakan hanya memiliki tabungan di bawah 1.000 dolar AS. Pada 2016, Go Banking Rates kembali menanyakan pada 7.000 milenial dan hasilnya tak jauh berbeda hanya naik menjadi 69 persen.
Baca juga:Sepertiga Milenial Membeli Rumah dengan Uang Orang Tua
Semakin bertambahnya usia tentu para milineal harus mulai berpikir lebih bijak dalam mempersiapkan masa depan, caranya dengan mulai berinvestasi dan mengelola keuangan. Bila tak dilakukan, maka bersiap sengsara di masa tua.
Penulis: Yantina Debora
Editor: Suhendra