tirto.id - Kekhasan Idul Fitri adalah ucapan takbir yang menggema sejak malam hari saat masuknya 1 Syawal. Dari masjid ke masjid melakukan takbiran dan dilanjut shalat id keesokan paginya. Idulfitri menjadi tanda kembalinya umat muslim berbuka setelah satu bulan lamanya melaksanakan puasa wajib Ramadan.
Dilansir laman Al Munawwar, takbir dapat dibagi menjadi takbir mursal dan takbir muqayyad.
Takbir mursal adalah takbir yang waktunya tidak mengacu waktu shalat. Artinya, takbir tersebut tidak mesti dibaca usai menjalankan ibadah shalat fardhu atau sunnah.
Takbir ini meliputi pula takbir Idulfitri dan Iduladha. Pelaksanaan takbir mursal dilakukan dari matahari terbenam pada malam Hari Raya Idul Fitri, sampai imam berada dalam gerakan takbiratul ihram pada shalat Ied.
Takbir muqayyad yaitu takbir yang pelaksanaannya mempunyai waktu khusus yaitu mengiringi shalat, dibaca setelah shalat baik fardhu atau sunnah. Termasuk dalam takbir ini adalah takbir usai shalat subuh pada 9 Dzulhijjah atau hari Arafah, sampai ashar di akhir hari Tasriq atau 13 Dzulhijjah
Lafal takbir Idulfitri
Takbir Idulfitri (termasuk Iduladha) memiliki ucapan yang khas. Takbir ini disunnahkan dibaca dari saat umat muslim masih di rumah sampai datang ke tempat shalat id. Berikut lafal dan artinya sebagaimana dikutip dari laman NU online:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar. Lā ilāha illallāhu wallāhu akbar. Allāhu akbar wa lillāhil hamdu.
Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Segala puji bagi-Nya.”
Di samping lafal takbir tersebut di atas, dapat pula dilakukan takbir dan ditambahkan dengan zikir lain. Takbir dilafalkan tiga kali menurut penjelasan Imam An-Nawawi dalam Kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab:
اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ
Allāhu akbar, Allāhu akbar, Allāhu akbar.
Artinya, “Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar.”
Selanjutnya, takbir dapat diikuti dengan zikir yang diucapkan Nabi Muhammad shallallahu alaihi wassalam di bukit Shafa menurut riwayat Muslim, yaitu:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ
Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na‘budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa‘dah, wa nashara ‘abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.
Artinya, “Allah Maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar.”
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Yulaika Ramadhani