tirto.id - Usai ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon, kasus positif Corona atau COVID-19 dilaporkan meningkat. Penambahan kasus di Beirut, per 6 Agustus, terdapat 24 kasus baru terjangkit Corona. Di antaranya terdiri dari 1 warga asing dan 23 warga lokal.
Sedangkan penambahan secara nasional di Lebanon, terdapat 255 kasus terjangkit Corona, per 6 Agustus. Berdasarkan data worldometers.info dan covid19.who.int, ini adalah penambahan kasus harian tertinggi di Lebanon, sejak 21 Februari 2020. Kementerian Kesehatan Lebanon menyatakan, total kasus terjangkit Corona di Lebanon kini, 5.672 kasus.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khawatir pengungsian akibat ledakan besar di Beirut, Lebanon, mempercepat penyebaran virus Corona atau COVID-19. Kekhawatiran itu disampaikan perwakilan WHO untuk Lebanon, Iman Shankiti.
“Pengungsian dengan banyak orang berisiko mempercepat penyebaran COVID-19 dan berjangkitnya penyakit lain, termasuk penyakit pernapasan dan penyakit yang ditularkan melalui air,” kata Iman, dikutip dari laman resmi WHO untuk Mediterania Timur.
WHO sangat prihatin dengan beban rumah sakit, kapasitas tenaga kesehatan, kurangnya pasokan obat-obatan dan alat medis, serta dampak kesehatan terhadap masyarakat dari asap kimia akibat ledakan di Beirut.
Rumah sakit di Beirut pun kewalahan usai ledakan besar, apalagi kasus COVID-19 kembali melonjak di sana. Hal itu dikonfirmasi manajer umum Rumah Sakit Universitas Rafik Hariri Beirut, Firass Abiad, lewat akun twitter-nya pada Kamis (6/8/2020).
"Singkatnya, kasus COVID-19 sedang meningkat dan akan lebih sulit dikendalikan setelah apa yang terjadi (ledakan di Beirut)," kata Firass Abiad.
Editor: Dieqy Hasbi Widhana