Menuju konten utama

Kasus Perkosaan Menyeret Guru Spiritual ke Penjara

Yang mengaku suci, yang terjerat bui. Ironis.

Kasus Perkosaan Menyeret Guru Spiritual ke Penjara
Baba Ram Rahim Singh. FOTO/Wikimedia Commons

tirto.id - Skandal yang melibatkan pemuka agama atau tokoh spiritual sudah jadi tema klasik di jagat media. Pada 1987, publik Amerika dikejutkan oleh skandal seksual televangelis Jim Bakker dengan sekretaris gerejanya. Kemudian Tony Alamo, pemimpin komunitas Pantekosta Santa Clarita dihukum kurungan penjara akibat mengemplang pajak dan melakukan kejahatan seksual sejak 1994.

Di Korea Selatan, Jung Myung Seok pemuka sekte Providence dijatuhi hukuman penjara karena memperkosa beberapa pengikutnya. Belum lama ini di Indonesia, pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan pornografi bersama Firza Hussein.

Kasus serupa beberapa kali terjadi di India. Setelah pada 2013 Asaram Bapu ditangkap karena pemerkosaan, kasus yang sama menimpa Baba Ram Rahim Singh, seorang guru spiritual dari Distrik Sirsa.

Baca juga: Pria dari Kasta Terendah Jadi Presiden Baru India

Baru-baru ini, sang guru divonis 20 tahun penjara karena tindak kejahatan pemerkosaan terhadap dua murid perempuannya. Hakim Jagdeep Singh memutuskan Baba Ram Rahim Singh bersalah dan memvonisnya hukuman kurungan dan denda.

Baba Ram Rahim Singh adalah pemimpin aliran spiritual Dera Sacha Sauda. Banyaknya jumlah pengikut Singh membuat Singh punya modal politik yang besar. Para politisi berlomba-lomba mencari restunya agar mampu meraih kemenangan saat pemilihan umum. Pemilihan legislatif 2014 di negara bagian Haryana jadi saksi ketika politisi Partai Bharatiya Jannata (BJP) datang ke markas Dera Secha Sauda untuk meminta kemenangan. Hasilnya? Partai BJP pun menang.

Menurut keterangan pengadilan, Baba Ram Rahim Singh telah berperilaku tak senonoh jauh dan karenanya tidak pantas mendapatkan belas kasih. Pihak pengadilan menambahkan tak ada keringanan hukuman untuk Baba Ram Rahim Singh.

Keputusan itu memancing kemarahan para pendukung Baba Ram Rahim Singh. Mereka yang jumlahnya mencapai 200.000 ini menggelar protes berujung kericuhan di sejumlah tempat seperti Panchakula, Delhi, sampai Haryana.

Pemerintah menurunkan 4.000 personel polisi yang diperkuat dengan satuan-satuan militer guna meredam amarah pendukung fanatik Baba Ram Rahim Singh. Sayangnya, para pengikut sang guru tak dapat dikendalikan. Fasilitas umum rusak, 38 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Baca juga: Ketika Sapi Lebih Aman Ketimbang Perempuan di India

Perdana Menteri Narendra Modi melalui akun Twitter miliknya mengecam tindak kekerasan pendukung Baba Ram Rahim Singh serta dan menyerukan masyarakat agar kembali menjaga ketenteraman.

Kasus ini bermula saat murid perempuan Baba Ram Rahim Singh menulis surat kepada politikus Atal Bihari Vajpayee pada 2002. Sang murid mengaku bahwa Baba Ram Rahim Singh telah memperkosa dirinya, meskipun korban awalnya ditekan untuk memberikan pernyataan palsu.

Badan Intelijen India (CBI) pun mulai melakukan penyelidikan. Sebanyak 50 perempuan diperiksa sehubungan dengan dugaan kejahatan Baba Ram Rahim Singh. Dari keseluruhan yang diperiksa, dua di antaranya membenarkan bahwa Baba Ram Rahim Singh telah melakukan pemerkosaan.

Mengutip pernyataan dokter yang menjadi bagian dari tim pemeriksa Baba Ram Rahim Singh, sang guru dinilai terjangkit kecanduan seks. Apabila hasratnya tidak terpenuhi, maka kegelisahan pun muncul. Tak hanya itu, Baba Ram Rahim Singh juga disebut-sebut pernah mengalami ketergantungan alkohol dan narkoba.

Sehubungan dengan kasus Baba Ram Rahim Singh, Akhil Bharatiya Akhara Parishad (ABAP), organisasi keagamaan Hindhu di India, mengeluarkan daftar berisi orang-orang suci palsu dan mengecam tindakan mereka.

ABAP dalam keterangannya juga menghimbau masyarakat untuk mewaspadai pihak-pihak tertentu yang menggunakan simbol dan dalil agama untuk melakukan penipuan.

Selain pemerkosaan, Baba Ram Rahim Singh juga dituduh melakukan pembunuhan terhadap Ram Chander Chhatrapati, wartawan Poora Sacch yang telah mengungkap kebusukan Baba Ram Rahim. Mulanya, kasus pembunuhan Ram Chander ditangani kepolisian. Akan tetapi kasus tersebut dipindahkan ke Badan Intelijen India setelah putra Ram Chander mengajukan petisi ke pengadilan tinggi Punjab dan Haryana.

Bukan Sekadar Guru Spiritual

Baba Ram Rahim Singh dilahirkan pada Agustus 1967 di Desa Gurusar Modiya, Rajasthan. Pada usia tujuh tahun, Ram Rahim diboyong Shah Satnam Singh Maharaj, pendahulunya di Dera Secha Sauda, ke Distrik Sirsa. Konon katanya, Shah Satnam Singh Maharaj terpukau oleh aura spiritual yang dipancarkan Ram Rahim.

Ketika usianya 23 tahun, Ram Rahim diangkat menjadi pimpinan Dera Secha Sauda. Seiring waktu, Ram Rahim menjadi pemimpin yang disegani. Karismanya membuat orang berbondong-bondong jadi pengikut. Jumlah pengikut Dera Secha Sauda mencapai 60 juta orang.

Dera Secha Sauda merupakan sekte yang berdiri sejak tahun 1948. Dalam kegiatannya, Dera Secha Sauda bergerak tanpa membeda-bedakan agama. Ia, Dera Secha Sauda, berfokus pada mengkampanyekan kampanye gaya hidup sehat dengan jalan vegetarian serta menolak konsumsi alkohol dan narkoba.

Lambat laun, Baba Ram Rahim Singh mulai mencitrakan dirinya lebih dari seorang guru spiritual. Bagi Baba Ram Rahim Singh, dirinya adalah seniman, filantropis, pecinta lingkungan, sutradara film, penulis, hingga rockstar.

Baca juga: Gulabi Gang: Pentungan Bambu untuk Pelaku Perkosaan

Infografik Baba ram rahim singh

Realisasi atas pencitraan dirinya mulai diwujudkan satu per satu. Baba Ram Rahim Singh telah membangun tiga rumah sakit dan 13 institusi pendidikan. Selain itu, pada 2011 Baba Ram Rahim Singh memprakarsai pembangunan saluran sanitasi di New Delhi.

Untuk ukuran guru spiritual, capaian kuantitas berkarya Baba Ram Rahim Singh juga tak tanggung-tanggung. Sejak tahun 2012, sudah 12 buah album musik dihasilkan. Di samping itu, Baba Ram Rahim Singh juga merilis lima buah film, salah satunya berjudul mencolok: The Messenger of God (Utusan Tuhan).

Sebagai seorang yang dianggap suci dan spiritual, Baba Ram Rahim Singh pernah dituduh melecehkan umat Sikh dengan mengenakan pakaian layaknya pimpinan spiritual Sikh, Guru Gobind Singh pada 2007 lalu. Konflik antara Sikh dan Dera Secha Sauda sempat mendidih dalam pada 2008. Di lain sisi, tuntutan yang diajukan pada Baba Ram Rahim Singh atas dugaan sentimen Sikh dibatalkan pengadilan Sirsa pada 2009 dan pengadilan Bathinda lima tahun setelahnya.

Pemberitaan mengenai Baba Ram Rahim Singh yang begitu massif memicu berbagai macam respons. Anurag Tripathi, jurnalis investigasi mengatakan bahwa orang sulit membicarakan Baba Ram Rahim Singh tanpa menyebut pembunuhan dan pemerkosaan. Akan tetapi, masyarakat seolah tak tak ambil pusing dengan hal itu.

Analis media Vineet Kumar menyatakan, wajar apabila seseorang yang memiliki pengaruh besar mengundang pemberitaan. Pada dasarnya, menurut Kumar, Baba Ram Rahim Singh adalah sumber keuntungan yang terus digali media arus utama.

Sementara kolumnis FirstPost Srinivas Prasad menjelaskan, massifnya pemberitaan tentang Baba Ram Rahim Singh membuktikan kurangnya pengawasan dari editor. Para editor merasa takut kehilangan pembaca potensial.

Satu hal yang jelas. Tertangkapnya Baba Ram Rahim Singh dalam kasus pemerkosaan membuktikan bahwa pelbagai fenomena tentang dirinya hanyalah penutup dari sisi manusianya yang, mengutip ungkapan hakim Jadgeep Singh, seperti binatang liar.

Baca juga artikel terkait INDIA atau tulisan lainnya dari M Faisal

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: M Faisal
Penulis: M Faisal
Editor: Windu Jusuf