Menuju konten utama

Kapan Waktu yang Tepat Membaca Takbir atau Takbiran Idul Fitri

Waktu takbiran Idul Fitri sesuai sunnah dimulai sejak malam 1 Syawal hingga imam naik mimbar untuk khutbah. Simak dalil dan penjelasan ulama di sini!

Kapan Waktu yang Tepat Membaca Takbir atau Takbiran Idul Fitri
Sejumlah anak muda menaiki atap bus dalam takbir keliling menyambut perayaan Hari Raya Idul Fitri 1440 H di sekitar kawasan Tanah Abang, Jakarta pada Selasa (4/6/19). tirto.id/Hafitz Maulana

tirto.id - Waktu takbiran Idul Fitri menjadi momen yang dinanti umat Muslim di penghujung Ramadhan. Lantunan takbir yang menggema menandakan bahwa hari raya kemenangan, Idul Fitri, akan segera tiba.

Hal ini juga sering menimbulkan pertanyaan mengenai kapan waktu takbiran Idul Fitri sesuai sunnah dan ajaran Islam?

Selain itu, beberapa pertanyaan lain yang sering muncul adalah berapa hari takbiran Idul Fitri atau batas mengumandangkan takbir ketika Idul Fitri setelah sholat?

Artikel ini akan mengupas tuntas panduan waktu takbiran Idul Fitri sesuai sunnah serta dalil yang mendasarinya.

PAWAI OBOR SAMBUT IDUL FITRI

Sejumlah anak mengikuti pawai obor di Komplek Grand Cinunuk Indah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (12/5/2021). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/foc.

Kapan Waktu yang Tepat Membaca Takbir atau Takbiran Idul Fitri?

Takbiran Idul Fitri telah menjadi tradisi yang dijalankan oleh umat Islam di Indonesia dengan beragam cara, mulai dari kumandang takbir di masjid hingga pawai takbiran yang meriah.

Dalam pelaksanaannya, waktu takbiran Idul Fitri sesuai sunnah tetap diutamakan, yaitu sejak malam 1 Syawal hingga selesai sholat Idul Fitri dilaksanakan.

Hal ini berdasakan firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 185:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Wa litukmilul ‘iddata wa litukabbirullāha ‘alā mā hadākum wa la’allakum tasykurụn.

Artinya: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya (puasa) dan mengagungkan Allah (bertakbir) atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Baqarah: 185).

Selain itu, hadits riwayat Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (5621) menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengumandangkan takbir sejak keluar rumah menuju lapangan untuk sholat Ied.

Kemudian Rasulullah SAW tetap bertakbir hingga sholat Idul Fitri selesai. Setelah menyelesaikan sholat, Rasulullah SAW menghentikan takbir.

Dalam riwayat yang lain, disebutkan dari hadits riwayat Al Faryabi dalam Ahkam al Idain, dari Nafi:

"Dulu Ibn Umar bertakbir pada hari ied (ketika keluar rumah) sampai beliau tiba di lapangan. Beliau tetap melanjutkan takbir hingga imam datang." (HR. Al Faryabi)

Dengan demikian waktu takbiran Idul Fitri sesuai sunnah dimulai pada malam hari raya hingga pelaksanaan sholat.

MALAM TAKBIR BOGOR

Sejumlah anak merayakan malam takbir dengan memukul bedug di Jalan Raya Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (14/6/2018). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya

Berapa Hari Takbiran Idul Fitri?

Pertanyaan mengenai berapa hari takbiran Idul Fitri sering muncul menjelang akhir bulan Ramadhan. Dalam riwayat Umar dan Ibnu Mas'ud, takbir hari raya berbunyi:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ

Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illa Allah wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd.

Artinya: "Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, dan segala puji bagi Allah."

Sebenarnya tidak ada ketentuan khusus dalam Islam yang membatasi berapa hari takbiran Idul Fitri harus dilakukan.

Namun, menurut mayoritas para ulama, takbiran Idul Fitri tergolong dalam takbir mursal, yakni takbir yang waktunya tidak mengacu pada waktu sholat, atau tidak harus dibaca oleh seseorang setiap usai menjalankan ibadah sholat, baik fardhu maupun sunnah.

Dilansir dari laman NU Jabar, takbir mursal ini sunnah dilakukan setiap waktu, di mana pun, dan dalam keadaan apa pun. Baik lelaki maupun perempuan sama-sama dianjurkan melantunkan takbir, baik saat di rumah, bepergian, di jalan, masjid, pasar, dan seterusnya.

Secara syar'i, takbir Idul Fitri sesuai sunnah hanya dilakukan pada malam 1 Syawal hingga setelah sholat Ied. Tidak ada ketentuan untuk mengumandangkannya sebelum atau sesudahnya.

Mayoritas para ulama menegaskan bahwa takbir Idul Fitri sebaiknya dilakukan setelah Maghrib dan berakhir usai sholat Ied. Hal ini juga sejalan dengan hadis riwayat Ad-Daruquthni:

عن ابن عمر رضي الله عنهما: أنَّه كان إذا غدا يومَ الفطرِ ويومَ الأضحى يجهرُ بالتكبيرِ حتى يأتيَ المُصلى، ثم يكبِّر حتى يأتيَ الإمام

‘An Ibn ‘Umar raḍiyallāhu ‘anhumā: annahu kāna idzā ghadā yauma al-fiṭri wa yauma al-aḍḥā yajharu bi al-takbīri ḥattā ya’tiya al-muṣallā, tsumma yukabbiru ḥattā ya’tiya al-imām.

"Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa beliau (Ibnu Umar) ketika keluar menuju tempat shalat pada hari Idul Fitri dan Idul Adha, beliau bertakbir hingga sampai ke tempat shalat dan terus bertakbir hingga imam datang." (HR. Al-Faryabi dalam Ahkam Al-‘Idain)

Dengan demikian, takbiran Idul Fitri berapa hari tidak berlaku, karena hanya dilaksanakan dalam rentang waktu yang singkat, yakni pada malam 1 Syawal hingga sholat Ied.

PAWAI OBOR MALAM TAKBIRAN DI PADANGPARIAMAN

Sejumlah anak-anak mengikuti pawai obor keliling di Perumahan Abi Singgalang, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, Jumat (8/7/2022). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.

Batas Takbiran Idul Fitri

Tradisi takbiran Idul Fitri menjadi momen yang dinanti-nanti umat Islam sebagai ungkapan syukur setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa.

Namun, sering muncul pertanyaan mengenai batas takbiran Idul Fitri dan kapan waktu yang tepat untuk mengakhirinya.

Dalam Islam, terdapat perbedaan antara takbir pada Idul Fitri dan Idul Adha, terutama dalam hal durasi dan waktu pelaksanaannya.

Mayoritas ulama (jumhur) dari berbagai mazhab, termasuk Mazhab Syafi'i, Maliki, Hanbali, dan Hanafi, sepakat bahwa waktu takbiran Idul Fitri sesuai sunnah dimulai sejak tenggelamnya matahari pada malam 1 Syawal hingga imam naik mimbar untuk menyampaikan khutbah shalat Idul Fitri.

Setelah khutbah selesai, batas mengumandangkan takbir ketika Idul Fitri setelah itu tidak lagi dianjurkan. Hal ini berbeda dengan takbir Idul Adha yang memiliki waktu lebih panjang.

Dalil yang menjadi acuan adalah riwayat Ibnu Majah:

إِنَّ التَّكْبِيرَ إِذَا صَعِدَ الإِمَامُ الْمِنْبَرَ يَوْمَ الْعِيدِ فَقَدْ انْقَطَعَ التَّكْبِيرُ

Innat takbīra iżā ṣa’idal imāmul minbara yaumal ‘īdi faqad anqaṭa’at takbīr.

Artinya: “Sesungguhnya takbir (hari raya) terputus ketika imam naik mimbar pada hari Id.”

Dengan demikian, batas mengumandangkan takbir ketika Idul Fitri setelah imam memulai khutbah menjadi patokan utama.

Umat Islam disunnahkan memaksimalkan waktu takbiran Idul Fitri sesuai sunnah pada rentang Maghrib hingga shalat Id, tanpa memperpanjang hingga hari-hari berikutnya.

Memahami waktu takbiran Idul Fitri serta batas takbiran Idul Fitri penting agar ibadah tetap sesuai tuntunan Nabi SAW. Meski semangat menyambut hari raya tinggi, mengikuti ketentuan syar’i seperti berapa hari takbiran Idul Fitri akan memperkuat nilai spiritual di hari kemenangan ini. Semoga takbir kita diterima sebagai bentuk syukur atas nikmat Ramadhan.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2025 atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Edusains
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Robiatul Kamelia & Lucia Dianawuri