tirto.id - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul belum berencana menutup pasar hewan sebagai tindak lanjut temuan antraks di Padukuhan Jati, Kalurahan (Desa) Candirejo, Kapanewon (Kecamatan) Semanu.
Meski begitu, Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan pemerintah memperketat lalu lintas hewan ternak di pasar hewan untuk mencegah penyebaran antraks.
"Penyebaran penyakit antraks di Paduhan Jati, Candirejo, tidak mempengaruhi aktivitas jual beli di pasar hewan di Gunungkidul. Sampai saat ini, pasar hewan tetap buka seperti biasa," kata Kelik di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (13/7/2023).
Kelik mengatakan Dinas Perdagangan Gunungkidul belum mendapat perintah untuk melakukan penutupan pasar hewan. Salah satu pasar hewan yang masih tetap buka adalah Pasar Hewan Munggi. Lokasi pasar tersebut terletak dalam satu kapanewon, yakni Kapanewon Semanu.
“Masih tetap buka karena tidak ada instruksi untuk ditutup. Ini termasuk Pasar Munggi yang lokasinya masih satu kapanewon dengan lokasi penemuan antraks di Semanu, tetap buka,” katanya.
Meski demikian, Kelik memastikan ada pengetatan laju keluar masuk hewan ternak di pasar. Upaya itu dilakukan dengan memeriksa kondisi kesehatan hewan ternak.
“Teknisnya oleh petugas dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan di setiap pasar ada yang memeriksa,” katanya.
Kelik mencatat penurunan aktivitas jual beli hewan ternak di Gunungkidul. Namun ia belum bisa memastikan hal ini karena terdampak kasus antraks.
Menurut Kelik, penurunan jual beli sudah menjadi hal yang biasa setelah Iduladha.
"Setiap tahun setelah Hari Raya Kurban penjualan akan menurun. Kebetulan sekarang ada penyebaran antraks, jadi belum bisa dipastikan apa penyebab penurunan saat ini,” katanya.
Dalam keterangan terpisah, Bupati Gunungkidul Sunaryanta belum menetapkan status kejadian Luar Biasa (KLB) antraks. Ia mengatakan status itu belum ditetapkan karena mempertimbangkan dampak dari kebijakan tersebut akan memukul kondisi perekonomian masyarakat.
"Jadi harus dipertimbangkan matang-matang sehingga belum menetapkan KLB,” kata Sunaryanta.
Sunaryanta juga memastikan kasus antraks sudah terkendali. Hal ini terlihat dari penanganan terhadap pasien maupun hewan ternak milik warga yang sudah mulai mendapatkan vaksinasi.
"Sudah terkendali dan kondisi di masyarakat juga seperti biasa sebelum ada kasus. Untuk pencegahan juga terus dilakukan sosialisasi di masyarakat,” katanya.
Editor: Gilang Ramadhan