Menuju konten utama

Kata Basuki soal Cetak Sawah Baru di Lahan Gambut Kalimantan Tengah

Menteri Basuki Hadimuljono mengklarifikasi soal lahan food estate yang akan dibangun di Kalimantan Tengah bukan lahan gambut maupun mencetak sawah baru.

Kata Basuki soal Cetak Sawah Baru di Lahan Gambut Kalimantan Tengah
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berbincang dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono (kiri), Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan), dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (kedua kanan) saat meninjau Proyek Revitalisasi Bangunan Cagar Budaya Pasar Johar di Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12/2019). ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc.

tirto.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa lahan food estate yang akan dibangun di Kalimantan Tengah bukan lahan gambut maupun mencetak sawah baru.

Basuki mengatakan, lahan yang digunakan adalah yang berada di Kuala Kapuas. Lahan ini sebelumnya sudah dikelola sebagai sawah oleh pemerintah lewat proyek lahan gambut satu juta hektar di era Presiden Soeharto.

"Di Kuala Kapuas, di sana ada 164.000 haktare lahan sawah yang sekarang sudah jadi sawah. Bukan berupa gambut, tapi adalah materialnya atau batuan dan tanahnya adalah tanah aluvial di pinggir Sungai Barito," kata Basuki usai rapat dengan Presiden Jokowi, Jumat (29/5/2020).

Proyek lahan gambut 1 juta hektar merupakan program yang digagas Presiden Kedua Soeharto. Proyek ini digelar pada 1995 di Kalimantan Tengah ini disebut-sebut sebagai program ambisius Soeharto yang kala itu demi mengejar swasembada pangan.

Namun proyek tersebut gagal total. Lahan gambut yang ditanami di daerah tersebut tidak cocok dengan padi. Sekitar 15.594 transmigran meninggalkan daerah tersebut.

Selain itu hasil pertanian rusak akibat kerusakan alam dan dampak hidrologi dari proyek tersebut.

Basuki menuturkan, lahan yang digunakan saat ini tidak sepenuhnya digunakan. Ia mengatakan hanya 85 ribu dari 164 ribu hektare yang digunakan untuk penanaman.

"Sisanya, 75.000 mungkin sudah menyemak. Jadi bukan cetak sawah lagi," kata Basuki.

Basuki menerangkan, pengelolaan 164 ribu hektar tersebut akan menggunakan konsep investasi bersama Kementerian BUMN. Pemerintah hanya menyiapkan sarana pendukung untuk pelaksanaan proyek tersebut.

"Pemerintah hanya siapkan prasarananya. Karena ini prasarananya bukan hanya dari Sungai Barito dan Kapuas, juga dapat dilalui dengan jalan darat jadi lebih murah," kata Basuki.

Ia menambahkan, "Pemerintah hanya perbaiki saluran irigasi baik sekunder atau primer. Teknologi olah tanamnya sehingga bisa hasilkan produksi yang lebih baik.”

Pemerintah Jokowi mencanangkan untuk menggarap lahan sawah baru untuk menangani ancaman kelaparan di masa depan. Pemerintah menyepakati untuk menggarap lahan sawah di lahan gambut yang terletak di Kalimantan Tengah seluas 250 ribu hektar.

Namun pemerintah lebih berfokus pengoptimalan penggunaan sekitar 164 ribu hektar yang sudah ada untuk diolah sebagai daerah penanaman baru.

"Kementan sudah siap melakukan penanganan-penanganan khususnya di lahan pengembangan rawa gambut yang khusus untuk rawa gambut itu kami akan berfokus pada 164.000 hektare dulu tahap pertama yang existing yang bisa kita intervensi," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu.

Baca juga artikel terkait CETAK SAWAH atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz