Menuju konten utama

Kasus Jawa-Bali Melonjak, Jakarta Berpotensi Naik Level Asesmen

Luhut tak memungkiri pemerintah akan menaikkan asesmen wilayah Jakarta mengingat Jawa-Bali mengalami kenaikan dan mendominasi kenaikan kasus se-Indonesia.

Kasus Jawa-Bali Melonjak, Jakarta Berpotensi Naik Level Asesmen
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/hp.

tirto.id - Pemerintah mencatat kenaikan kasus COVID di wilayah aglomerasi Jabodetabek. Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan, kasus COVID-19 di Jawa-Bali mengalami kenaikan dan mendominasi kenaikan kasus se-Indonesia. Pemerintah mencatat kenaikan masih berkutat di wilayah Jabodetabek meski beberapa wilayah Jawa-Bali memasuki asesmen level 1. Ia tidak memungkiri pemerintah akan menaikkan asesmen wilayah Jakarta.

"Dari sisi level PPKM, terjadi peningkatan jumlah kabupaten kota yang masuk ke level 1. Teater perang pandemi kian terjadi di DKI Jakarta menyebabkan asesmen situasi Provinsi tersebut bisa mungkin berubah," kata Luhut dalam konferensi pers daring, Senin.

Akan tetapi, Luhut memastikan bahwa penanganan COVID di Jakarta akan berhubungan dengan wilayah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi. Oleh karena itu asesmen level akan berbasis aglomerasi serta ketentuan level akan disampaikan lewat Inmendagri terbaru.

"Pemerintah secara konsisten memberlakukan DKI sebagai salah satu kesatuan aglomerasi Jabodetabek. Secara aglomerasi Jabodetabek saat ini masih pada level 2. Rincian level ppkm dapat dilihat di inmendagri yang terbit hari ini," kata Luhut.

Di sisi lain, Luhut juga mengatakan bahwa transmisi penularan COVID tidak lagi berkutat pada pelaku perjalanan luar negeri, tetapi mulai pada transmisi lokal.

"Kasus yang disebabkan oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri sudah berada di bawah 10 persen dari total kasus nasional. Dari sini dapat disimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya," kata Luhut.

Luhut pun mengaku pemerintah mengawasi tren positivity rate Indonesia. Ia mengaku angka keseluruhan positivity rate keseluruhan, PCR dan antigen, positivity rate masih di bawah WHO yakni 5 persen, tetapi positivity rate PCR terus meningkat dan sudah mencapai hampir 9 persen.

Namun pemerintah memastikan penanganan pandemi tetap terkendali. Ia mengatakan jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah, bahkan lebih dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak Delta. Kemudian BOR Indonesia belum mengalami angka mengkhawatirkan 60 persen meski angka reproduksi efektif Jawa sudah mencapai angka 1 dan Bali lebih dari 1.

"Namun sekali lagi kita tidak perlu jumawa dalam hal ini tetapi kita tetap harus disiplin. Kata kunci kita adalah disiplin," tegas Luhut.

Di sisi lain, Pemerintah memastikan kasus COVID akan terus meningkat. Namun proyeksi kenaikan kasus di Jakarta berbeda dengan kasus Afrika Selatan. Hal tersebut dipengaruhi angka vaksinasi yang tinggi serta penerapan kewajiban check-in lewat aplikasi PeduliLindungi. Oleh karena itu, pemerintah akan terus menggenjot vaksinasi.

"Untuk itu, tingkat vaksinasi umum dan lansia di Jawa Bali terus kami tingkatkan sehingga saat ini pada posisi yang tinggi 91% untuk dosis 1 umum dan 75% untuk dosis 1 lansia. Selain itu vaksinasi Dosis 1 dan Dosis 2 anak di Jawa Bali juga meningkat dengan cepat. Tingkat vaksinasi dosis 1 anak di Jawa Bali telah mencapai 69% dan dosis 2 juga sudah mulai meningkat," kata Luhut.

Baca juga artikel terkait CORONA DI INDONESIA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri